x

Iklan

Dhinardhin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 14 Mei 2019

Selasa, 14 Mei 2019 15:21 WIB

Fenomena Kemajuan Salat Tarawih

“Alhamdulillah, para jemaah tarawih masjid selalu mengalami kemajuan. Maju safnya, maksudnya.” canda seorang ustadz.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tanpa keraguan di dalamnya, bulan ramadhan merupakan bulan yang mulia. Dimana kita diberi kesempatan meraih bonus-bonus pahala yang berlipat ganda. Sudah seminggu lebih kita melewati bulan ramadhan tahun ini, guys. Apa aja sih amalan yang telah kita kerjakan?

Banyak amalan-amalan yang dapat dilakukan di bulan yang suci ini. Seperti menunaikan ibadah puasa, tilawatil quran, bersedekah. Namun, salah satu keistimewannya ialah hanya di bulan inilah kita dapat melaksanakan ibadah salat tarawih.

Fenomena salat tarawih sudah menjadi warna tahunan di seluruh masjid di Indonesia, Masjid Al-Mujahidin salah satunya. Masjid yang bertempat di Jalan Kampung Rawa, Tangerang Selatan, ini memberikan suasana hangat dan menggembirakan di dalamnya. Setiap tahun, masjid ini menyelenggarakan ibadah salat tarawih sebanyak 23 rakaat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Alhamdulillah, para jemaah tarawih masjid selalu mengalami kemajuan. Maju safnya, maksudnya.” canda seorang ustaz dalam khutbahnya.

Apa yang dapat kita petik dari pernyataan ustad tersebut? Ya, kita semua tahu bahwa kebanyakan orang hanya bersemangat menjalankan ibadah salat tarawih di awal-awal bulan saja. Sementara pada 10 hari kemudian sudah mulailah terjadi penyusutan jumlah jemaah. 

Apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi?

Kurangnya kesadaran akan keutamaan salat tarawih

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan (salat tarawih) karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” [HR. Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759]

Kurangnya kesadaran akan keutamaan salat tarawih ini menjadikan diri kita malas melakukannya. Kita akan merasa terbebani dan hanya buang-buang waktu saja. Berpikir bahwa mengerjakan yang wajib saja sudahlah cukup. Hal-hal seperti inilah yang selalu membuat semangat ibadah kita menurun.

Ibadah yang dilakukan sehabis salat isya ini memiliki keutamaan dan pahala yang luar biasa. Banyak makna di balik setiap malamnya. Memang, salat tarawih merupakan salat sunnah yang jika dikerjakan akan mendapat pahala, namun jika di tinggalkan tak mendapatkan dosa. Tapi bukan itu pedoman yang harus kita pegang.

Pada dasarnya, kita tak mendapatkan kesempatan ibadah tarawih ini di bulan-bulan lain selain bulan ramadhan. Bukankah itu sudah menjadi pertanda paling sederhana spesialnya ibadah salat tarawih ini?

Memperbaiki diri adalah kuncinya, guys. Kebanyakan manusia zaman sekarang lupa akan kesalahan dan dosa-dosa mereka sendiri. Maka dari itu, di bulan ramadhan ini cobalah untuk duduk bersimpuh di masjid, renungkan diri dan bertaubat. Ingatlah kesebelas bulan yang lalu dan pertanyakan, apa yang sudah kita perbuat untuk Allah SWT? Bukan hanya sekedar ajang meramaikan bulan suci dan ikut-ikutan trend saja.

Sibuk dengan pekerjaan duniawi

Hakikat dunia adalah fana. Dua puluh empat jam setiap harinya Allah berikan kepada kita waktu yang sangat berharga. Bahkan ketika diri ini tak meminta di setiap malamnya pun, Allah masih berikan napas untuk kita bekerja.

Gunakanlah waktu sebaik mungkin untuk memperkaya diri di negeri akhirat. Jangan sampai diri kita diperdaya dengan ambisi-ambis serta kesuksesan semu dari kehidupan dunia yang sempit ini.

Seperti firman Allah SWT,

فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا

“Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdaya kamu.” (QS. Luqman [31]: 33)

salat tarawih seharusnya dapat menjadi aktivitas penyadar diri. Itu merupakan salah satu dari keutamaan salat tarawih. Di bulan ramadhan ini, marilah sama-sama kita belajar membagi waktu kita untuk Allah, dan selalu berserah diri kepadanya.

Lemah iman dan cinta zona nyaman

Tidak hanya dengan sekedar mengetahui keutamaan salat tarawih loh. Lemahnya iman merupakan salah satu faktor semakin surutnya jumlah jemaah salat tarawih di masjid.

Ketika diri seseorang sedang lemah imannya, hal-hal yang berbau maksiat pasti akan terjadi. Pada saat panggilan azan misalnya, telinga serasa tak mendengar, tubuh serasa tak mau bergerak, dan hati tenggelam dalam kesenangan semu duniawi. Sementara yang lain beranjak menuju surau dari rumahnya, kita terperangkap dalam lingkar kenyamanan diri dengan bermalas-malasan sembari memakan cemilan dan bermain gadget.

Fenomena yang sering sekali terjadi, guys. Bahkan penulis pun pernah merasakan zona nyaman tersebut. Hal-hal seperti inilah yang menandakan lemahnya kualitas iman seseorang.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (QS Al-‘Ankabut: 64).

Lemahnya iman adalah karena lemahnya hubungan kita dengan Allah SWT. Maka dari itu agar iman kita senantiasa terjaga dan selalu meningkat, bertemanlah dengan orang-orang sholeh yang senantiasa semangat dan dapat saling mengingatkan dalam beribadah.

Tiap malam ke masjid terasa sangat melelahkan ya, guys. Tapi percayalah, Allah sedang meningkatkan kualitas iman kita. Lihat perkembangan di setiap harinya, semakin meningkat ataukah semakin menurun. Tanyakan pada diri kita masing-masing. Pegang prinsip, jadilah lebih baik setiap harinya.

Oleh karena itu, dalam rangka ibadah di bulan ramadhan ini, mari kita sama-sama saling mengingatkan dan menjaga satu sama lain tentang kebaikan. Pergunakan kesempatan waktu yang telah Allah berikan ini dengan sebaik mungkin. Jadikan bulan yang berkah ini sebagai ajang pencarian bekal yang banyak untuk persiapan perjalanan panjang di akhirat nanti.

“Salat tarawih dapat menjadi cerita klasik tertatihnya diri dalam arungan ombak pelangi pada ujung badai di akhir senja. Memberikan kehangatan murni meski melelahkan. Namun ingatlah kawan, setiap cerita pasti memiliki akhirnya. Jadi cerita akhir apa yang ingin kamu ukir hari ini?”

Selamat menunaikan ibadah di bulan ramadhan.

Ikuti tulisan menarik Dhinardhin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler