x

Iklan

Parliza Hendrawan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Natal, Banser dan Bendera yang Sangit

VIDEO pembakaran bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid viral di media sosial.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

VIDEO pembakaran bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid viral di media sosial. Pembakaran itu diduga dilakukan oleh oknum anggota Banser. Gambar dan teksnya juga ada dimana-mana sehingga saya tertarik untuk mengenal Banser lebih jauh. Sebelumnya saya menduga Banser tidak ada hubungan sama sekali dengan organisasi ke Islaman. Kebetulan saya bukan warga NU yang disebut sebagai induknya Banser. Dari itu saya melakukan riset kecil-kecilan agar tak gagal paham soal Banser yang sekarang ini dikesankan bringas, dan hanya peduli serta toleran terhadap kawan-kawan non muslim.

Google cukup membantu. Di laman wikipedia diketahui Banser sebagai Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama yang merupakan badan otonom NU dari GP Ansor. Bertugas dalam pengamanan, menjalankan misi kemanusiaan di berbagai daerah di Indonesia. Usai mendapati perihal kepanjangan Banser, penelusuran saya teruskan untuk mencari peran sosial kemasyarakatan Banser. Hasilnya saya temui bahwa Banser bukanla sembarang organisasi yang layak dibubarkan lantaran membakar bendera tauhid.

Di pelbagai daerah, Banser dikenal begitu toleran terhadap umat non muslim. Mereka begitu antusias menjaga gereja ketika umat nasrani menjalani misa natal misalnya. Berpanas-panasan, kehujanan bahkan menjadi sasaran teror bom tidak pernah mereka hiraukan. Hal itu bisa jadi sebagai salah satu bentuk komitmen mereka dalam bersatu diantara perbedaan dan keberagaman. Saya meyakini niat baik itu juga Banser lakukan untuk dulur mereka sesama muslim. Tapi ketika Banser membakar bendera tauhid yang tidak lain merupakan salah satu iconnya umat Islam, sudah barang tentu pula saya kecewa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Masih soal kepedulian Banser terhadap sanak dulur kita nasrani. Mengutip laman berita bbc.com, terbit 25 Desember 2017, saya menemukan judul berita Natal: Banser NU yang menjaga gereja-gereja Indonesia dan 'dikafir-kafirkan'. Tidak tanggung-tanggung, bbc.com menggambarkan sekitar dua juta personil Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama dari Gerakan Pemuda Ansor tahun ini dikerahkan untuk menjaga gereja-gereja selama perayaan Natal di Indonesia, yang dianggap 'kafir' oleh sejumlah kelompok Muslim. Tidak hanya di kota-kota besar di pulau jawa ternyata ketangguhan Banser telah teruji di bagian timur Indonesia. Bahkan, Banser berjilbab ikut serta amankan malam Natal di Gereja Katedral Jakarta sebagaimana dilansir merdeka.com setahun lalu.

Umat muslim terlanjur kecewa atas sikap Banser. Media ternama lainnya www.tempo co memberitakan bahwa jejaring media sosial Twitter diramaikan oleh tagar #BubarkanBanser dan #KompakDamaiIndonesiaku. Lewat judul: Orang Berseragam Banser NU Bakar Bendera Picu #BubarkanBanser, tempo menjabarkan pascapembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid di Garut, dua tagar itu ramai diperbincangkan pagi ini, Selasa, 23 Oktober 2018. Tapi saya tidak sependapat bila secepat itu Banser dibubarkan sebagaimana HTI. Saya berkeyakinan belum saatnya Banser dibubarkan alias ditenggelamkan karena Natal tidak lama lagi.

Tentu kita berharap Banser dapat kembali menjaga gereja agar umat bisa khusuk beribadah. Berila mereka kata maaf untuk kali ini meskipun kata itu sepertinya berat diucapkan. Tokoh sekelas Ketua Umum Gerakan Pemuda atau GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas pun belum berani meminta maaf atas kesalahan anak buahnya. Saya meyakini masih banyak kader Banser yang berbudi baik. Nantinya tidak hanya gereja yang akan mereka amankan akan tetapi bendera tauhid juga akan mereka jaga dari jilatan api. Ceramah dan mejelis yang dihadiri oleh ustadz Abdul Somad sekalipun dijamin aman tanpa ada aksi main usir.

Video pembakaran bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid viral di media sosial. Pembakaran itu diduga dilakukan oleh oknum anggota Banser di Alun-alun Limbangan, Garut pada perayaan Hari Santri Nasional, Senin (22/10). laman jpnn.com merilis: dalam video yang beredar dengan durasi dua menit itu, tampak orang yang memakai seragam Banser membakar bendera berwarna hitam yang bertuliskan aksara arab. Sejumlah orang juga berteriak dan meminta bendera tersebut dibakar sampai habis. Tampak juga seseorang memakai kaus hitam bertuliskan Banser Garut. (pharliza@gmail.com)

Ikuti tulisan menarik Parliza Hendrawan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu