x

Iklan

Syarifudin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 April 2019

Selasa, 16 Juli 2019 02:56 WIB

Bidang Soshum, Kampus Eks IKIP Paling Diminati Tahun 2019

PTN eks IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan) paling diminati di bidang soshum pada SBMPTN 2019. Sinyal kuat, pendidikan bukan "anak tiri".

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dulu, siapa orang yang tidak mengenal IKIP?

IKIP atau Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan adalah perguruan tinggi di Indonesia yang menyelenggarakan pendidikan akademik untuk mencetak para guru dan tenaga kependidikan; spesialis di bidang ilmu pendidikan. Maka dulu, IKIP, baik negeri maupun swasta, sering disebut LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) sebagai kawah candradimuka untuk mendidik mahasiswa sebagai tenaga kependidikan. Sekalipun kala itu, sebagian orang menganggap IKIP sebagai perguruan tinggi “kelas dua”, kalah dibandingkan universitas pada umumnya. Justru mahasiswa IKIP tergolong paripurna. Karena hanya di IKIP, mahasiswa diajarkan ilmu murni sesuai disiplinnya plus ilmu pendidikan. Bolehlah, lulusan IKIP disebut orang pintar yang bisa mengajar. Sementara di kampus lain, hanya bisa mencetak orang pintar; yang belum tentu bisa mengajar.

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun kini IKIP telah tiada. Karena di era 1999-an, hampir semua IKIP Negeri di Indonesia “dipaksa” berubah menjadi Universitas, seperti IKIP Jakarta berganti nama menjadi Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Tujuannya, agar PTN eks IKIP diharapkan mampu “bersaing” dengan universitas lain. Namun pada saat yang sama, konversi IKIP ke Universtas pun bisa dianggap “menghilangkan” jati diri kependidikan yang selama ini dimilikinya. Karena PTN eks IKIP, orientasinya berubah. Tidak hanya melulu mencetak calon guru dan pendidik saja. Tapi bisa bergerak bebas untuk membuka program studi yang non-kependidikan, persis seperti universitas lainnya.

 

Sebagai alumni IKIP Jakarta, saya tertarik untuk mengangkat persoalan IKIP kembali. Karena tidak disangka. Sesuai hasil Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun 2019, ternyata 7 dari 10 PTN paling diminati bidang Soshum tahun ini adalah PTN Eks IKIP (UPI, Unes, UNJ, UNY, UNM, UNS, UNP), sedangkan 3 lainnya non-IKIP (UNS, UB, Unpad). Ini fakta, PTN eks IKIP mendominasi bidang Soshum SBMPTN 2019. Itu artinya,
minat masyarakat untuk masuk ke universitas eks IKIP tergolong sangat tinggi. Karena di PTN eks IKIP, mahasiswa lebih punya pilihan untuk mendalami program studi kependidikan atau nonkependidikan. Tentu, alasan lainnya karena mungkin karena biaya masuk dan uang kuliah yang relatif lebih murah dibandingkan dengan perguruan tinggi lain.

 

Tulisan ini, tentu bukan untuk “menyesali” perubahan IKIP menjadi Universitas.

Tapi jauh lebih penting, untuk mengingatkan PTN eks IKIP bahwa tradisi akademik dan kualitas pembelajaran model IKIP tetap relevan dan sangat diminati masyarakat. Itu berarti, PTN eks IKIP harus terus memperkuat aspek pedagogi sebagai ciri pembeda untuk program studi kependidikan, di samping mengoptimalkan kualitas lulusan pada program studi non-kependidikan. Tingginya minat masyarakat untuk memilih PTN eks IKIP, setidaknya memberi dua makna: 1) PTN kependidikan bukanlah “anak tiri” dan 2) kualitas PTN eks IKIP makin meningkat. Tren ini, tentu, menjadi “pekerjaan rumah” bagi PTN eks IKIP untuk terus berkreasi dan membangun tradisi akademis yang lebih substansial. Ketimbang persoalan ecek-ecek yang dapat merusak reputasi kampus.

 

Satu hal yang patut disyukuri, animo masyarakat untuk memilih PTN eks IKIP yang kini menjadi Universitas meningkat berkali-kali lipat, bila dibandingkan saat masih bernama IKIP. Namun respon minat yang besar pun harus diimbangi dengan profesionalisme dan kompetensi segenap civitas akademiak PTN eks IKIP.  Di tengah gempura era digital dan dengung revolusi industri 4.0 yang membahana, PTN eks IKIP harus mampu menjawab tantangan zaman secara lebih kreatif dan unggul. Karena PTN eks IKIp punya “ruang gerak” yang lebih leluasa untuk menafsirkan dinamika peradaban tanpa dipengaruhi “mazhab historikal” kampus masing-masing. Bahkan hebatnya, PTN eks IKIP harus tetap menjadi yang terdepan dalam memberikan solusi terhadap pemikiran dan praktik ilmu kependidikan, yang notabene menjadi ciri khas-nya.

 

Jati diri pendidikan adalah ciri khas PTN eks IKIP. Karena itu, beragam kajian dan penguatan persoalan pendidikan di Indonesia harusnya “dimulai dan datang” dari kampus eks IKIP. Persoalan-persoalan pendidikan yang mengemuka, seperti kualitas guru, kualitas guru, sistem pendidikan, dan praktis pedagogi adalah “makanan sehari-hari” yang hanya dimiliki PTN eks IKIP. Bila guru adalah sosok yang “digugu dan ditiru” maka PTN eks IKIP adalah institusi yang paling bertanggung jawab soal keguruan, soal kependidian. Maka PTN eks IKIP, jangan sampai jadi contoh yang tidak pantas ditiru.

 

Kini, era dominasi PTN eks IKIP telah tampak di permukaan. Kualitas belajar, tradisi akademis, dan kompetensi pedagodi adalah sesuatu yang harus terus dipertahankan dan tumbuh di PTN eks IKIP. Sambil tetap merenungkan. Bahwa tugas pendidikan dan guru bukanlah menjejalkan pelajaran. Tapi berani bersikap untuk menghidupkan pengetahuan dan menjadikan belajar sebagai perbuatan yang menyenangkan … Salam alumni eks IKIP #PTNEksIKIP #IKIPTinggalKenangan

 

Ikuti tulisan menarik Syarifudin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB