Lupa kata sandi Tempo ID anda?
Belum memiliki akun? Daftar di sini
Sudah mendaftar? Masuk di sini
Bahasa yang ada dalam sajak-sajak Malna memang cenderung rancu, sebab kata-kata ditampilkan dengan tidak beraturan ataupun berbenturan.
Selalu menarik membincang karya sastrawan senior Indonesia. Termasuk menelaah karya yang dihasilkan puluhan tahun silam, karena kualitasnya yang sudah diakui. Tidak terkecuali dengan Kubah, salah satu novel monumental karya Ahmad Tohari tahun 1980. Apa sisi menarik karya yang pernah dialihbahasakan dalam bahasa Jepang (1993) dan bahasa Spanyol (2015) ini?