x

Iklan

Arief Piliang

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

LKBN Antara: Kultur Pejuang, Aktif dan Membangun Bangsa

LKBN Antara yang berdiri pada 13 Desember 1937 telah berjuang mewartakan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia sedang memperjuangkan hak kemerdekaannya

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“Mudah-mudahan akan segera bisa lahir status sebagai Perusahaan Umum, sehingga on the one hand LKBN Antara tentu mengemban tugas negara sebagai public service, memberikan public service tetapi di sisi lain harapan kita tumbuh dari sisi usaha, bisa mendatangkan profit yang makin menjanjikan untuk kemajuan LKBN Antara sendiri,” Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Pernyataan di atas disampaikan SBY dalam peringatan hari ulang tahun ke-69 LKBN Antara pada 26 Desember 2006. Menelisik pernyataan SBY di atas tampak jelas keinginannya agar LKBN Antara mampu menyeimbangkan fungsi public service dan profit dalam bentuk Perusahaan Umum (Perum). Dan memang pada hari-hari terakhir Ramadhan 1428 H, LKBN Antara berubah status menjadi perum setelah SBY menandatangani PP No. 40 Tahun 2007 tentang Perum LKBN Antara.

Perubahan status LKBN Antara tentu saja dilakukan setelah pengkajian yang matang, baik dari sisi internal maupun pemerintah sendiri. SBY memahami bahwa LKBN Antara memiliki akar sejarah yang terpaut erat dengan Indonesia. LKBN Antara yang berdiri pada 13 Desember 1937 telah berjuang mewartakan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia sedang memperjuangkan hak kemerdekaannya. Kemudian, pada 17 Agustus 1945, LKBN Antara pula yang mewartakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia kepada dunia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tetapi zaman berubah, di mana era konvergensi media sudah dimulai dan tantangan bisnis media yang kian mengglobal. Mau tak mau, LKBN Antara harus berbenah agar fungsi dan peranan kian menglobal. Salah satu dasar dari adaptasi itu adalah perubahan status menjadi perum. Diharapkan dengan berbadan hukum Perum, LKBN ANTARA dapat mengembangkan berbagai lini bisnis berbasis konten, komunikasi, pengelolaan data dan pendidikan media, sehingga meminjam istilah SBY, benar-benar menjadi multi media company yang setara dengan perusahan-perusahaan di luar negeri.

Asro Kamal Rokan, Pimpinan Umum/ Pemred LKBN ANTARA ketika itu mengibaratkan perubahan status menjadi perum itu dengan seseorang yang sudah memiliki KTP. Dengan memiliki KTP, maka orang itu dapat mulai mencari pekerjaan untuk hidup dan mencapai cita-citanya. “Kita masuk ke wilayah bisnis, wilayah yang mengharuskan kita untuk profesional, kreatif dan inovatif sebagai jendela Indonesia untuk nasional dan internasional,” katanya Asro.

Kendati status sudah berganti, pemerintah tetap memberikan dukungan anggaran pada LKBN Antara. Jika sampai 2005, LKBN Antara menerima sokongan sekitar Rp 8 milyar untuk investasi teknologi, maka pada APBN 2006, Daftar Isian Proyek dan Anggaran (DIPA) LKBN Antara mengalami peningkatan menjadi Rp32,4 milyar. Pada tahun 2007, DIPA LKBN Antara ditingkatkan lagi menjadi Rp 54,7 milyar. 

Belakangan, LKBN Antara memperluas lini bisnisnya dari kantor berita merambah ke portal berita online hingga televisi. Pelan-pelan, LKBN Antara juga mulai menerapkan standar-standar manajemen mutu yang diakui dunia internasional. Tak pelak, LKBN Antara kian menancapkan kukunya sebagai salah satu perusahaan media papan atas di Indonesia.

 

Objektif dan Berimbang  

Di ujung akhir masa tugasnya sebagai Presiden RI ke-6, SBY tidak sungkan-sungkan mengaspresiasi LKBN Antara. Selain pencapaian bisnisnya yang berkembang pesat, SBY menilai LKBN Antara terus berupaya menjaga objektivitas dan keseimbangan dalam pemberitaan sehingga masyarakat memenuhi kebutuhan informasi masyarakat.

Singkatnya, selain selalu menjunjung tinggi kode etik jurnalisme, LKBN Antara juga berkontribusi besar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Suatu slogan yang didengung-dengungkan segenap insan pers, tetapi sulit dilaksanakan. “Antara terus berupaya untuk menjaga independensi pers yang bertanggungjawab. Menjaga pemberitaan yang objektif dan bertanggungjawab, juga fair dan tanggungjawab.” kata SBY.

Tak heran, bila SBY lantas mengucapkan terimakasih atas kiprah LKBN Antara mulai dari era pra kemerdekaan sampai sekarang ini. Ia menyebut kultur LKBN Antara adalah kultur pejuang, aktif dan membangun bangsa.

Tahun ini, LKBN Antara genap berusia 79 Tahun. Harapan kita bersama, LKBN Antara dapat terus berbenah menuju perusahaan multi media yang menyebarluasan informasi yang cepat, akurat, dan penting, ke seluruh wilayah Indonesia dan dunia internasional. Selamat ulang tahun, Antara!

Ikuti tulisan menarik Arief Piliang lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler