x

Iklan

edriana noerdin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Anies Jaga Persatuan dalam Kebhinekaan

Anies dan Sandi tidak berpartisipasi dalam debat Kompas TV karena dari awal, keduanya tidak pernah secara definitif menyatakan kesediaan untuk hadir.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

By Edriana Noerdin

Pasangan calon Anies Baswedan dan Sandiaga Uno ingin menciptakan perdamaian dan kesejukan dalam menjalani Pilkada di Jakarta, dan bukannya memperkeruh serta meningkatkan suhu politik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Anies dan Sandi tidak berpartisipasi dalam debat Kompas TV, Minggu 2 April, bukan karena membatalkan kehadiran. Dari awal, keduanya tidak pernah secara definitif menyatakan kesediaan mereka untuk hadir.

Alasan mereka tidak berpartisipasi sangat prinsipil:

 * Karena suasana kompetisi dan polarisasi di level masyarakat yang sangat panas dan sangat tajam, seharusnya para paslon bisa menahan diri. Mereka harus menjadi penyejuk dan bukan malah sebaliknya.

* Karena itu, Anies dan Sandi menawarkan supaya format acara tidak dalam bentuk debat tapi interaksi yang konstruktif, yakni calon wakil gubernur saling menjelaskan program mereka dengan penuh rasa kekeluargan. Saling bertukar pikiran dengan mengeluarkan ide-ide bagaimana cara membangun Jakarta yang lebih adil dan beradab. Karena itu selain debat KPUD, dikhawatirkan debat lain hanya akan mempertajam pertikaian antar kubu pendukung.

* Karena tidak ada kesamaan dalam persepsi konsep acara, sementara di satu sisi Anies dan Sandi tetap berpegang pada konsistensi menjaga suasana persatuan, kesejukan, dan kedamaian maka mereka tidak berpartisipasi dalam acara tersebut.

Semua barisan pendukung Anies - Sandi setuju dan mendukung keputusan tersebut secara bulat tanpa kecuali.

Tapi, itu tidak berarti Anies Sandi takut melontarkan gagasan dan program untuk membangun Jakarta. Sehari setelah kasus Kompas TV, Senin 3 April 2017, Anies - Sandi memberikan Pidato Kebangsaan yang diliput sepenuhnya oleh TVOne dan INews dengan Tema:

"Persatuan Indonesia".

Hanya 400 Undangan yang dikirimkan untuk menghadiri acara tersebut. Namun ternyata ruangan telah dipenuhi sekitar 700 orang. Panitia harus menambah kursi untuk mengakomodir peserta. Para ketua dan pimpinan partai pengusung hadir tanpa kecuali untuk memberikan dukungannya. Suasana akrab, kekeluargaan dan sangat solid untuk fokus memenangkan Pilkada putaran kedua demi memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan bagi warga Jakarta.

Satu pesan  Prabowo (yang baru pulang dari luar negeri) dalam pidatonya bagi Anies - Sandi adalah agar keduanya jangan mengkhianati rakyat, jangan korupsi.  "Bila anda-anda korupsi maka saya akan memimpin rakyat Jakarta untuk menurunkan anda," kata Prabowo menegaskan.

Dalam pidatonya, Anies mengatakan di Indonesia ada lebih dari 700 suku dan bahasa yang berbeda, dengan agama yang berbeda-beda. Belum lagi bentuk wajah, warna kulit, serta rambut yang berbeda yang disebut Bhinneka. Ini adalah sebuah fakta yang tidak bisa diingkari. Ini adalah anugerah buat Jakarta dan Indonesia, dan harus dilihat sebagai kekayaan kita. Kebhinnekaan adalah kenyataan yang harus diterima, sebuah kodrat yang terberi. Jadi tugas kita, setiap anak bangsa, adalah menumbuhkan, memperjuangkan dan merawat persatuan dalam kebhinekaan dengan menghargai berbagai perbedaan. Jakarta adalah wajah nasional dengan berbagai perbedaannya.

Pilkada adalah pesta demokrasi dimana setiap orang bebas menentukan pilihan secara jujur, adil dan rahasia. Dasar orang untuk menentukan pilihan bisa bermacam-macam dan itu semua sah-sah saja. Yang menjadi masalah bila ada yang mem-bully orang lain karena pilihan mereka. Ada yang memaksakan kehendak di luar jalur yang sudah ditentukan. Marilah kita berdemokrasi dengan benar dan sejuk. "Jangan lah kita menghukum pikiran orang yang berbeda".

Permasalahan utama Jakarta sejak 40 tahun yang lalu dan tidak berubah sampai saat ini, bahkan lebih parah, kemiskinan yang ekstrim, ketimpangan kaya-miskin yang semakin parah.  Jumlah orang miskin di Jakarta dengan penghasilan di bawah Rp 500.000/bukan sekitar 384 ribu orang, tetapi bila ukuran penghasilan dinaikkan menjadi 1 juta/bulan maka angka penduduk miskin di Jakarta menjadi sekitar 3 juta orang. Di daerah-daerah tertentu seperti Jakarta Utara, angka partisipasi sekolah hanya sekitar 60 persen, artinya ada sekitar 40 persen anak yang tidak sekolah. Sekitar 49 persen warga Jakarta tidak memiliki rumah dan tidak punya akses pada air bersih yang berkualitas.

Fakta kemiskinan yang semakin ekstrim di Jakarta karena orientasi pembangunan petahana yang hanya menguntungkan pengembang dan meminggirkan rakyat miskin. Hal ini masih diperparah dengan lemahnya upaya penegakan hukum bagi berbagai pelanggaran hukum termasuk pelanggaran HAM yang dilakukan dengan program penggusurannya. Sikap dan tutur kata Pak Ahok yang terus menerus bernada kasar, menghina dan menuduh dengan arogan sehingga menciptakan rasa tidak nyaman dan tidak aman warga.

Kembali Anies dan Sandi memberikan kejutan bagi warga Jakarta dengan pidato "menciptakan keadilan sosial melalui penciptaan lapangan kerja dan penegakan hukum tanpa pandang bulu bagi warga Jakarta," yang disiarkan penuh secara nasional oleh  TV One dan INews...

Sebuah realita yang tak terbantahkan.

Ikuti tulisan menarik edriana noerdin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler