x

Iklan

Elnado Legowo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 24 Mei 2019 18:34 WIB

Aktivitas Demonstrasi tidak Berfaedah dan Merugikan!

Demonstrasi menolak hasil pemilu berunjung kepada kerusuhan yang mengakibatkan kerusakan dan kerugian terhadap lingkungan sekitar.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Aksi Kedaulatan Rakyat yang dicetuskan oleh Amien Rais, tampaknya menjadi ajang pesta berdarah yang merugikan masyarakat Indonesia, terutama warga Jakarta. Perlu kita ketahuin bahwa Aksi Kedaultan Rakyat adalah aksi demonstrasi menolak hasil pemilu 2019 yang mereka anggap melakukan kecurangan. Entah memang benar curang atau fitnah karena tidak terima kekalahan, yang pasti kubu Prabowo tidak mau membuka data atau bukti kecurangan ke publik.

Aksi ini dimulai dari siang hari tanggal 21 Mei hingga jam 8 malam. Namun setelah massa membubarkan diri, muncul massa gelap yang diyakini sebagai preman bayaran untuk memprovokasi masyarakat sekitar untuk melakukan perlawanan terhadap aparat keamanan. Hal ini menyebabkan kerusuhan di beberapa wilayah di Jakarta.

Peristiwa ini terus berlangsung hingga tanggal 22 Mei, sehingga membuat keadaan menjadi tegang dan tidak kondusif. Banyak sekolah, kantor, dan tempat perbelanjaan di daerah sekitar Bawaslu di tutup atau dipulangkan lebih awal dengan alasan keamanan. Selain itu, aksi ini sudah menjadi sorotan media internasional. Tidakah kalian membayangkan betapa memalukannya ini?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Banyak sekali kerugian yang dihasilkan dari kerusuhan ini. Ekonomi tidak bisa berjalan dengan baik karena banyak orang-orang yang takut pergi ke kantor. Banyak anak-anak yang tidak bisa mengikuti ujian atau melakukan proses belajar mengajar karena keamanan tidak menjamin. Bahkan Pasar Tanah Abang mengalami kerugian mencapai 400 miliyar Rupiah karena tutup selama 2 hari akibat kerusuhan tersebut. Itu-pun belum bersama para pendemonstran, wartawan, dan para aparat keamanan yang menjadi korban saat kerusuhan berlangsung. 

Selain itu banyak fasilitas umum yang dirusak massa seperti pagar pemisah dan juga pembatas jalan atau Movable Concrete Barrier (MCB). Serta mobil-mobil yang di bakar massa di pakiran Asrama Brimob Petamburan. Lalu dua bus Korps Brimob Polda Metro Jaya juga tidak luput dari aksi pembakaran massa.

Aksi ini sudah tidak bisa disebut sebagai aksi damai maupun aksi demonstrasi. Aksi ini sudah menjerumus kearah aksi makar yang seolah-olah ingin membangkitkan peristiwa kerusuhan Mei 98 yang kelam.

Belum lagi tuduhan terhadap aparat keamanan yang menembak demonstran dengan peluru tajam. Untungnya pihak aparat langsung mengklarifikasi tuduhan tersebut, sebelum terjadi kemarahan rakyat yang lebih besar.

Semua orang sudah sepakat bahwa kerusuhan ini adalah settingan dari kelompok-kelompok “tertentu” dengan tujuan membuat kekacauan, menyerang aparat keamanan, dan  yang jelas menciptakan antipati kepada pemerintahan yang sah.

Oleh karena itu, masyarakat sepertinya harus ikut turut serta untuk mengantisipasi aksi serupa dengan cara yang sederhana seperti selektif terhadap ajakan untuk mengikuti setiap aksi demonstrasi. Selain itu, masyarakat juga bisa melakukan pencegahan dengan cara menegur, mengajak untuk merenungkan, atau menyadarkan teman atau keluarga yang terlibat dengan aksi-aksi demonstrasi "bayaran" terutama menjadi provokator.

Penutup, kita semua berharap agar pihak aparat keamanan berhasil menangkap para dalang dibalik aksi kerusuhan ini dan memberikan sanksi yang seberat-beratnya. Gusti ora sare.

Ikuti tulisan menarik Elnado Legowo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler