Lupa kata sandi Tempo ID anda?
Belum memiliki akun? Daftar di sini
Sudah mendaftar? Masuk di sini
Keberuntunganku hanya sampai detik ini. Bukan, dari awal aku bukanlah orang yang beruntung. Baru kali ini aku terjerumus pada lubang yang kubuat sendiri, meskipun aku tidak pernah merasa membangunnya sama sekali. Mimpi itu tak lagi mengasyikkan seperti dulu. Tangga yang kubangun roboh dan menjelma menjadi kutukan dalam sejarah kehidupan.
Dua bulan sudah aku berada di sini, pagi-pagi sekali dipaksa menjadi budak berempat, silih berganti. Tiap hari juga aku mengumpat. Rasa-rasanya Tuhan pun tak pernah berpihak padaku. Air mataku tak pernah berhenti, Darsana. Sedangkan perjuangan yang bisa kulakukan hanyalah meronta. Selalu ada drama di setiap kamar berukuran dua kali tiga ini. Rumah ini dipenuhi oleh bayang-bayang penindasan. Kami, setiap gadis di sini menjadi sandera yang dipaksa sempurna. Bodohnya, aku masih saja mendambakan diri untuk memakai kebaya putih yang ibumu jahitkan kala itu.