x

Iklan

Nita Ernawati

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 20 Mei 2019

Selasa, 21 Mei 2019 00:12 WIB

Rawannya Penurunan Moral Remaja di Era Digitalisasi

Moral merupakan hal yang sangat pe3nting untuk manusia. Penurunan moral remaja dapat berpengaruh penting kepada suatu Negara. Remaja akan menjadi tonggak penerus bangsa kedepannya. Sehingga perlunya pembinaan moral remaja agar tidak terjerumus ke hal-hal berbau negatif, khususnya di era digitalisasi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Masa remaja merupakan masa-masa kritis dalam fase kehidupan manusia. Pada masa remaja ini terjadi perubahan-perubahan yang dialami seseorang, seperti adanya kematangan dan perubahan emosional, fisik, sosial, ekonomi, kemandirian, dan lain sebagainya. Para remaja umumnya menganggap masa remaja adalah masa dimana mereka dapat mencari jati diri. Menurut BKKBN usia remaja yaitu antara 10-24 tahun. Sedangkan World Health Organization (WHO) menyebutkna bahwa remaja merupakan masa-masa transisi setelah masa kanak-kanak sebelum menjadi seseorang yang dewasa yaitu usia antara 10-19 tahun. Perubahan dari dalam diri remaja memberikan dampak pada lingkungan sosial dimanapun mereka berada. Fase remaja ini merupakan fase yang sangat rawan untuk dihadapi. Hal ini karena tedapat faktor keingintahuan seorang remaja mengenai sesuatu hal yang baru dan mereka berusaha menjadi pribadi yang mandiri hingga bahkan sulit mengendalikan emosional. Semakin mudahnya para remaja mengakses dan mencari informasi-informasi di dunia internet dapat menajdi salah satu faktor penyebab adanya penurunan moral. Sebagai seorang manusia moral merupakan suatu hal yang sangat penting. Karena dengan adanya moral, mencirikan bahwa manusia memiliki akhlak, etika, atau susila. Sehingga anusia akan dianggap memiliki tindakan yang bernilai positif.

Pada proses pencarian jati diri remaja tidak bisa dianggap sebagai hal sepele. Terdapat hal yang harus mereka pilih untuk menemukan tujuan kehidupan yang tepat. Banyak sekali rintangan yang dapat menjerumuskan mereka ke hal-hal yang berbau negatif, sehingga sangat diperlukan kewaspadaan dan akal fikiran yang matang. Tidak sedikit remaja yang terjerumus ke hal-hal yang berbau negatif seperti penyalahgunaan NARKOBA (Narkotika dan Obat/ Bahan Berbahaya), pergaulan bebas, kekerasan, seks bebas, hingga ke permasalahan psikologis. Menurut survey yang dilakukan oleh BKKN di 33 provinsi di Indonesia tahun 2008, sekitar 63% remaja terlibat dalam hubungan seks pra nikah. Pada tahun 2016, UNICEF memiliki data bahwa kekerasan pada sesame remaja di Indonesia dapat diperkirakan sekitar 50%. Sedangkan data dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2017, terdapat 3,8% pelajar serta mahasiswa pernah menyatakan menggunakan narkotika dan obat-obatan berbahaya. Berkembangnya kekerasan remaja saat ini menjadi permasalahan yang serius di masyarakat. Hal ini diperlukan adnaya motitoring dan intervensi pencegahan penyimpangan perilaku pada remaja.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Remaja merupakan tonggak penerus bangsa. Hal ini akan sangat menghawatirkan apabila para remaja yang dianggap sebagai harapan generasi bangsa memiliki penurunan moral karena adanya tindakan-tindakan negatif. Adanya degradasi moral remaja tidak datang dengan sendirinya. Masa remaja ini mereka mengalami proses kebimbangan dan ketidakpastian, serta banyak sekali godaan atau tarikan untuk melakukan hal-hal yang tidak baik. Selain itu faktor lain yang dapat mempengaruhi dalah dari lingkungan keluarga. Remaja yang merasa kekurangan kasih sayang  orang tua maupun mendapat tekanan dari keluarga dapat menjadikan remaja ingin hidup secara bebas. Keluarga sangat berperan penting dalam pembentukan karakter anak-anak hinga usai remaja. Faktor selanjutnya ialah kondisi lingkungan dan pergaulan. Adanya lingkungan dan pergaulan yang baik dapat mencegah penurunan moral para remaja. Selain itu berkembang pesatnya teknologi dan media massa menjadi salah satu faktor yang dapat menjadikan remaja mampu mengakses segalanya dengan mudah.

Penurunan moral remaja ini dapat dicegah dengan adanya pemahaman nilai-nilai Pancasila. Etika Pancasila sebagai dasar pembentukan norma etik dalam kehidupan berbangsa, bermasyrakat, dan bernegara. Pergaulan remaja yang mengedepankan kebebasan tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Dalam Pancasila diatur agar manusia dapat hidup dan bergaul dengan orang lain berlandaskan agama yang dianutnya sehingga tidak aka nada penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. DKeagamaan melarang manusia untuk melakukan perbuatan tidak baik yang bahkan bisa merugikan diri sendiri. Sikap toleransi dapat dijadikan sebagai latar belakang dalam pergaulan. Pergaulan seorang remaja harus berlandaskan nilai-nilai dalam Pancasila sehingga mereka tidak akan mengalami penurunan moral. Keluarga sangat berperan dalam pembukan nilai-nilai Pancasila ini sejak dini. Pembinaan budi pekerti dan keluarga yang harmonis berperan penting untuk mencegah permasalahan-permasalahan yang dihadapi para remaja.

Ikuti tulisan menarik Nita Ernawati lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu