Lupa kata sandi Tempo ID anda?
Belum memiliki akun? Daftar di sini
Sudah mendaftar? Masuk di sini
Nasib guru honorer sejatinya pahlawan tanpa tanda jasa, keberadaannya masih belum menggembirakan. Selain kesejahteraan minim, penggajiannya kadang telat, masa depan keluarganya belum menentu, guru juga belum mendapat perlindungan hukum dan jaminan hidup yang sewajarnya.
“Menulis hebat itu bukan karena kehebatannya melainkan karena keinginannya untuk menuliskan pemikirannya. Suyatno (2015)"
Pendidikan Humanis adalah pendidikan yang bukan hanya mengembangkan kualitas kognitif akan tetapi juga mengembangkan psikomotorik dan efektif, sehingga dalam proses pembelajaran nilai kemanusiaan yang terdapat dalam diri peserta didik dapat dikembangkan.
Pendidikan bangsa Indonesia dipaksa harus memiliki sistem yang secara cepat mampu menyesuaikan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, pandemi Covid-19 telah membuka tabir kelemahan dan solusi pendidikan kita.
Keniscayaannya saat ini program pembangunan sumber daya manusia (SDM) unggul, guru dan tenaga kependidikan menjadi ujung tombak paling penting untuk memperbaiki keseluruhan mutu pendidikan Indonesia.
Pedagogi digital menjadi alternatif solusi pada pembelajaran era digital yang bertujuan menghasilkan generasi muda yang kritis, adaptif, dan memiliki kecerdasan sosial dalam menghadapi tuntutan era Industri 4.0 dan di saat krisis sekalipun.
Dunia ini terus berubah, dan setiap perubahan selalu melahirkan tantangan yang berbeda. Esensi pendidikan itu sendiri adalah Memanusiakan Manusia, perubahan era atau zaman apapun pasti akan berimplikasi pada dinamika dan fenomena pendidikan itu sendiri.
Kekuatan dan mutu pendidikan suatu negara dapat dinilai dengan faktor guru sebagai salah satu indeks utamanya.
Peningkatan kesejahteraan guru menjadi salah satu tolok ukur kemajuan pendidikan suatu negara. Mengingat guru sebagai ujung tombak pendidikan, prosesnya bertumpu kepada guru, kompetensi guru mempengaruhi kualitas pembelajaran, yaitu kinerja guru.