x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Penjara pun tak Sanggup Mengungkung Pikiran

Banyak buku maupun karya sastra—novel dan puisi—yang ditulis di dalam penjara.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

 

Sebagai buah pikiran, buku dapat lahir atau inspirasinya diperoleh di sebarang tempat. Penjara, tak terkecuali. Di masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, penjara menyediakan waktu yang cukup banyak bagi para pejuang untuk menuangkan pikiran mereka dalam tulisan. Bung Karno melahirkan pembelaan yang jadi buku klasik, Indonesia Menggugat. Bung Hatta menelurkan Indonesia Merdeka. Tan Malaka menulis Dari Penjara ke Penjara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di banyak tempat di dunia ini, banyak buku ditulis di dalam penjara atau inspirasinya didapat ketika penulisnya dibui. Empat buku yang mashur ini sebagian di antaranya. Karya Henry David Thoreau memberi pengaruh luas terhadap gerakan hak-hak sipil di berbagai negara. Karya Martin Luther King Jr dan Nelson Mandela akan selalu diingat sebagai saksi sejarah atas praktik-praktik rasialisme di AS dan Afrika Selatan. Karya-karya mereka, termasuk Bertrand Russell, menjadi penegas bahwa penjara hanya mampu meringkus fisik penghuninya tapi tidak mental dan pikirannya.

 

Civil Disobedience (Pembangkangan Sipil), Henry David Thoreau

Buku ini tidak sepenuhnya lahir di penjara, melainkan gagasannya yang diperoleh Thoreau saat ia menginap satu malam di hotel prodeo ini. Thoreau dibui karena menolak untuk membayar pajak kepada pemerintah yang nilai-nilai pemerintahannya tidak ia setujui. Saat sendirian di dalam bui, Thoreu memperoleh ilham untuk menulis esai tentang pembangkangan sipil—sebuah karya yang kemudian menjadi klasik. “Di bawah pemerintahan yang memenjarakan siapapun secara tidak adil,” kata Thoreau, “tempat yang tepat bagi manusia yang adil adalah juga penjara.”

 

Letters from Birmingham Jail, Martin Luther King Jr.

Dari kesunyian penjara Birmigham, aktivias hak-hak sipil Martin Luther King Jr. menulis surat terbuka pada April 1963. Dalam surat-suratnya, ia mempertahankan posisinya dalam protes damai menentang rasisme. Martin dipenjara karena mengorganisasi protes non-kekerasan menentang pemisahan rasial di Birmingham, Alabama. Salah satu frasa dalam suratnya, ‘ketidakadilan di manapun adalah ancaman terhadap keadilan di setiap tempat’ menjadi rujukan penting bagi Gerakan Hak-hak Sipil Amerika pada 1960an.

 

Conversations with Myself, Nelson Mandela

Sebagai pejuang anti-apartheid, Nelson Mandela adalah musuh yang tidak mudah ditaklukkan oleh pemerintahan kulit putih Afrika Selatan. Hukuman penjara puluhan tahun tidak menyirnakan cita-cita Mandela untuk memerdekakan bangsanya. Buku ini merupakan memoar intim yang menawarkan sisi personal Mandela dan berisi catatan harian, catatan lain, maupun surat-surat yang ia tulis selama lebih dari 25 tahun mendekam di penjara. Bagi siapapun yang ingin memelajari kehidupan dari ruang yang tersempit, memoar Mandela ini sangat berharga.

 

Introduction to Mathematical Philosophy, Bertrand Russell

Russell dikenal sebagai pemikir abad modern yang tak letih menjelajahi wilayah-wilayah baru. Dan ia tidak berhenti sebagai pemikir, tapi juga penganjur sosial yang gigih. Karena sikap anti-perang dan anti-imperialismenya, Russell dipenjara oleh pemerintah Inggris selama enam bulan pada 1918. Namun Russell berusaha menikmati keterbatasan ini dengan banyak membaca, menulis, hingga lahir karyanya Introduction to Mathematical Philosophy. “Aku mendapati, dari berbagai sudut, penjara itu cukup menyenangkan. Aku tidak terlibat apapun, tidak harus membuat keputusan sukar, tidak takut pada penelepon, tidak ada interupsi terhadap pekerjaan saya,” ujar Russell. (Foto: penangkapan Martin Luther King Jr oleh polisi Birmingham) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler