Sumber daya manusia (SDM) industri saat ini sudah masuk kategori demand driven,yakni permintaan dari dunia usaha makin lama makin besar dan harus diantisipasi. Oleh karena itu, diperlukan berbagai program strategis untuk memastikan bahwa industri di Indonesia akan makin menyerap tenaga kerja lokal.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto saat melakukan peluncuran pendidikan vokasi industri di Jawa Timur, Selasa (28/2). Peluncuran program vokasi ini sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Dalam Inpres tersebut, tugas Kementerian Perindustrian RI, antara lain memfasilitasi program praktek kerja lapangan dan pemagangan industri.
“Atas dasar penugasan itu, kami telah menindaklanjuti melalui penandatanganan Nota Kesepahaman antara lima menteri tentang Pengembangan Pendidikan Kejuruan dan Vokasi berbasis Kompetensi yang link and match dengan industri,” papar Airlangga. Kelima menteri yang dimaksud, yaitu Menteri Perindustrian, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Menteri Ketenagakerjaan serta Menteri BUMN.
Sebagai wujud pelaksanaan tugas tersebut, Kementerian Perindustrian RI telah menyusun program pembinaan dan pengembangan yang link and match antara SMK dan industri, dengan sasaran sampai tahun 2019 sebanyak 1.775 SMK meliputi 845.000 siswauntuk dikerjasamakan kepada 355 perusahaan industri.
“Untuk tahap pertama, peluncuran pendidikan vokasi ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama antara 49 perusahaan industri dengan 219 SMK di Provinsi Jawa Timur,” ungkap Airlangga. Tahap selanjutnya, akan diluncurkan secara bertahap di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, DKI Jakarta dan Banten pada tahun ini.
Ikuti tulisan menarik Kirana lainnya di sini.