x

Sampul buku Botchan

Iklan

Handoko Widagdo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 8 Mei 2019 05:19 WIB

Botchan

Kisah seorang anak yang diselamatkan oleh kasih pembantunya

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Judul: Botchan

Penulis: Natsume Soseki

Tahun Terbit: 2017 (cetakan VII)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tebal: 224

ISBN: 978-602-03-3167-6

 

Novel ini berkisah tentang seorang lelaki yang dipanggil Bochan oleh pengasuhnya. Pengasuhnya adalah seorang perempuan tua bernama Kiyo. Kiyo sudah ikut keluarga Botchan sejak lama, Ia adalah anak laki-laki yang diduakan di keluarganya. Orangtuanya memberi perhatian lebih kepada abangnya, dan selalu menempatkan Bochan sebagai pihak yang salah. Itulah sebabnya Botchan tumbuh menjadi seorang anak yang selalu memandang gelap tentang apa yang ada di luar dirinya.

Botchan adalah anak yang bandel dan pemberani. Kebandelan dan keberaniannya sering melukai dirinya sendiri. Misalnya saat masih SD ia pernah menyayat ibu jarinya dengan pisau, pernah melompat dari jendela lantai dua sekolahnya.

Untunglah dia mendapatkan kasih dari pengasuhnya. Pengasuh yang sudah tua itu selalu memberikan nilai positif kepada Botchan. Karena sang pengasuhlah maka masih ada sisi baik pada diri Botchan. Sang pengasuh sangat mencintai Botchan dan berharap bisa tinggal dengan Botchan saat Botchan sudah dewasa dan sudah berkeluarga.

Setelah ditinggal mati oleh ayahnya – ibunya telah lebih dahulu mati, Botchan melanjutkan sekolah teknik. Ia memanfaatkan uang dari hasil penjualan rumah orangtuanya untuk membiayai hidupnya dan sekolah.

Setelah lulus sekolah teknik, ia mendapatkan tawaran untuk menjadi guru matematika di sebuah sekolah di pelosok Jepang. Meski ia tidak terlalu suka pekerjaan tersebut, ia tetap berangkat untuk menjadi guru.

Sebagai seorang guru baru dan muda, ia mendapatkan perhatian dari guru-guru lain. Tetapi dia juga dimanfaatkan dalam konflik antar guru. Ia dikerjai oleh murid-muridnya. Ia dianggap terlibat dalam kerusuhan antar sekolah. Lebih tepatnya difitnah terlibat dalam kerusuhan. Padahal sebenarnya ia berusaha untuk melerai perkelahian antar sekolah tersebut. Sifatnya yang emosional dan lugu membuat dia sering berada dalam situasi yang tidak menguntungkan.

Untunglah, sikapnya yang jujur dan berani akhirnya membawa dia kepada keputusan yang baik dan membuat si pembuat masalah terkalahkan. Di akhir cerita ia memilih untuk meninggalkan pekerjaannya sebagai guru dan mendapat pekerjaan di Tokyo. Akhirnya Kiyo, sang pengasuh bisa tinggal dengan Botchan. Kiyo sangat bahagia, meski mereka tinggal di kamar yang sempit. Sayang sekali Kiyo cepat meninggal.

Novel ini berisi tentang kasih yang membuat seseorang terselamatkan hidupnya. Kasih yang tulus dari seorang pengasuh. Apa jadinya Botchan seandainya ia tidak bertemu dengan Kiyo?

Alur novel ini sederhana. Ceritanya kronologis, tidak berbelit. Tokoh-tokohnya memiliki karakter yang tidak rumit.

Novel ini adalah novel klasik yang paling banyak dibaca di Jepang modern. Banyak dibaca karena novel ini dituturkan dengan humor segar. Namun sayang, karena terjemahan Bahasa Indonesia berasal dari versi Bahasa Inggris, maka humor yang segar tersebut tidak terlalu kelihatan. Alan Turney, sang penterjemah dari versi Bahasa Jepang ke Bahasa Inggris mengakui bahwa ia mengalami kesulitan dalam menterjemahkan humor-humor tersebut. Itulah sebabnya versi Bahasa Indonesia ini kehilangan nuansa humor. Sebab versi Bahasa Indonesia diterjemahkan dari versi Inggris yang diakui sudah kehilangan nuansa humornya.

Ikuti tulisan menarik Handoko Widagdo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler