Awal menerima kebutaan ini, saya berpikir tidak akan pernah dapat lagi membaca buku yang saya inginkan. Sebab, dalam membaca buku saya harus belajar huruf Braille yang mengandalkan ujung syaraf tangan. Padahal sebagai tuna netra dewasa dan memiliki diabetes, ujung syaraf jari
saya kurang sensitif. Sehingga sering kali saya kesulitan mengidentifikasi huruf Braille yang ada di dalam buku.
Tapi sekarang tuna netra memang harus lebih berbahagia. Selain menggunakan alat scan buku untuk menerjemahkan tulisan ke dalam pembaca layar, sudah tersedia berbagai macam digital audio book. Buku ini hampir mirip dengan buku elektronik yang berbentuk scan lembaran buku. Bedanya buku audio digital berbentuk buku bersuara yang bisa dipercepat atau diperlambat bagian-bagiannya.
Memang tidak semua buku tersedia dalam bentuk buku digital dan belum semua perpustakaan menyediakan buku digital audio. Tuna netra tetap harus membeli buku manual di toko buku atau secara online layaknya orang awas pada umumnya. KEmudian buku ini diserahkan kepada relawan
pembaca buku untuk dibacakan dan direkam menjadi buku digital audio. Beberapa koleksi buku yang sudah diterjemahkan dalam bentuk buku digital audio tersedia di perpustakaan Mitra Netra. Kebanyakan buku yang diterjemahkan adalah buku novel. Tidak cuma itu, buku digital audio sudah memiliki perpustakaan online. Dengan begitu tuna netra akan semakin mudah mengakses buku untuk membaca.
Adalah relawan pembaca bukudi Yayasan Mitra Netra yang bersedia meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tebal dan merekamnya tanpa salah. Para relawan ini berkomitmen merekam suara dan bacaan buku mereka tanpa dibayar. Biasanya tuna netra akan meminta mereka membaca
buku yang baru dibeli atau disuka. Kemudian beberapa hari berikutnya buku tersebut sudah menjadi buku digital audio.
Salah satu tuna netra yangsuka membaca buku adalah Juwita Maulida, 28 tahun. Wita – begitu dia akrab disapa,hampir setiap bulan membeli buku. Iarajinmembeli buku Melalui toko online atau berkunjung langsung ke toko buku. Melalui buku itulah Juwita memiliki akses jendela penglihatan yang baik. Ia suka buku-buku novel karangan penulis Indonesia. Koleksi bukunya bisa ratusan.
“Setelah bukunya sampai ke tangan saya, biasanya saya meminta dibacakan untuk menjadi buku digital audio,” ujar Wita saat mengobrol santai usai Ashar di Mitra Netra. Biasanya ia sendiri yang meminta secara pribadi kepada pembaca buku, untuk menerjemahkan buku yang baru
dibelinya ke buku digital audio.
Sudah tak terhitung jumlah koleksi bukunya yang ada diperpustakaan Mitra Netra. Hal itu memberikan akses kepada tuna netra lain yang otomatis ingin membaca novel. Meski begitu perpustakaan Mitra Netra bukan Cuma berisi buku novel. Ada beberapa buku bacaan kuliah dan
sekolah untuk dipinjamkan kepada kliennya. Misalnya, salah satu buku diktat perkuliahan yang diterjemahkan dalam bentuk buku digital audio adalah PengantarIlmu Hukum. Buku ini salah satubuku yang digunakan dalam perkuliahan dasar di Fakultas Hukum.
“Ada pula buku internasional atau buku berbahasa Inggris yang dibacakan,” ujar Staff Perpustakaan di Mitra Netra, Endah Tri Wahyuningsih. Jumlah bukudigital audio di perpustakaan Mitra juga
sudah ribuan. Perpustakaan ini bahkan sudah dapat tersedia secara online. Cukup meregistrasi alamat email dan akun perpustakaan, klien sudah dapat menjadi anggota perpustakaan .
Buku-buku digital audio ini juga dapat dipinjam secara manual dalam bentuk Compact Disc. Kemudian buku ini dapat dibaca melalui laptop atau alat pembaca yang dikenal sebagai Victor Reader. Cara kerjanya sama dengan penggunaan digital audio player yang ada di komputer.
Dapat dipercepat antar halaman atau sub bagiannya. Bahkan di Victor Reader ada fitur yang dapat mempercepat atau memperlambat tempo suara dalam bacaan.
Saat ini saya dapat bernafas lebih lega, karena akses saya untuk membaca buku tidak sepenuhnya hilang. Saya sangat berterimakasih atas kontribusi relawan pembaca yang bersedia membaca berbagai buku sambil merekam suara mereka. Uniknya, mereka tidak Cuma membaca tulisan utama
di dalam buku. Melainkan pula bagian buku yang selama ini mungkin dianggap beberapa pembaca urang penting. Misalnya, kata pengantar, waktu terbit dan penerbitnya, bahkan biografi penulis beserta daftar pustakanya. Tapi saya lebih senang menceritakan soal relawan pembaca
buku digital audio ini di bagian tulisan lain.
Ikuti tulisan menarik cheta nilawaty lainnya di sini.