x

Kawasan Pademangan, Jakarta Utara, penuh sesak saat menerima kehadiran Calon Gubernur DKI Jakarta Basukj Tjahaja Purnama atau Ahok untuk blusukan, Jumat, 18 November 2016. TEMPO/Larissa

Iklan

L Murbandono Hs

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Ahok Sastra Spontan

Ahok adalah – sebagaimana kita semua orang Indonesia - adalah puisi, prosa, internet, bagian Bhinneka Tunggal Ika, dan lain-lain apa saja sesuka Anda.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ahok Sastra Spontan

 

Saya tidak tahu apakah Ahok suka sastra tetapi dia  –  sebagaimana kita semua orang Indonesia  -   adalah puisi, prosa, internet, bagian Bhinneka Tunggal Ika, dan lain-lain apa saja terserah siapa saja.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Ahok itu puisi? Begini:

 

pulang  pergi

bengkulu betawi

penistaan agama?

ah, apa iya?

 

masalahnya begini:

agama itu adikodrati

suci, tanpa bunyi, sepi

ada tiada tanpa melodi

bikin bahagia tiap hati

 

ahok bagian satu nusa

satu bangsa satu bahasa

luka sekujur batinnya

besok, lusa, kapan saja

akan oke oke saja

 

mengapa?

 

ahok itu sastra

bebas merdeka 

isi alam raya

 

 

OOOOOO

 

 

Ini tentang Ahok dan sastra spontan, dalam arti sekali duduk ngetik langsung jadi. Jika tulisan ini dianggap dibikin untuk bela Ahok, ya luculah. Tanpa saya bela, yang membela Ahok sudah berlimpah ruah banyak sekali. Saya hanya satu orang dan tidak punya hak pilih di DKI Jaya. Saya nol koma nol belaka.

 

Tapi terserah apa sajalah. Terpenting: sastra spontan ini merdeka secara spontan dari siapa saja dan apa saja sesuai karakter universalnya yang bisa bikin segala model 5W-1H.  Maka dengan ini, saat ini, terjadilah, berdasar nalar sehat paling jujur di bumi, Ahok mendapat mahkota Bhinneka Tunggal Ika yang sejati.

 

Yang sejati?

 

Pasalnya, tahukah Anda bahwa sekarang ini banyak Bhinneka Tunggal Ika palsu, bolong-bolong, tidak  komplit? Banyak Bhinneka Tunggal Ika ompong. Dengan Bhinneka Tunggal Ika palsu inilah – dipalsukan dengan segala cara oleh kawanan orbaisme dan seluruh ikutannya – untuk mencuci otak segenap warga bangsa.

 

Pasalnya lagi, Bhinneka Tunggal Ika yang sejati itu semua warna, kepaduan warna warninya indah jelita, mahakarya para pendiri Republik Indonesia. Maka, upaya mencabut salah satu saja warnanya adalah kepalsuan orang-orang jahat yang mau menang sendiri. Mau memaksakan kehendak sendiri dengan merusak kesejatian Bhinneka Tunggal Ika.

 

Dalam konteks itulah Ahok dan Sastra Spontan bergulir-gulir. Menjadi Demo 411 dan seluruh ikutannya yang entah bakal menjadi apa.

 

Semoga menjadi perdamaian.

 

Asal perdamaian itu berdasar Republik Indonesia yang tak bisa ditawar. Harga mati. RI harga mati adalah RI berdasar akal sehat menghayati fakta pluralitas yang tak bisa dibantah.

 

Gunung Merbabu, Nopember 2016

 

 

Ikuti tulisan menarik L Murbandono Hs lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB