Lupa kata sandi Tempo ID anda?
Belum memiliki akun? Daftar di sini
Sudah mendaftar? Masuk di sini
Kaum feminis perlu merebut kembali isu hak privasi karena. Hak privasi memungkinkan untuk mengakses hak-hak lain, terlebih bagi perempuan yang selama ini secara sistematis dibuat kehilangan privasinya. Jadi isu privasi adalah isu feminis. Kominfo tak bisa mengendalikan tubuh perempuan atas nama privasi dan aturan digital. Pelanggaran atas hak privasi adalah bentuk upaya mengontrol dan melanggengkan ketidaksetaraan.
Kayleena Pierce-Bohen menulis di Screenrant pada tahun 2013 bahwa “Kehadiran Golden Girls dalam budaya pop hampir-hampir dianggap sebagai sesuatu yang mistis. Kekuatan dan ketahanan mereka melalui cobaan dan ujian selama masa tahun-tahun emas mereka telah menjadikan mereka nyaris bagai santo pelindung positivisme, sosok-sosok yang berani dan bersemangat, yang dapat menjadi panutan pada masa-masa sulit.”
Tulisan ini adalah bagian dari cara lain dalam menyambut momen penting ini. Bukan dengan cara seremonial, tetapi berusaha menyampaikan catatan-catatan hasil permenungan (reflektif) terhadap salah satu momen penting dan bersejarah dalam ajaran Islam.
Citayam Fashion Week adalah simbol pemberontakan dan sikap anak muda jalanan yang muak pada dominasi crazy rich yang suka pakai baju mahal, barang branded dan sultan-sultan yang suka pamer kemewahan. Tidak hanya cara pakai baju, cara berbahasa mereka juga sangat jauh dari gaya bahasa yang sedang ngetren saat ini. Mereka bicara tidak sarat dengan penggunaan bahasa Inggris ala anak Jaksel. Mereka percaya diri menggunakan bahasa Betawi rendahan. Sebagian dari mereka mengaku hanya bersekolah sampai SMP.
Benarkah pergeseran standar kecantikan ala Korea telah mendobrak konstruksi sosial bahwa kosmetik tidak hanya digunakan oleh perempuan, tapi juga laki-laki dan meruntuhkan dominasi kecantikan ala barat?. Dimana posisi perempuan dalam narasi harus tetap putih dan glow up ini?