x

Iklan

Ramdiyah Raista

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Problematika Pembangunan Underpass di Kabupaten Brebes

Permasalahan yang terjadi atas pembuatan jalur underpass di Kabupaten Brebes serta harapan masyarakat akan perbaikan dimasa mendatang.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 UNDERPASS DESA PEJAGAN

Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang membangun. Hal yang sangat lumrah bila di negara kita, pembangunan infrastruktur , khususnya sarana transportasi seperti MRT, Jalan Tol, underpass, flyover hampir merata disetiap provinsi.

Meskipun pembangunan sarana transportasi tersebut diatas lebih terkonsentrasi di kota-kota besar, namun untuk pembangunan yang bersekala nasional seperti Jalan tol, jalur kereta api yang menghubungkan antar provinsi dipulau jawa, juga meliputi kota kecil/kabupaten yang dilaluinya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tak terkecuali Kabupaten Brebes, kota tempat saya  tinggal. Hal ini membawa dampak positif dan negatif bagi masyarakat sekitar lokasi pembangunan infrastruktur tersebut.

Sebagaimana kita mafhumi bersama, pembangunan jalur tol maupun jalur kereta api akan bersinggungan dengan jalan yang telah ada, baik itu jalan propinsi maupun jalan kabupaten. Agar jalan tersebut masih dapat berfungsi sebagaimana mestinya, maka  dibuatlah underpass sebagai solusinya.

Sayangnya, pembangunan underpass dikabupaten Brebes masih menyisakan permasalahan bagi warga sekitar.  Posisi jalan underpass yang lebih rendah dari ketinggian tanah disekitarnya, tidak dilengkapi dengan sistim pembuangan air yg memadai, hingga menyebabkan jalan tersebut selalu digenangi banjir saat tiba musim penghujan. Genangan air yg tertahan lama  membuat jalan menjadi rusak, dan arus lalu lintas menjadi terhambat. Seperti yang terjadi pada underpass di Kecamatan Ketanggungan, di Kecamatan Tanjung, Dan Kecamatan Larangan.

UNDERPASS DESA CIMOHONG

Kondisi terparah terdapat di desa Cimohong, kecamatan Bulakamba. Underpass yang dibuat dibawah jalur kereta api ini, hampir selalu tergenang banjir dimusim hujan, bahkan ketinggian air bisa mencapai 1 meter. Hal tersebut disebabkan oleh saluran air yang tertutup oleh sampah dan proyek betonisasi jalan profinsi yang menyebabkan genanganan air hujan tak bisa mengalir kemana-mana. Ini tentu saja sangat menghambat aktifitas warga. Mengingat jalan ini merupakan akses terdekat yang menghubungkan desa dengan jalan raya (jalur pantura).

UNDERPASS DESA CIMOHONG

Saat jalan tersebut tak berfungsi karena tergenang banjir, warga harus berputar melalui desa Kemurang yang berjarak sekitar 2km untuk keluar menuju jalan raya. Tentunya ini sangat memberatka warga. Upaya permohonan perbaikan pun dilakukan warga dengan melayangkan surat kepada pemkab dan instansi terkait (PT KAI). Karena tak kunjung mendapat respon, akhirnya warga mengelar demo dan mengancam akan melempari setiap kereta yang melewati desa tersebut. Sungguh ironis sekali.

Alhamdulillah, setelah melalui serangkaian rapat kordinasi antara pihak-pihak terkait,  seperti PT KAI, Dinas Perhubungan, Polres Brebes, Dinas Pekerjaan Umum, dan Bina Marga, maka disepakati,  PT KAI  melalui perwakilanya Daop 3 Cirebon,  memberikan bantuan berupa pompa air berikut rumah pompa yang berfungsi untuk menyedot air yang menggenang ketika datang hujan. Dengan biaya oprasional, bahan bakar solar dan perawatan ditanggung oleh pemerintah desa setempat. Meskipun genangan air tak sepenuhnya mampu tersedot oleh pompa tersebut, namun warga  desa cimohong dapat kembali melewati jalan underpass tersebut saat musim hujan.

Meskipun demikian, pengadaan pompa air hanyalah sebuah solusi yang sifatnya sementara. Warga desa Cimohong berharap akan ada perbaikan yang sifatnya permanen berupa perbaikan saluran air dan pembukaan perlintasan sebidang yang lokasinya dekat dengan underpass sebagai jalur alternatif.

Dari permasalahan tersebut, saya dan tentunya warga masyarakat kabupaten Brebes berharap, kedepan,pembangunan sarana transportasi yang bersekala nasional seperti pembangunan jalan tol dan jalur kereta api lebih terintegrasi dan memiliki kearifan lokal sehingga warga sekitar tidak menjadi korban dan ikut merasakan manfaatnya.

Disamping itu, keterlibatan warga sekitar dalam menjaga lingkungan juga tak kalah penting. Membiasakan diri untuk tidak membuang sampah sembarangan adalah hal kecil yang sangat  berarti bagi lingkungan kita. Hal tersebut tentu saja tidak hanya berlaku bagi warga setempat, namun semua pengguna jalan raya, khususnya para pengendara mobil yang melintas dijalur pantura, karena sampah yang menutupi saluran air disekitar underpass bukan semata-mata berasal dari warga, tapi juga para pengguna jalan raya.

Sebagai warga negara yang baik, tentunya saya dan warga kabupaten Brebes pada umumnya mendukung dan mengapresiasi pembangunan  infrastruktur sarana transportasi yang dilakukan oleh pemerintah pusat. Meskipun ada dampak negatif yang dirasakan oleh warga lokal, namun kami menyadari bahwa hal tersebut memiliki  manfaat yang besar bagi masyarakat yg lebih luas lagi.

Brebes, 28 Maret 2017

#InfrastrukturKitaSemua

Sumber Foto : Dokumentasi Pribadi

Ikuti tulisan menarik Ramdiyah Raista lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB