Lupa kata sandi Tempo ID anda?
Belum memiliki akun? Daftar di sini
Sudah mendaftar? Masuk di sini
Sekolah, sebagai lembaga pendidikan formal, memiliki peran strategis dalam menumbuhkan literasi di kalangan siswa. Oleh karena itu, perlu dicermati betapa pentingnya upaya meningkatkan literasi di lingkungan sekolah.
Semangat dan kerja keras para guru di Papua dalam menyambut Kurikulum Merdeka adalah suatu prestasi yang patut diacungi jempol. Mereka tidak hanya mengubah pendekatan mereka dalam mengajar, tetapi juga menjadi perwujudan dari harapan untuk memberikan pendidikan yang lebih baik dan lebih relevan bagi generasi muda Papua.
Di era banjir informasi lewat dunia digital, keterampilan memirsa dan visual literasi menjadi kompetensi penting bagi anak-anak. Anak-anak mampu harus memahami, menganalisis, dan mengevaluasi informasi yang diperoleh.
Mengapa growth mindset begitu penting? Karena anak-anak dengan growth mindset cenderung memiliki rasa percaya diri yang tinggi, motivasi yang kuat, dan kesiapan untuk mencoba hal-hal baru. Mereka melihat kesalahan sebagai peluang belajar, mengambil risiko dengan keberanian, dan mengembangkan ketekunan yang diperlukan untuk meraih kesuksesan.
Melalui pendidikan politik dan sumber informasi yang tepat, siswa dan mahasiswa dapat mempersiapkan diri sebelum memilih. Ini sangat penting untuk menentukan masa depan Indonesia yang lebih baik. Kita semua bisa mengambil peran aktif dalam proses politik dengan menjadi pemilih yang cerdas dan bertanggung jawab.
Sejenak berangan-angan Indonesia tanpa tambang, kita dapat menggambarkan betapa indahnya alam dan lingkungan yang terjaga dengan baik. Keindahan alam Indonesia yang tak tertandingi seperti gunung berapi, hutan hujan tropis, dan pantai-pantai yang menakjubkan akan terus dilestarikan untuk generasi mendatang.
Pendongeng memiliki kemampuan untuk membawa imajinasi dan pemikiran yang mengubah hidup ke dalam cerita-cerita yang menyentuh hati banyak orang. Kisah-kisah ini dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah, memotivasi perubahan sosial, dan membentuk pandangan dunia yang lebih baik.
Periode Orde Baru di Indonesia (1966-1998) adalah masa yang penuh dengan manipulasi dan pemilihan informasi dalam buku teks sejarah yang digunakan di sekolah utamanya sekolah menengah. Buku teks sejarah pada masa itu cenderung memuat pandangan ideologis yang sesuai dengan keinginan pemerintah, dan sering kali melupakan fakta-fakta sejarah yang sebenarnya.
Manusia memiliki kemampuan beradaptasi yang luar biasa. Sejarah membuktikan kemampuan ini. Pngumuman WHO bahwa pandemi telah usai menandai akhir dari sebuah babak yang sangat sulit dalam sejarah peradaban manusia. Setiap generasi memiliki tantangannya sendiri. Anak muda hidup di dunia yang sangat berbeda dari yang dihadapi oleh generasi sebelumnya, dengan kemajuan teknologi dan perkembangan sosial yang sangat cepat. Mereka menghadapi tantangan dan peluang yang unik, dan seringkali memiliki perspektif yang berbeda dalam melihat dunia.
Dalam refleksi Hari Buruh dan Hari Pendidikan Nasional, penting untuk mengingat betapa eratnya kaitan antara pekerja dan pendidikan. Upaya yang terus-menerus diperlukan untuk meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pendidikan, serta memberikan perlindungan dan pengakuan hak-hak buruh yang layak dan adil.
Ketakutan guru dengan adanya ChatGPT mungkin beragam. Guru khawatir chatGPT akan berakibat pada kurangnya kemampuan siswa dalam menulis. ChatGPT tak dapat dibendung. Mau tidak mau, suka tidak suka, guru harus beradaptasi. Caranya?
Kita tak perlu kawatir dengan gempuran paradigma barat pada timur. Kita cukup mengatakan, “Maaf kita beda server." Kita memiliki pendidikan logika dan rasa. Mereka tidak. Uniknya, konsep panopticon arwah penjaga norma ditiru oleh barat dengan hadirnya CCTV.
Kecurigaan terhadap pergantian kurikulum yang sangat sering ini menciptakan asumsi-asumsi. Penulis mencoba memaparkan salah satu asumsi tentang kedangkalan riset sejarah identitas bangsa dalam hal “bentuk” kurikulum yang khas Indonesia. Penulis mencoba menguraikan kemiripan kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka dengan kurikulum IB (International Bacclaurate). Walaupun demikian, kurikulum merdeka berusaha mencoba memasukkan ajaran Ki Hajar Dewantara. Penulis mencoba memaparkan hubungan kurikulum merdeka dan ajaran Ki Hajar Dewantara.
Mungkin memang benar UMKM lokal tersaingi dengan barang branded bekas ala thrifting. Tetapi begitulah bisnis, bukan salah pedagang, tetapi selera pasaryang menentukan. Dunia ini dinamis, bisnis sangat dinamis, inovasi bermunculan setiap detik. Pedagangnya yang dilarang, padahal pasarnya yang heboh meminta, bukan hanya di Indonesia, tetapi di dunia tren ini terjadi.
Fenomena ironis terjadi pada sastra untuk usia sekolah menengah atau dapat kita sebut usia SMP, jika kita menelisik lebih jauh, tidak dapat kita temukan karya sastra yang khas usia SMP. Perpustakaan SMP dipenuhi buku-buku novel remaja percintaan, novel sastra dewasa, atau justru cerita-cerita anak-anak SD.