x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Mengapa Rotasi itu Baik

Organisasi kerap membutuhkan penyegaran, dan rotasi salah satu jalannya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Meski merupakan hal yang lumrah dari sudut manajemen, rotasi memang kerap mengundang komentar. Jangankan di tingkat nasional seperti kabinet atau di militer dan kepolisian, di tingkat bagian dalam organisasi perusahaan kecil sekalipun, rotasi dapat memancing orang untuk berkomentar. Anehnya, seringkali pendapat ini bernada minor. Misalnya: ‘Ah, bisa apa dia duduk di situ!’

Terlepas dari pertimbangan politik yang barangkali negatif, rotasi dapat dilihat dari sisi positifnya. Ingat lho, pertimbangan politik bukan cuma ada dalam menentukan orang-orang yang duduk di kabinet; di kantor pun niscaya Anda bisa temukan apa yang disebut ‘politik kantor’. Umpamanya, “Si X jangan ditaruh di jabatan itu, tapi di sini saja biar dia tidak berkutik!”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Melalui rotasi, pimpinan ingin memberikan suasana segar, baik bagi orang yang dirotasi maupun bagi organisasi. Di tempat semula, seseorang mungkin sudah mentok atau memperlihatkan tanda kejenuhan. Di tempat yang baru, orang ini boleh jadi bisa terstimulasi oleh tantangan baru, suasana baru, dan tim baru. Sementara, tempat lama yang ditinggalkan bisa mendapatkan darah segar dari orang yang menggantikan. Pola perubahan semacam ini berpotensi mendorong lahirnya inovasi.

Rotasi juga memungkinkan organisasi menempatkan orang pada tempat yang tepat. Setelah beberapa waktu duduk di suatu posisi, seseorang mungkin tidak menunjukkan kecemerlangannya. Di tempat yang baru, terbuka kemungkinan prestasinya menjadi lebih bagus karena ternyata ia lebih mampu mengekspresikan minat dan bakatnya. Ia sanggup bekerja dalam tim dengan lebih baik. Ide-idenya muncul lebih inspiratif.

Dalam beberapa hal, rotasi juga bisa berarti menyelamatkan seseorang dari situasi sulit. Melihat seorang manajer tidak bisa akur dengan orang-orang di sekelilingnya, pimpinan perusahaan mungkin akan memindahkannya ke tempat lain. Pertimbangannya, manajer ini masih dibutuhkan. (“Tidak menguntungkan bagi organisasi jika dia terjepit di antara seniornya yang bertikai. Lebih baik ia ditempatkan di bagian lain.”)

Bagi orang-orang yang sudah bertahun-tahun senang berada di zona kenyamanan, rotasi mungkin mengagetkan. Jika ia berpikir negatif, rotasi akan terasa mencemaskan, sebab ia mesti berhadapan dengan tantangan baru, orang baru, lingkungan baru—semua hal yang membuat ia harus beradaptasi dan boleh jadi memelajari hal-hal baru. Namun bila ia berpikir positif, lepas dari zona kenyamanan merupakan kesempatan emas untuk meraih prestasi yang lebih cemerlang.

Rotasi juga diperlukan untuk menguji seseorang yang dilihat berpotensi untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi. Ia perlu diperkenalkan dengan bidang-bidang baru dan tantangan baru, maupun wilayah baru. Rotasi sebagai tour of duty diperlukan untuk memperluas horison karyawan atau manajer sehingga ketika naik ke jenjang yang lebih tinggi ia sudah relatif memahami tantangan yang ia hadapi dengan jabatan barunya.

Jadi, rotasi memang perlu dan baik bagi perkembangan organisasi sejauh hal itu untuk kepentingan dan kemajuan organisasi maupun individu. Bukan rotasi atas pertimbangan ‘politik kantor’. (Sumber ilustrasi: eremedia.com) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler