Cerita Ruqiah Menggerakkan Komunitas Perempuan di Desa

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Keberhasilan Kepemimpinan Perempuan di Desa Terlihat Ketika ia Mampu Menggerakkan Komunitasnya untuk Melakukan Perubahan

Kehadiran komunitas perempuan Balai Sakinah ‘Aisyiyah (BSA) sejak tahun 2014 di Desa Bowong Cindea merupakan wadah belajar bagi puluhan ibu-ibu. Berbagai pengetahuan diajarkan oleh berbagai pemateri yang secara rutin didatangkan untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam berbagai bidang seperti kepemimpinan, kesehatan, ekonomi dan berbagai issu strategis yang sedang hangat dibicarakan dan tentunya materi pemberdayaan perempuan sesuai kebutuhan komunitas ini.

Desa Bowong Cindea adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dan merupakan salah satu desa lingkar yang mendapatkan bantuan dana CSR dari salah satu perusahaan BUMN yang berada di Kecamatan Bungoro setiap tahunnya.

Melihat peluang ini komunitas Balai Sakinah ‘Aisyiyah (BSA) Ummul Mukminim yang dikoordinir oleh Ruqiah (45) tidak tinggal diam setelah mendapatkan banyak informasi seputar bantuan pemberdayaan masyarakat yang bisa diakses melalui dana CSR ini selain tentunya dana desa yang bisa diakses oleh kelompok perempuan seperti BSA ini.

Ruqiah mulai aktif mencari tahu bagaimana caranya terlibat dalam musyawarah penyusunan Rencana Kerja Anggaran Pemberdayaan Masyarakat (RKAPM) melalui Forum Desa TAMALANREA sebagai mitra langsung penyaluran anggaran CSR pada awal tahun 2016 di Kantor Desa.

Mendapatkan lampu hijau dari Kepala Desa, Ketua Forum Desa dan pihak PKBL CSR dalam Musyawarah Forum Desa ini akhirnya Ruqiah mulai menyuarakan aspirasinya mewakili komunitasnya yang membutuhkan bantuan untuk mengembangkan ekonomi komunitas Balai Sakinah ‘Aisyiyah (BSA) melalui program BUEKA yang ia kelolanya bersama sejumlah kader komunitas lainnya yang terdapat di Desa Bowong Cindea.

Alhasil setelah menyampaikan aspirasi tersebut dengan dukungan para pihak yang hadir akhirnya usulan tersebut dapat diterima dan dimasukkan dalam dokumen RKAPM untuk dianggarkan berupa pembiayaan pelatihan pemberdayaan ekonomi komunitas, bantuan perlengkapan masak dan permodalan untuk tiga komunitas BSA binaan ‘Aisyiyah Pangkep salah satunya adalah Balai Sakinah ‘Aisyiyah Ummul Mukminim binaan Ibu Ruqiah.

Tidak menunggu lama komunitas BSA Ummul Mukminim bergerak cepat memanfaatkan bantuan yang diberikan dengan memproduksi kripik Sukun sebagai inovasi product setelah sebelumnya memproduksi Kue Doipang (Doi-Doi Pangkep) yang juga laris manis sejak tahun 2015 yang lalu namun masih terbatas dari segi produksi karna masih terbatas dari segi dana hasil patungan anggota dan belum sanggup membeli berbagai perlengkapan usaha.

Akhir tahun 2016 setelah menerima bantuan dari CSR PT. Semen Tonasa, Bu Ruqiah mulai memproduksi krupuk sukun dan telah memasuki bulan ketiga, product ini laris manis di jual di berbagai warung, kios dan sekolah-sekolah yang ada di Kecamatan Bungoro seperti SMKN 1 Bungoro serta pemesanan dari kecamatan lainnya hingga pemesanan diluar daerah. Melihat perkembangan product kripik sukun yang berkembang cukup pesat ini meski masih menggunakan kemasan yang masih sangat sederhana namun keuntunggan produksi sudah dapat dinikmati oleh seluruh anggota anggota komunitas yang mayoritas Ibu Rumah Tangga selama ini.

“Berkah krupuk sukun ini pelan tapi pasti telah membantu ekonomi ibu-ibu untuk memenuhi kebutuhan harian mereka sekaligus membantu suami menafkahi anak mereka yang masih kecil-kecil dan sebahagian bersekolah, selama ini mereka hanya mengandalkan pendapatan suami yang juga tidak seberapa sebagai seorang buruh, petani dan tukang bentor” Ujar Ruqiah saat membuat krupuk sukun bersama anggota komunitas lainnya.

“Anggota Komunitas perempuan BSA Ummul Mukminim ada 25 orang namun yang aktif terlibat penuh khusus untuk usaha Krupuk Sukun ini ada 15 orang yang setiap pagi setelah Ibu Ruqiah berbelanja di pasar berkumpul untuk mengupas sukun dan membersihkannya” Tambah Ruqiah

Sekitar 20-25 kg krupuk sukun di produksi setiap harinya. Setiap anggota diberi tugas masing-masing mulai dari team yang harus ke pasar membeli bahan sukun, anggota yang mengupas dan membersihkan sukun, menggoreng, memberikan label, menimbang dan mengemasnya dan terakhir anggota yang bertugas mengantarkan product ke berbagai toko atau kios hingga sekolahan dan menjualnya dalam event-event khusus seperti menyiapkan product saat kepala desa kedatangan tamu dari luar, pihak puskesmas terdekat juga hampir setiap hari memesan kripik sukun dan saat puncak HUT Kabupaten Pangkep yang ke 57 yang dilaksanakan di salah satu pulau wisata unggulan Pangkep Pulau Camba-Cambang 1 maret yang lalu, kami berhasil menjual kripik Sukun ini hingga 700ribu rupiah dengan fasilitas akses perahu gratis dari Kepala Desa setempat menuju ke Pulau.

Kemasan Krupuk Sukun sendiri produksi BSA Ummul Mukmini cukup berfariasi dan disesuaikan dengan kebutuhan dan target pasar mereka.

“Kemasan Krupuk sukun ini sendiri berbagai macam sesuai dengan target pasar dan acara-acara tertentu mulai dari harga termurah 1000 rupiah untuk anak sekolah, harga 5.000 sampai 10.000 untuk kios, kedai atau pesanan warung kopi di Bungoro dan pesanan khusus kiloan. Alhamdulillah keuntungan sejauh ini cukup menggembirakan. Misalnya bulan pertama masing-masing anggota komunitas kami mendapatkan keuntungan sekitar 75 ribu – 100 ribu untuk masing-masing anggota, bulan kedua sudah mampu mendapatkan keuntungan 150 -200 ribu perorang yang membuat sejumlah anggota komunitas ini senang melakoni usaha krupuk sukun ini tanpa harus meninggalkan kewajibannya sebagai seorang Ibu dan istri” Tutur Roqiah

“Rumah mereka dengan lokasi BSA ini sangat dekat, saling bertetangga satu sama lain jadi cukup memudahkan, suami mereka pun Alhamdulillah mendukung karna kegiatan mereka bermanfaat selain itu sudah memiliki penghasilan tambahan sehingga menjadi kebanggaan tersendiri bagi ibu-ibu disini, semoga bulan ketiga ini keuntungan semakin meningkat seiring upaya kami memperbaiki kemasan yang lebih bagus dan sedang mengurus PIRT agar product ini bisa dijual dan bersaing di mini market yang ada di Pangkep” Harap Ruqiah

Kesuksesan Ruqiah selaku kader penggerak komunitas Balai Sakinah ‘Aisyiyah (BSA) Ummul Mukminim Desa Bowong Cindea yang berhasil mengakses dana CSR lalu mengembangkan ekonomi komunitas hari ini tidak terlepas dari dukungan program MAMPU Aisyiyah Pangkep yang dua tahun terakhir mengajarkan banyak hal tentang kepemimpinan perempuan melalui pelatihan motivator-kader, pelatihan Bina Usaha Ekonomi Keluarga (BUEKA), Pelatihan Advokasi, Pelatihan Publik Speaking, Pelatihan memfasilitasi dan mengelola komunitas dan serangkaian kegiatan yang sifatnya membangun kepercayaan diri Ibu Ruqiah untuk menjadi sosok local-leader dalam memajukan kaum perempuan di Desa Bowong Cindea. Semoga tetap konsisten yah, bu Ruqiah! *

Bagikan Artikel Ini
img-content
Nhany Rachman Khan

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Tentang Buku Bersampul Meong

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler