x

Iklan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Selasa, 21 Mei 2019 13:42 WIB

Rawannya Penurunan Moral Remaja di Era Digitalisasi

Moral merupakan hal yang sangat penting dimiliki oleh manusia. Pendidikan moral dapat dimulai dari lingkungan keluarga yakni sejak dini. Masa kritis manusia adalah saat fase remaja. Disini remaja dapat melakukan hal-hal yang tidak baik yang dapat merusak masa depan. Dengan demikian perlunya pengetahuan dan bimbingan untuk peningkatan moral remaja saat ini.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sumber: www.gurupendidikan.co.id/kenakalan-remaja/

Masa remaja merupakan masa-masa kritis dalam fase kehidupan manusia. Pada masa remaja ini terjadi perubahan-perubahan yang dialami seseorang, seperti adanya kematangan dan perubahan emosional, fisik, sosial, ekonomi, kemandirian, dan lain sebagainya. Para remaja umumnya menganggap masa remaja adalah masa dimana mereka dapat mencari jati diri. Menurut BKKBN usia remaja yaitu antara 10-24 tahun. Sedangkan World Health Organization (WHO) menyebutkna bahwa remaja merupakan masa-masa transisi setelah masa kanak-kanak sebelum menjadi seseorang yang dewasa yaitu usia antara 10-19 tahun. Perubahan dari dalam diri remaja memberikan dampak pada lingkungan sosial dimanapun mereka berada. Fase remaja ini merupakan fase yang sangat rawan untuk dihadapi. Hal ini karena tedapat faktor keingintahuan seorang remaja mengenai sesuatu hal yang baru dan mereka berusaha menjadi pribadi yang mandiri hingga bahkan sulit mengendalikan emosional. Semakin mudahnya para remaja mengakses dan mencari informasi-informasi di dunia internet dapat menajdi salah satu faktor penyebab adanya penurunan moral. Sebagai seorang manusia moral merupakan suatu hal yang sangat penting. Karena dengan adanya moral, mencirikan bahwa manusia memiliki akhlak, etika, atau susila. Sehingga anusia akan dianggap memiliki tindakan yang bernilai positif.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada proses pencarian jati diri remaja tidak bisa dianggap sebagai hal sepele. Terdapat hal yang harus mereka pilih untuk menemukan tujuan kehidupan yang tepat. Banyak sekali rintangan yang dapat menjerumuskan mereka ke hal-hal yang berbau negatif, sehingga sangat diperlukan kewaspadaan dan akal fikiran yang matang. Tidak sedikit remaja yang terjerumus ke hal-hal yang berbau negatif seperti penyalahgunaan NARKOBA (Narkotika dan Obat/ Bahan Berbahaya), pergaulan bebas, kekerasan, seks bebas, hingga ke permasalahan psikologis. Menurut survey yang dilakukan oleh BKKN di 33 provinsi di Indonesia tahun 2008, sekitar 63% remaja terlibat dalam hubungan seks pra nikah. Pada tahun 2016, UNICEF memiliki data bahwa kekerasan pada sesame remaja di Indonesia dapat diperkirakan sekitar 50%. Sedangkan data dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2017, terdapat 3,8% pelajar serta mahasiswa pernah menyatakan menggunakan narkotika dan obat-obatan berbahaya. Berkembangnya kekerasan remaja saat ini menjadi permasalahan yang serius di masyarakat. Hal ini diperlukan adnaya monitoring dan intervensi pencegahan penyimpangan perilaku pada remaja.

Remaja merupakan tonggak penerus bangsa. Hal ini akan sangat menghawatirkan apabila para remaja yang dianggap sebagai harapan generasi bangsa memiliki penurunan moral karena adanya tindakan-tindakan negatif. Adanya degradasi moral remaja tidak datang dengan sendirinya. Masa remaja ini mereka mengalami proses kebimbangan dan ketidakpastian, serta banyak sekali godaan atau tarikan untuk melakukan hal-hal yang tidak baik. Selain itu faktor lain yang dapat mempengaruhi dalah dari lingkungan keluarga. Keluarga sangat berperan penting dalam pembentukan karakter anak-anak hinga usai remaja. Faktor selanjutnya ialah kondisi lingkungan dan pergaulan. Adanya lingkungan dan pergaulan yang baik dapat mencegah penurunan moral para remaja. Selain itu berkembang pesatnya teknologi dan media massa menjadi salah satu faktor yang dapat menjadikan remaja mampu mengakses segalanya dengan mudah.

Penurunan moral remaja ini dapat dicegah dengan adanya pemahaman nilai-nilai Pancasila. Etika Pancasila sebagai dasar pembentukan norma etik dalam kehidupan berbangsa, bermasyrakat, dan bernegara. Pergaulan remaja yang mengedepankan kebebasan tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Dalam Pancasila diatur agar manusia dapat hidup dan bergaul dengan orang lain berlandaskan agama yang dianutnya sehingga tidak aka nada penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Keagamaan juga melarang manusia untuk melakukan perbuatan tidak baik yang bahkan bisa merugikan diri sendiri. Sikap toleransi dapat dijadikan sebagai latar belakang dalam pergaulan. Pergaulan seorang remaja harus berlandaskan nilai-nilai dalam Pancasila sehingga mereka tidak akan mengalami penurunan moral. Keluarga sangat berperan dalam pembukan nilai-nilai Pancasila ini sejak dini. Pembinaan budi pekerti dan keluarga yang harmonis berperan penting untuk mencegah permasalahan-permasalahan remaja di era digitalisasi ini.

Ikuti tulisan menarik lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Sengketa?

Oleh: sucahyo adi swasono

2 jam lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB