x

Iklan

Erri Subakti

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Besarkah Pengaruh Politik Rizieq Syihab di Jakarta?

Momen aksi 212 memberikan panggung politik bagi Rizieq Syihab sebagai Imam yang dianggap berpengaruh di masyarakat. Seberapa besar pengaruhnya politiknya?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mungkin banyak orang tercengang melihat banyaknya massa yang melakukan aksi pada 2 Desember 2016 lalu. “Tujuh juta orang,” kata Rizieq Syihab. “Hampir delapan juta,” kata dia selanjutnya.

Saya tidak mau membahas berapa juta jumlah massa saat itu. Namun sekedar perbandingan, jumlah jama’ah haji dari seluruh dunia tahun 2016 saja berjumlah 1.862.909 orang (1,8 jutaan). Logiskah ada 5 kali jumlah jama'ah haji dari seluruh dunia 'tumplek blek' di kawasan Monas dan sekitarnya? Ya kale….

Saya orang yang sangat percaya perhitungan angka pasti. Untuk menjawab “seberapa besar pengaruh Rizieq Syihab di Jakarta,” menghitungnya tidaklah terlampau sulit.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lihat saja siapa calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta yang diusung oleh FPI (Rizieq Syihab) pada Pilkada (putaran pertama), yaitu pasangan Agus-Sylvi.

Total keseluruhan perolehan pasangan no urut 1 ini di Jakarta ternyata hanya 17,07% saja. Kemana suara massa FPI?

Kita tengok juga di wilayah Tanah Abang, kecamatan di mana markas FPI bercokol. Pasangan Agus-Sylvi hanya memperoleh 19,48% suara. Sementara di Kelurahan Petamburan, pasangan no 1 ini hanya mendapat 21,9% suara.

Screen Shot 2017-03-08 at 9.38.54 AMScreen Shot 2017-03-08 at 9.38.20 AM

Lebih parah dan memalukan lagi bagi Rizieq Syihab adalah pada TPS tempat dia mencoblos. Ketika perhitungan suara harus diulang 3 kali, ternyata hasilnya adalah: Agus-Sylvi 38, Ahok-Djarot 279, dan Anies-Sandi 212.

Kembali pasangan calon gubernur dan wakilnya yang diusung Rizieq Syihab mengalami kekalahan telak.

Mungkin benar kalau ada yang bilang bahwa FPI itu 'tidak berbahaya,' wujudnya jelas terlihat dan pergerakannya di depan mata, mudah untuk diciduk. Karena yang lebih berbahaya adalah sel-sel terorisme yang bergerak di 'bawah tanah.'

Melihat fakta politik dari hasil Pilkada DKI Jakarta di atas, agitasi yang selalu dikobarkan oleh Rizieq Syihab-FPI untuk 'siap revolusi' ternyata bukanlah yang paling signifikan menggerakkan massa pada 2 Desember 2016.

Pengaruh FPI ada, tapi terlalu kecil. Kecilnya pengaruh FPI di Jakarta ini memunculkan sebuah hipotesis baru mengenai adanya pergerakan lain yang tidak terlihat oleh publik atau kalau boleh saya simpulkan ada sebuah pra kondisi yang telah dikonstruksikan sebelumnya untuk terjadinya aksi di 2 Desember 2016 lalu. Hanya kebetulan 'komandan lapangan'nya adalah Rizieq Syihab dari FPI.

Sebuah 'pra-kondisi' yang menurut saya telah terbentuk dalam jangka waktu hitungan tahun. Tidak bisa digoreng dadakan. Dan pra-kondisi ini tidak dilakukan oleh FPI, tapi dari elemen politik/kelompok kepentingan lainnya, yang lebih memiliki struktur jaringan yang sudah kuat dan sistematis.

Ikuti tulisan menarik Erri Subakti lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler