Lupa kata sandi Tempo ID anda?
Belum memiliki akun? Daftar di sini
Sudah mendaftar? Masuk di sini
Apa solusi terbaik untuk aspal impor yang harganya sekarang sedang meroket ? Alternatif "terbaik, selain eskalasi nilai Kontrak, pemerintah harus introspeksi diri dan menyesali mengapa sampai sekarang aspal Buton masih belum mampu mengsubstitusi aspal impor. Pemerintah harus menjamin dan berjanji bahwa jangan sampai peristiwa para Kontraktor nagis “darah”, dan aspal Buton nagis “nanah” terulang kembali di masa depan. Caranya adalah sangat mudah dan sederhana. Upayakan segera agar aspal Buton mampu mengsubstitusi aspal impor.
Kata kunci dari keberhasilan Timnas-U16 Indonesia meraih Piala AFF 2022 sejatinya adalah karena mereka memiliki jiwa “Cinta Tanah Air Indonesia” di dalam dada. Mengapa di usia mereka yang masih muda belia, mereka sudah bisa memiliki jiwa “Cinta Tanah Air Indonesia” yang sedemikian sangat kuatnya ? Mereka berani jatuh-bangun dengan mati-matian terus berjuang mengerahkan segala daya dan upaya untuk mampu memenangkan pertandingan. Mereka bisa menang, karena jiwa mereka masih, polos, suci, dan murni. Mereka tahu pasti bahwa hanya dengan “kemenangan jiwa”, mereka akan mampu mengalahkan siapapun lawan-lawan mereka. Aspal Buton dapat belajar dan mengambil hikmah dari peristiwa kemenangan Timnas U-16 Indonesia melawan Timnas U-16 Vietnam ini. Aspal Buton harus juga mampu berjuang untuk mengsubstitusi aspal impor dengan jiwa “Cinta Tanah Air Indonesia” di dalam dada. Aspal Buton, ayo kamu bisa !.
Pemerintahan Pak Jokowi sebentar lagi akan berusia 8 tahun. Ini berarti masa jabatan Pak Jokowi sebagai RI 1 akan tinggal tersisa 2 tahun lagi. Pada awal pemerintahan Pak Jokowi di bulan Januari 2015, Pak Jokowi sudah pernah menginstruksikan kepada semua jajaran Kementerian-kementerian terkait untuk menggantikan aspal impor dengan aspal Buton. Bagaimana hasil dari instruksi tersebut sekarang ini? Apakah aspal Buton sekarang ini sudah mampu menggantikan aspal impor? Mudah-mudahan Pak Jokowi sendiri yang akan dapat menjelaskannya kepada seluruh rakyat Indonesia, mengapa sudah 42 tahun Indonesia masih terus mengimpor aspal?. Dan mengapa sampai sekarang ini aspal alam Buton masih belum juga mampu menggantikan aspal impor? Masa pemerintahan Pak Jokowi tinggal tersisa 2 tahun lagi. Mampukah Pak Jokowi menjawab dengan jujur tantangan berat ini? Aspal alam Buton untuk mengsubstitusi aspal impor adalah tantangan zaman, Pak Jokowi !.
Seandainya saja aspal Buton bisa bicara, maka aspal Buton akan berkata: “Kalau Kemerdekaan Republik Indonesia adalah sebagai Jembatan Emas menuju Indonesia yang lebih makmur dan sejahtera, maka merdekakanlah saya dari penjajahan aspal impor. Jangan engkau tertawa kalau Indonesia sekarang sudah merdeka selama 77 tahun. Tetapi menangislah karena saya masih dijajah dan belum merdeka. Inikah ironi negeri, yang kata orang, kaya raya dengan sumber daya aspal alamnya?”
Indonesia sudah melakukan impor aspal selama 42 tahun. Apa kata dunia? Padahal Indonesia telah memiliki deposit aspal alam yang jumlahnya sangat melimpah di Pulau Buton. Haruskah kita menangis atau tertawa melihat kenyataan pahit ini? Siapakah yang harus bertanggung jawab? Yang paling harus bertanggung jawab adalah diri kita sendiri sebagai rakyat Indonesia. Karena sejatinya aspal alam Buton adalah karunia Allah SWT yang Maha Besar untuk seluruh rakyat Indonesia. Namun sangat disesalkan sekali bahwa selama ini kita sebagai rakyat Indonesia telah “lupa daratan” (bertindak tanpa menghiraukan harga diri sehingga melapaui batas) dan khilaf. Kita telah hanyut dan tenggelam di dalam “comfort zone” aspal impor. Oleh karena itu mulai detik ini kita jangan menyalahkan siapa-siapa lagi, termasuk jangan menyalahkan para Menteri dan Pak Jokowi. Penyebab mengapa sudah 42 tahun Indonesia impor aspal adalah karena diri kita sendiri sebagai rakyat Indonesia. Kita tidak pernah mau rela bersatu padu sebagai satu kesatuan yang kompak untuk membela dan memperjuangkan nasib aspal alam Buton dengan “keringat dan darah” demi masa depan anak-anak dan cucu-cucu kita yang gemilang.
Apa salah aspal Buton? Ini adalah sebuah pertanyaan yang selalu menghantui selama bertahun-tahun. Karena meskipun aspal Buton sudah siap sejak 76 tahun Indonesia merdeka untuk dapat dimanfaatkan, tetapi nyatanya sampai sekarang ini pemerintah Indonesia masih terus mengimpor aspal. Padahal harga aspal impor sekarang ini sedang meroket sangat tinggi sekali. Aspal Buton tidak pernah salah. Yang salah adalah orang-orang yang selalu menganggap bahwa potensi aspal Buton yang sangat luar biasa besarnya ini akan merupakan sebuah ancaman besar bagi masa depan aspal impor. Namun sejatinya yang menjadi ancaman sesungguhnya bagi aspal Buton adalah karena pemerintah Indonesia sendiri tidak memiliki dana untuk mengembangkan dan mengimplementasikan program hilirisasi aspal Buton.
Apabila kata “dosa” diganti dengan kata “pahala”, maka akan lebih memotivasi: “Pahala buat masyarakan Indonesia yang memanfaatkan aspal Buton yang nota bene produksi dalam negeri”. Dengan demikian masalah aspal Buton yang telah menemui jalan buntu selama puluhan tahun akan menemukan jalan bebas hambatan keberhasikannya sendiri. Pepatah mengatakan: “Tak kenal, maka tak sayang”. Oleh karena itu “Feasibility Study” ini adalah sangat penting sekali, dan merupakan kunci keberhasilan untuk menarik minat para Investor.
Pak Jokowi boleh marah-marah dan jengkel, karena Indonesia banyak membeli barang-barang impor. Tetapi dengan marah-marah dan jengkel saja tidak akan menyelesaikan masalah. Semua permasalahan harus dapat diselesaikan dengan kepala dingin, sehingga Pak Jokowi akan mampu berpikir dengan akal sehat. Masalah aspal Buton untuk menggantikan aspal impor solusinya adalah sangat mudah dan sederhana sekali: Investor — Investor — Investor. Ingat, kata kuncinya adalah asalkan Pak Jokowi secara “Political Will” memang sudah 100% benar-benar jujur dan ikhlas ingin agar aspal impor digantikan dengan aspal Buton di dalam era pemerintahan Pak Jokowi yang tersisa kurang dari 3 tahun lagi. Rakyat Indonesia tidak bodoh Pak Jokowi. Mohon stop marah-marah. Dan kerja,kerja,kerja.
Mengapa hilirisasi aspal Buton kita sebut “Harga Mati”? Karena pemanfaatan aspal Buton untuk menggantikan aspal impor sekarang ini dirasakan sudah tidak bisa ditawar-tawar, dan ditunda-tunda lagi. Khususnya, dimana pada saat ini harga aspal impor sedang meroket ke harga di atas US$ 600 per ton, karena adanya kenaikan harga minyak bumi dunia hingga di atas US$ 100 per barrel akibat konflik perang Rusia - Ukraina. Dengan kata lain, “Hilirisasi Aspal Buton” sudah harus final. Tidak boleh ada satu alasan apa pun lagi bagi pemerintah Indonesia untuk tidak mau memanfaatkan aspal Buton untuk menggantikan aspal impor sekarang juga.
Mengingat ucapan adalah doa, bagaimana kalau kita doakan saja agar aspal Buton dapat segera menggantikan aspal impor di era pemerintahan Pak Jokowi yang tersisa kurang dari 3 tahun lagi?. Tidak usah kita kait-kaitkan masalah aspal Buton dengan “dosa” atau “pahala”. Kita kaitkan saja masalah aspal Buton demi “kemakmuran” dan “kesejahteraan” rakyat Indonesia. Tentunya citranya akan jauh lebih positip, dan berdaya sangat dahsyat agar doa kita ini akan dapat segera dikabulkan oleh Allah SWT.
Alangkah indahnya apabila “mimpi” aspal Buton untuk pembangunan infrastruktur jalan-jalan di Ibu Kota Negara Nusantara akan benar-benar bisa menjadi realita. Pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara adalah “mimpi” Pak Jokowi. Dan aspal Buton untuk pembangunan infrastruktur jalan-jalan adalah “mimpi” Pak Luhut dan Pak Basuki. Jadi apabila kedua “mimpi-mimpi” ini digabungkan menjadi satu, maka akan menjadi “mimpi” orang-orang Buton.
Sehubungan dengan terjadinya konflik perang Rusia — Ukraina harga minyak bumi dunia naik di atas US$ 100 per barel. Dampaknya harga aspal impor pun ikut meroket ke harga US$ 601 per ton. Siapakah yang harus menanggung beban berat kenaikan harga aspal impor yang sangat tinggi ini? Kalau proyek-proyek pembangunan infrastruktur jalan-jalan Tol yang didanai oleh investasi asing dan hutang negara, maka sudah tentu rakyat yang akan menanggung beban berat kenaikan harga aspal impor tersebut. Tetapi kok kelihatannya pemerintah Indonesia masih tetap “adem ayem” saja menghadapi kenaikan harga aspal impor yang sedang meroket sekarang ini? Bukankah sebaiknya kita segera beralih ke aspal Buton ? Aspal alam milik negeri sendiri. Atau, apakah lebih baik kita cuek saja ? Emangnya gue pikirin ? Karena pada suatu saat nanti harga aspal impor pun pasti akan nyungsep kembali. Tetapi kapan ?
Sampai sekarang Bapak Presiden Joko Widodo masih belum mampu menggantikan aspal impor dengan aspal Buton. Mengapa ? Karena Indonesia sudah sangat bergantung sekali kepada aspal impor. Masukan untuk Pak Jokowi adalah bagaimana kalau aspal impor kita sinergikan dengan aspal Buton saja? Dengan demikian tidak ada satu pihak pun yang akan dirugikan. Mekanisme permintaan pasar di dalam dan di luar negeri yang akan menentukan berapa banyak jumlah aspal yang akan diimpor . Dan berapa jumlah aspal Buton ekstraksi yang akan diproduksi. Mungkin ide “gila” ini tidak ada salahnya untuk dicoba.
Pemerintahan Pak Jokowi sebentar lagi akan berakhir di tahun 2024. Aspal Buton masih belum juga mampu menggantikan aspal impor. Apa sebenarnya masalah aspal Buton, sehingga Pak Jokowi kesulitan untuk menyelesaikannya? Apakah itu masalah “tehnis”, “ekonomis”, atau “politis”. Kalau masalahnya adalah masalah “politis”, maka hanya Pak Jokowi sendiri sebagai seorang Presiden Republik Indonesia yang akan mampu menuntaskannya.
Mengapa kenaikan harga aspal impor yang tinggi sekarang ini tidak ada satu orang pun peduli? Ini fenomena aneh aspal Buton. Karena sejatinya harga aspal Buton ekstraksi bisa jauh lebih murah dari pada harga aspal impor yang harganya menggila. Tetapi mengapa aspal Buton tidak dimanfaatkan untuk menggantikan aspal impor?
"Gerakan Aspal Buton Menggantikan Aspal Impor” ini adalah gerakan rakyat untuk rakyat. Indonesia sudah 7 kali ganti presiden, dan sudah 76 tahun merdeka. Dan mirisnya, aspal Buton masih belum mampu menggantikan aspal minyak impor. Satu-satunya solusi hanya Presiden Joko Widodo yang akan mampu menghentikan aspal impor ini dengan menggantiannya dengan aspal Buton.
Harapan agar aspal Buton menggantikan aspal minyak impor, merupakan harapan di tahun 2022. Sebab pemerintahan Pak Jokowi tersisa kurang dari 3 tahun lagi. Lampu merah sudah kelap-kelip. Rakyat di Pulau Buton harus menangih janji Pak Jokowi menyejahterakan rakyat Indonesia, khususnya warga Pulau Buton melalui karunia aspal alam-nya. Apakah Pak Jokowi masih ingat pada Januari 2015 menginstruksikan kepada semua Kementerian terkait untuk menggantikan aspal minyak impor dengan aspal Buton? Sampai kini instruksi itu belum terwujud. Apakah Pak Jokowi tahu?
Pemerintahan Pak Jokowi tersisa tinggal 3 tahun lagi. Apabila Pak Jokowi masih merasa mencintai dan memiliki aspal Buton, mohon Pak Jokowi peduli aspal Buton. Sejatinya rasa memiliki aspal Buton akan membuat Pak Jokowi peduli aspal Buton untuk menggantikan aspal minyak impor. Dan pada akhirnya Pak Jokowi akan mampu menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia tanpa rasa pamrih.
Harga aspal di bulan Januari 2021 adalah sebesar US$ 420 per ton. Harga aspal di bulan Desember 2021 melonjak naik menjadi US$ 538 per ton. Ini berarti dalam hampir 1 tahun telah terjadi kenaikan harga aspal sebesar US$ 118, atau sekitar 28 %. Secara sederhana dapat kita asumsikan kalau Indonesia mengimpor rata-rata 1 juta ton aspal minyak per tahun, maka devisa negara yang harus dikeluarkan untuk membeli aspal minyak impor akan naik menjadi jauh lebih besar. Semakin lama ditunda-tunda upaya-upaya pemerintah untuk mewujudkan aspal Buton menggantikan aspal minyak impor, maka potensi kumulatif jumlah total besar kerugian negara tersebut akan semakin membengkak. Dan hal ini tidak boleh dibiarkan sama sekali terjadi lagi. Karena rakyat Indonesia yang akan menanggung besar beban kerugiannya.
Visi aspal Buton untuk menggantikan aspal minyak impor terintegrasi dengan pembangunan infrastruktur jalan-jalan Tol sebagai “Program Strategis dan Prioritas Nasional” dapat dijadikan sebuah renungan bagi Pak Jokowi di akhir tahun 2021 ini. Persoalan aspal Buton yang awalnya disangkanya begitu sangat sulit, rumit, dan ruwet untuk dapat diselesaikan, ternyata solusinya adalah sangat mudah dan sederhana sekali.
Masa pemerintahan Pak Jokowi tersisa tinggal 3 tahun lagi. Sudah tiba saatnya bagi Pak Jokowi untuk merenung, melakukan introspeksi diri, dan evaluasi ke belakang mengapa aspal Buton masih belum juga mampu menggantikan aspal minyak impor selama 7 tahun di dalam era pemerintahan Pak Jokowi. Janji adalah hutang yang akan diminta pertanggung jawaban di akhirat nanti. Oleh karena itu masalah aspal Buton untuk menggantikan aspal minyak impor ini harus dapat segera diselesaikan dan dituntaskan dengan baik oleh Pak Jokowi, mumpung masih ada waktu tersisa 3 tahun lagi.
Sebentar lagi kita akan menyongsong tanggal 20 Oktober 2021, dimana pemerintahan Bapak Presiden Joko Widodo akan genap berusia 7 Tahun. Apa yang sudah Pak Jokowi lakukan untuk aspal Buton ? Pak Jokowi sudah banyak sekali membangun infrastruktur jalan-jalan. Tetapi kok masih menggunakan aspal minyak impor? Kapan giliran aspal alam Buton akan digunakan untuk membangun infrastruktur jalan-jalan di era pemerintahan Pak Jokowi ?