x

Iklan

Parliza Hendrawan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Icip-icip Sambal Salai Ikan Khas Supat Muba

Memanfaatkan berkah alam, warga desa supat memanfaatkan ikan sebagai peluang usaha ikan salai dan samba salai

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

IKAN atau iwak dalam bahasa setempat tidak terlalu sulit dicari. Lauk pelengkap makan besar itu bisa didapat oleh warga yang tinggal di Musi Banyuasin (MUBA) dan Sumatera Selatan umumnya dari Sungai Musi dan ratusan anak sungai lainnya. Bahkan saat ini beberapa jenis tertentu ikan juga dengan mudah didapat dari para petambak di kampung-kampung. Inilah dianggan sebagai peluang usaha rumahan yang dimanfaatkan oleh ibu rumah tangga di desa Supat, kecamatan Babat Supat, Muba.

Tidak lama lagi, hari raya idul fitri akan segera tiba. Dihari yang penuh makna itu kurang rasanya bila tidak dilengkapi dengan suguhan ketupat atau lontong, opor ayam serta makanan berat lainnya yang menggugah selera. Suguhan tersebut akan semakin lengkap bila ditambahkan sedikit Sambal Salai Ikan khas desa Supat, Kecamatan Babat Supat, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Ada aneka rasa menyatu padu dalam satu kemasan botol kecil yang dibuat tanpa bahan pengawet serta tidak pula menggunakan penyedap rasa pabrikkan.

Ibu Wati, pengrajin Sambal Salai dari desa Supat mengatakan ia bersama 6 teman lainnya dalam kelompok “Aroma” sebelumnya hanya coba-coba untuk memanfaatkan ikan hasil tangkapan suami mereka yang sering membusuk tanpa bisa termakan semuanya. Awalnya mereka hanya menjadikan ikan khas sungai Musi itu seperti Baung dan Lais untuk dijadikan pindang dan ikan asap atau ikan salai. Namun lama kelamaan mereka menjadi bosan menikmati santapan yang sama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Melihat kenyataan itulah,bersama Pembina mereka mencoba untuk mengembangkannya menjadi Sambal yang bisa dikonsumsi oleh banyak lidah termasuk pendatang dari luar daerah. Belakangan Sambal Salai juga bisa menggunakan ikan Gabus dan ikan Patin. Usaha mereka ber-eksperimen selama setahun membuahkan hasil yang tidak kalah sedap dengan sambal dari luar daerah. Kini Sambal Salai kemasan botol isi 250g dengan harga 45 ribu sudah menjadi oleh-oleh khas daerah tersebut. Menemukannya juga tidak sulit lagi karena sudah dipasarkan di warung-warung di desa tetangga hingga minimarket di sejumlah daerah termasuk kota Palembang dan Sekayu. “Sangat pas buat oleh-oleh karena bisa tahan tiga bulan,” kata Wati, Rabu, 21 Juni 2017.

Heltala, pengrajin lainnya dari kelompok “Aroma” menambahkan penyuka Sambal Salai Ikan akan menikmati sensasi rasa pedas, asam, gurih dalam satu sendok sambal. Karena sambal tersebut dibuat dengan bumbu-bumbu yang ada disekitar rumah mereka seperti Cabai, Bawang Merah, Bawang Putih, daun jeruk, dan asam kandis. Bumbu dapur ini ditumbuk hingga halus sampai menghasilkan aroma khas. Kemudian bumbu yang telah menyatu tadi dicampurkan dengan ikan salai atau ikan asap yang telah disuir-suir untuk selanjutnya dimasukkan kedalam minyak panas hingga menemukan aroma khas. “Kami tidak pernah pakai pengawet dan mecin,” katanya.  

Sebelumnya Adjie Suryaningrat, menejer CSR Conocophilips menjelaskan “Aroma” merupakan binaan mereka yang berpotensi untuk maju karena ibu-ibu tersebut sangat telaten dan pantang menyerah. Sebelum dipasarkan, Sambal Salai dan produk lainnya harus melewati ujian berkali-kali untuk standarisasi rasa dan daya tahan produk. Alhasil, kini sambal Salai menjadi salah satu primadona oleh-oleh khas Musi Banyuasin (Muba). “SEA Games nanti akan tingkatkan produksi untuk dipasarkan bagi kalangan atlet dari berbagai Negara,” katanya.

Bagi pemudik yang melewati jalan lintas timur sumatera baik dari arah Jambi maupun dari arah Lampung tidak salah untuk mampir di desa Supat, Kecamatan Babat Supat. Di desa tersebut juga tidak hanya memproduksi sambal akan tetapi penduduk disana juga memproduksi dan menjual olahan pisang Bekaran seperti keripik pisang aneka rasa. Menjelang musim pulang kampung ini, pengrajin setempat telah menyiapkan stok yang banyak untuk memenuhi kebutuhan pendatang dan warga setempat.  (pharliza@gmail.com)

Ikuti tulisan menarik Parliza Hendrawan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu