x

Iklan

cheta nilawaty

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Detektif Partikelir, Perilaku Lucu Masyarakat Urban Jakarta

Banyak dialog lucu yang justru menyindir dan mengkritik kebiasaan masyarakat urban Jakarta

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Adegan dimulai dengan kejar-kejaran dan pertarungan di atas atap bus Transjakarta antara Komika Panji Pragiwaksono danpara pengejarnya. Mungkin bila divisualisasikan adegan pertarungan ini mirip James Bond di sekuel Skyfall. Seru, menarik sekaligus dibumbui sedikit humor. Tapi, film Panji yang berjudul Detektif Partikelir ini memang murni film komedi dibandingkan sebagai film action.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Film yang akan ditayangkan di bioskop 5 April mendatang ini mengusung cerita pengintaian seorang detektif swasta bernama Adri (Panji Pragiwaksono). Ia biasa disewa kliennya untuk mengintai perselingkuhan dalam rumah tangga. Tapi di kasus terakhir, Adri malah terlibat jauh lagi,  menjadi saksi peredaran narkoba berbahaya bernama rantau.

 

Kelucuan film ini terletak pada kelihaian Panji menangkap fenomena umum yang awam terjadi di masyarakat urban Jakarta ke dalam dialog-dialo film. Misalnya, saat adegan Adri kabur karena pengintaiannya terbongkar. Detektif ini memilih moda transportasi ojek online. Di waktu yang terburu-buru itu, sempat-sempatnyadriver ojek menwarkan masker sebelum berangkat.

 

Banyak juga dialog lucu dalam film yang justru mengkritik gaya hidup instan masyarakat urban Jakarta. Misalnya ketergantungan pada ojek online sampai ke urusan perut. Panji berhasil menggambarkan betapa malasnya karyawan kantoran di Jakarta untuk berpanas-panasan jalan kaki ke luar kantor mencari makan. Akhirnya mereka mencarinya melalui jasa pengiriman makanan yang disediakan ojek online.

 

Ada pula sosok pendekar yang  jago beladiri, dan selalu membela Adri di dalam keadaan genting bernama  Mas Yudi. Setiap kemunculannya selalu diikuti lagu Java Jive berjudul Gerangan Cinta. Lagu itu semacam soundtrack pengiring adegan ketika Mas Yudi merobohkan lawan-lawan Adri. Tak lupa, setiap selesai membereskan urusannya Mas Yudi selalu menutup dengan kata-kata klise ala jagoan, “Maaf saya datang terlambat”.

 

Film komedi ini juga banyak memunculkan cameo sosok selebritis terkenal, yang tidak penting, tapi kemunculannya menarik perhatian. Ada Farah Quin yang menjadi salah satu klien Adri yang suaminya berselingkuh. Atau sosok Gading Martin yang menjadi pelawak dengan nama Roy Tarmin – bila dibolak-balik sebenarnya roy Martin, ayah Gading Martin dalam kehidupan sebenarnya. Walau terkesan tidak penting, keberadaan para cameo ini justru menyegarkan cerita .

 

Yang paling oke di dalam film komedi ini adalah pesan anti narkoba yang dimunculkan pada akhir film. Secara tersirat, Panji Pragiwaksono menggambarkan sosok pecandu narkoba yang justru berada di dalam diri sehabat Adri yang bernama Zaka. Di film ini pula banyak cerita-cerita tentang penyamaran yang lucu dan sering dilakukan beberapa profesi seperti polisi atau wartawan.

Ikuti tulisan menarik cheta nilawaty lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler