x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Fisikawan Memburu Misteri Kesadaran

Ahli biologi, saraf, maupun fisikawan berusaha menjawb pertanyaan yang lama membayangi para filosof: apakah kesadaran itu?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Apakah kesadaran itu? Ini bukan pertanyaan khas filosof, setidaknya bukan lagi pertanyaan yang menghantui para filosof saja. Dulu, kesadaran dianggap berada di wilayah ethereal—sesuatu yang sukar untuk dipahami secara material. Para ilmuwan begitu terusik oleh batasan ini, yang menjadikan isu kesadaran sebagai wilayah eksklusif para filosof semata.

Rene Descartes, filosof Prancis yang hidup pada abad ke-17, berkata: “Cogito ergo sum. Aku berpikir, maka aku ada.” Eksistensi manusia dibuktikan oleh aktivitas berpikir. Descartes jugha percaya bahwa pikiran terpisah dari tubuh material. Meskipun sebagian pemikir masih mendukung ide Descartes, para ilmuwan—biolog, neuroscientist, bahkan fisikawan—mulai menolak gagasan ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ahli-ahli biologi berusaha memahami apa sebenarnya kesadaran. Christof Koch dan Francis Crick, yang ikut menemukan struktur DNA, sudah mengajukan hipotesis tentang adanya wilayah di otak yang mungkin mengintegrasikan informasi dari bagian otak yang berbeda-beda.

Para neuroscientist berusaha menemukan bukti neuron khusus yang terkait dengan pengalaman kesadaran. Mereka menemukan wilayah otak yang bertindak sebagai sejenis tombol (on-off switch) untuk otak. Ketika wilayah yang disebut klaustrum ini distimulasi dengan arus listrik, pasien seketika menjadi tidak sadar.

Belakangan ini, para fisikawan seolah tidak mau tertinggal dalam perburuan makna. Perhatian mereka bukan lagi tertuju pada penciptaan alam semesta, informasi kuantum, sains nano, tapi merambah wilayah kesadaran. Berbekal pengetahuan tentang kuantum, sebagian fisikawan berikhtiar memelajari kesadaran manusia. Roger Penrose, fisikawan-matematikawan di Oxford University, bertanya-tanya apakah interaksi yang terjadi pada dunia subatomik (kuantum) dapat membangkitkan kesadaran.

David Gross, fisikawan teoritis dan peraih Nobel, menawarkan gagasan berbeda. Gross, seperti dilaporkan di LiveScience, 2005, berspekulasi bahwa “kesadaran mungkin menyerupai apa yang disebut oleh para fisikawan sebagai transisi fasa, suatu transformasi berskala besar dan berlangsung tiba-tiba yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan mikroskopis. Munculnya superkonduktivitas pada logam tertentu ketika didinginkan di bawah temperatur kritis adalah contoh transisi fasa.”

Giulio Tononi, neuroscientist dari University of Wisconsin yang dikenal sebagai salah satu figur terkemuka dalam teori kesadaran, menawarkan konsep yang mirip dengan Gross. Menurut Tononi, ketika otak mengitegrasikan semakin banyak dan semakin banyak informasi, tercapailah batas ambang (threshold). Tiba-tiba saja, suatu keadaan baru muncul: kesadaran. Menurut teori ini, hanya bagian tertentu otak yang mengintegrasikan seluruh informasi itu. Bersama-sama, wilayah ini merupakan wilayah kesadaran.

Fisikawan Nir Lahav yang bekerja di Bar-Ilan University, Israel, berusaha menemukan nukleus aktivitas kesadaran. Ia bersama timnya, yang melibatkan neuroscientist dan matematikawan, menggunakan hasil pemindaian rinci terhadap enam otak untuk membuat suatu peta informasi (atau jaringan) cortex, lapisan luar jaringan saraf otak manusia.

Berbekal peta ini, mereka mengamati dan merekam bagaimana bagian-bagian tertentu cortex terkoneksi dengan bagian-bagian lain. Mereka membuat grafik yang menggambarkan wilayah dengan konektivitas tinggi dan rendah. Peta ini mendekati gambaran tentang bagaimana informasi ‘mengalir’ di dalam cortex,  dan memperlihatkan di mana aliran itu terkonsentrasi. Wilayah dengan trafik tertinggi sangat boleh jadi merupakan daerah kesadaran. Lahav berencana memperluas analisisnya ke keseluruhan otak, bukan hanya cortex. Ia melibatkan matematikawan untuk merancang suatu model matematis yang menggambarkan fenomena yang mereka amati sealamiah mungkin.

Apakah ikhtiar mereka akan membuahkan kemajuan yang berarti? Fisikawan Edward Witte menilai kesadaran akan selamanya tetap menjadi misteri. Kata-kata Witte yang terkesan pesimistis itu rupanya tidak menurunkan semangat fisikawan lain untuk memburu pemahaman akan kesadaran. Perburuan terus berjalan. (sumber ilustrasi: columbiasciencereview.com) **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler