x

Iklan

haifa silitonga

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 6 Mei 2019

Senin, 6 Mei 2019 19:14 WIB

Melirik Potensi Buah Nanas

SEBAGAI salah satu komoditas ekspor unggulan, nanas kita terus merambah pasar dunia. Ini dibuktikan dengan peningkatan volume ekspor nanas tiap tahunnya, baik dalam bentuk produk olahan maupun buah segar.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Melirik Potensi Nanas
Oleh Haifa Victoria Silitonga*)

SEBAGAI salah satu komoditas ekspor unggulan, nanas kita terus merambah pasar dunia. Ini dibuktikan dengan peningkatan volume ekspor nanas tiap tahunnya, baik dalam bentuk produk olahan maupun buah segar.

Meminjam data BPS, volume ekspor nanas pada tahun 2018 mencapai 228.537 ton atau naik 8,80 persen dibandingkan 2017 yang hanya 210.046 ton. Pada Januari hingga Februari 2019, nilai ekspor nanas mencapai 32.053 ton. Pemerintah menargetkan ekspor mencapai 30 persen.

Direktur Holtikultura Kementan Suwandi mengatakan kenaikan volume ekspor ini disebabkan dukungan melalui kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Kementan saat ini menangani aspek mulai dari hulu sampai hilir, seperti membangun kawasan buah, benih unggul, registrasi kebun, budidaya ramah lingkungan, pasca panen yang baik dan sertifikasi rumah pengemasan hingga kemudahan pelayanan perkarantinaan.

Dengan potensi volume ekspor ini, budidaya nanas perlu terus dikembangkan. Apalagi, hampir seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah penghasil nanas. Sejumlah sentra produksi nanas tersebar di Lampung, Jawa Barat, Sumatera Utara, Jawa Timur dan Jambi.

Selain potensi ekspornya menjanjikan, dari segi kesehatan, nanas amat kaya gizi dan manfaat. Mengonsumsi nanas baik untuk kesehatan, karena kandungan vitamin C dalam daging nanas berfungsi memperkuat sistem kekebalan tubuh. Nanas juga kaya serat dan enzim yang baik untuk membantu pencernaan, meredakan peradangan dan memelihara kesehatan jantung.

Di tanah air, ada varietas nanas yang dikembangkan yakni nanas queen dan nanas smooth sayenne atau cayenne lisse. Tidak sulit mengenali kedua jenis nanas ini. Pembedanya pada daun. Nanas queen daunnya berduri, sepasti nanas Bogor dan nanas Palembang, sedangkan nanas Smooth Cayenne atau Ceyenne Lisse daunnya tidak berduri, sepasti nanas Lembang, nanas Singapura dan nanas Ruby.

Kita patut bersyukur, keunggulan nanas kita tidak hanya soal jumlah volume ekspor, tetapi juga termasuk luas jangkauannya. Negara-negara yang meminati nanas kita tersebar di seluruh Asia, Eropa hingga Amerika. Ada 65 negara tujuan ekspor nanas segar kita. Beberapa diantaranya, Jepang, Hongkong, Korea, Taiwan, China, Singapura, Malaysia, Brunei, Vietnam, India, Pakistan, Srilanka, Iran, Timur Tengah, Eropa, Amerika, Australia dan lainnya dengan nilai ekspor nanas sebesar Rp 2.77 triliun pada 2018.

Sedangkan nanas dalam bentuk olahan diekspor ke Uni Emirat Arab, Jepang, Korea, Hongkong, Kuwait, Saudi Arabia, Oman, Singapura, Italia, Kanada dan Qatar. Selain kualitas dan kuantitas buah segar, kunci lain keberhasilan ekspor nanas kita, menurut Suwandi, adalah nilai tambah yang diperoleh dari produk olahan. Nanas yang diolah menjadi produk enzim bromeolin, selai, keripik, dodol, konsentrat bahan industri, nanas kaleng, sirup dan lainnya potensial menyumbang nilai tambah sekaligus menaikkan derajat petani nanas.

Suwandi bertekad, ke depan ekspor buah akan terus meningkat. Demi mewujudkan tekadnya itu, berbagai kebijakan untuk meningkatkan produksi nanas terus dilakukan disertai dengan menjamin kemudahan ekspor barang. Apalagi, ke depan ekspor semakin beragam, tidak hanya ekspor benih, produk segar dan olahan, tetapi juga ekspor ilmu pangan lokal.

Suwandi semakin gigih blusukan untuk mendata lahan-lahan tidur. Lahan-lahan tidur rencananya akan difungsikan dan dioptimalkan. Bantuan benih, pupuk, alat mesin pertanian, penanganan pasca panen untuk mengendalikan mutu hingga penyediaan informasi pasar terus ditingkatkan. Dukungan terhadap ekspor nanas juga mendapat sambutan hangat dari generasi millenial. Generasi melek teknologi ini rupanya berminat sekali dalam usaha meningkatkan produksi buah khas Nusantara.

Dukungan pemerintah dalam mendorong ekspor nanas kita patut diacungi jempol. Tak hanya bertahan dengan volume ekspor yang sudah bertengger di angka 32 ribu ton nanas, Kementan juga bertekad membuat terobosan-terobosan baru, seperti menciptakan ekosistem penjualan hasil pertanian secara digital. Dengan demikian produk pertanian bisa terjual cepat tanpa perantara tengkulak.

Inovasi baru ini diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat, khususnya bagi anak muda generasi millenial sekarang yang berminat membangun ekosistem online. Sehingga langkah inovatif ini mampu menjembatani antara petani dan pasar offline. Diharapkan, terobosan ini dapat memudahkan petani berhubungan langsung dengan konsumen. (*)




*) Mahasiswi Magister Sains Agribisnis, Institut Pertanian Bogor

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ikuti tulisan menarik haifa silitonga lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB