Lupa kata sandi Tempo ID anda?
Belum memiliki akun? Daftar di sini
Sudah mendaftar? Masuk di sini
Legitimasi antara pemimpin yang terpilih secara demokratis melalui mekanisme pemilu akan berbeda dengan Pjs yang hanya ditunjuk oleh pemerintah pusat. Akibatnya, akan berimbas pada legitimasi pemerintahan dalam mengelola roda pemerintahan.
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono membuat pernyataan mengejutkan. Dalam menghadapi Pemilu 2024 mendatang, Agus berharap para kadernya dapat menjadi kuda hitam. Ini posisi yang tidak diperhitungkan, tapi akhirnya bisa menang. Apakah statement politik itu merupakan manifestasi dari komunikasi politik Partai Demokrat? Bagaimana partai ini membangun komunikasi politiknya kepada publik? Apa tujuan dari komunikasi politik AHY itu?
Partai politik mengalami kesukaran menciptakan institusionalisasi partai politik yang kuat tanpa didukung sumber daya manusia kompeten dalam pengelolaan roda organisasi. Juga dibutuhkan dalam social intelligence. Maka diperlukan komitmen tinggi dalam pelaksanaan pendidikan politik.
Saat ini, secara realitas politik terlihat sangat jelas bahwa panggung politik nasional kembali menampilkan riak-riak politiknya. Riak-riak politik ini ditandai dengan adanya sejumlah resonansi yang sedang dihidupkan oleh berbagai kalangan, seperti, partai politik, para relawan, sayap parpol, loyalis partai, kader dan elite politik, media massa, serta lembaga survei yang turut meramaikan resonansi ini dengan hasil-hasil empirisnya secara praksis riil. Sejak beberapa hari terakhir, diskursus mengenai koalisi partai politik juga menjadi topik utama dalam percakapan di media massa. Bahkan, ada upaya-upaya untuk membangun koalisi sejak awal.