x

Iklan

Febrianto Edo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 24 Mei 2019

Jumat, 7 Juni 2019 00:51 WIB

Cinta dan Kesetiaan Ala SBY-Any Yudhoyono

Flamboyan seutuhnya sudah menghadap Sang Khalik. Surat itu meninggalkan kertas dan tinta biasa tanpa diri. Tetapi surat itu sudah menghantarkan puncak sejarah cinta antara dua sejoli (SBY dan Any Yudhoyono).

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Beberapa hari lalu kita merayakan hari lahir Pancasila. Hari lahir Pancasila menggugat memori kita akan ideologi negara sebagai ruh penggerak berbangsa dan bernegara. Di tengah itu, kita dikabarkan Ibu Negara Presiden Republik Indonesia ke 6 wafat di National University Hospital di Singapura, jam 11.50 Waktu Singapaura, Sabtu (1/6).

Kabar meninggalnya Any Yudhoyono membawa duka bagi seluruh masyarakat Indonesia, kedua putranya terutama Presiden Republik Indonesia ke 6, Susilo Bambang Yudhoyono. Kristiani Herawati atau Any Yudhoyono dirawat di Singapura sejak 2 Februari 2019 karena penyakit kanker darah (blood cancer) yang dideritanya. Selama di Singapura, nampak SBY setia mendampingi istri tercinta di Hospital University Hospital, Singapura.

Perawatan yang diharapkan Any Yudhoyono kembali sembuh dari penyakitnya, tetapi Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah Swt bekehendak lain. Ibu Any dinyatakan meninggal pukul 11.50 waktu Singapura. Wajah yang dulu kita kenal gagah, berwibawa, sontak mengekspresikan kedukaan yang mendalam, tangisan pecah. Air matanya jatuh membasahi pipi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mungkinkah ini yang dinamakan dengan separuh belahan jiwanya telah pergi? “Kami berkomunikasi mestinya dia tidak bisa mendengar tetapi saya melihat kelopak matanya ada titik-titik air mata. Karena mungkin, orang-orang yang disanyangi itu masuk dalam hati dan pikirannya. Saya ambil tisu basuh air matanya, air mata saya pun jatuh ke keningnya. Saya bisikkan, memo kami semua ada di sini, air mata saya jatuh itu adalah air mata cinta, air mata kasih dan air mata sayang menyatu dengan air mata memo”, Ujar SBY di kediamannya, Cikeas.

“Saya menyampaikan ini emosional, karena sebagai manusia biasa, saya berat melepaskan ibu Any Yudhoyono”. Yah, ini tentang cinta dan kesetiaan, Flamboyan SBY sudah menghadap Sang Pencipta. Susilo Bambang Yudhoyono sudah 46 tahun mendampingi ibu Any Yudhoyono mulai dari prajurit, Jendral, pejabat pemerintah sampai menghantarnya menjadi Presiden Republik Indonesia ke 6 dan menjadi presiden pertama dipilih secara langsung oleh rakyat.

Saat SBY menjadi Presiden Republik Indonesia dua periode (2004-2014), ibu Any Yudhoyono setia mendampingi SBY dalam tugas pemerintahan. Saat menjadi Ibu Negara, Any Yudhoyono mendapat banyak perhargaan baik dalam negeri maupun luar negeri, terutama bidang pendidikan, kesehatan dan lingkungan. Dimana, tergambar jelas saat pembacaan riwayat hidup singkat almarhumah di Taman Makam Pahlawan Kalibata (2/6).

Makam ibu Any Yudhoyono, berdekatan dengan makam Ainun Habibie. Istri tercinta Presiden Republik Indonesia ke 3, B. J Habibie. Habibie sosok yang setia dan penuh cinta dengan istri tercintanya, Ainun. Dimana, perjalanannya rumah tangga Habibie di filmkan dan memberi teladan bagi seluruh masyarakat Indonesia terutama anak muda akan kesetiaan dan kekuatan cinta, satu untuk selamanya.

Mungkin benar, apa yang dikatakan oleh banyak orang “dibalik laki-laki yang sukses, ada wanita hebat di belakangnya”. Yah, mungkin itu yang dialami Susilo Bambang Yudhoyono, selama 46 tahun berumah tangga dengan Ibu Any Yudhoyono. Flamboyan yang menghantarnya sampai menjadi Presiden Republik Indonesia. Bukan saja mendampingi Kepala Negara, tetapi membantu Kepala Negara untuk mensejahterakan masyarakat.

Flamboyan seutuhnya sudah menghadap Sang Khalik. Surat itu meninggalkan kertas dan tinta biasa tanpa diri. Tetapi surat itu sudah menghantarkan puncak sejarah cinta antara dua sejoli (SBY dan Any Yudhoyono). Surat itu juga mengajarkan seluruh masyarakat Indonesia terutma anak-anak muda akan cinta dan kesetiaan. Surat sudah menjadi kenangan berharga selama hidup Susilo Bambang Yudhoyono, saat cinta melantunkan credo. Kini, surat itu menjadi kekuatan SBY, dikala rindu membawanya.

Dikabarkan, Susilo Bambang Yudhoyono akan menuangkan kisah hidup mendiang sang istri tercinta, Any Yudhoyono ke dalam sebuah buku. Semoga buku tersebut, nantinya bisa menginspirsi seluruh masyarakat Indonesia terutama kaula muda tentang hakikat cinta dan kasih sayang. “Saya ingin menulis, Insyah Allah untuk menjadi pengetahuan dari saudara-audara kami”, ujar SBY, cikeas (2/6). Selamat jalan Flamboyan-Ibu Any Yudhoyono, semoga amal, ibadah di terima di sisi-Nya. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan, dan kesabaran. Dan semoga mimpi-mimpi Ibu Any yang belum terwujud akan tercapai.

 

 

Ikuti tulisan menarik Febrianto Edo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB