x

Iklan

Aaliesha Rahayu

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

BUMDes Sukseskan Pengelolaan Wisata dan Sawit

Kesuksesan BUMDes mengelola unit usahanya tidak terlepas dari kerjasama dan usaha yang massif dari berbagai pihak terutama pemerintah & masyarakat desa

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Berwisata merupakan pilihan yang tepat untuk melepas penat dari rutinitas pekerjaan sehari-sehari. Ada banyak jenis wisata yang bisa dipilih salah satunya adalah wisata alam (back to nature). Desa Dalil yang terletak di Kecamatan Bakam, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung memiliki keunikan alam sendiri yang saat ini sedang dikembangkan menjadi kawasan wisata alam yaitu air terjun.

Air Terjun Bolang dan Hutan Idat di Kakit Bukit Maras, Air Terjun Tujuh Tingkat di kaki Bukit Bui’ dan Hutan Rimbek merupakan potensi wisata Desa Dalil dengan jarak tempuh kurang lebih 45 menit menggunakan kendaraan yang kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki. Terdengar sepertinya lumayan capek kalo harus ditempuh berjalan kaki, tapi tidak usah khawatir karena sepanjang perjalanan menuju air terjun akan disuguhi pemandangan keindahan hutan yang diiringi oleh suara gemericik air yang mengalir disekitar bebatuan hutan sepanjang perjalanan.

Pengembangan wisata Desa Dalil sepenuhnya dilakukan oleh Desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang bernama Andal Berdikari. BUMDes Andal Berdikari berdiri pada tahun 2014 dengan tujuan untuk membantu perekonomian masyarakat desa. BUMDes Andal Berdikari memiliki tiga unit usaha yaitu unit usaha perkebunan sawit, simpan pinjam, dan pariwisata.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pembentukan Unit usaha simpan pinjam dilatarbelakangi oleh kekhawatiran banyaknya warga desa yang melakukan pinjaman uang untuk modal usaha, pembelian sarana dan prasarana pertanian dan perkebunan dari tukang kredit atau bank keliling dengan bunga yang sangat tinggi. Dengan modal awal sebesar Rp 83 juta yang berasal dari dana desa, pemberian pinjaman yang diberikan dibatasi hanya Rp 2 juta (karena modal yang masih terbatas namun jumlah peminjam yang semakin bertambah ) dan dikenai jasa pinjaman sebesar 15% dalam artian total uang yang harus dikembalikan masyarakat desa kepada BUMDes sebesar Rp 2,3 juta selama 10 bulan.

Sedangkan unit usaha yang pertama BUMDes Andal Berdikari adalah unit usaha perkebunan sawit. Unit usaha ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 2008 yang berawal dari bantuan alokasi dana desa sebesar Rp 100 juta dalam bentuk lahan seluas 5 ha. Namun sayangnya unit usaha ini tidak berkembang dan perkebunan sawit tidak mendapatkan perawatan yang baik sehingga hasil panen sawit pun tidak maksimal. Tetapi situasinya berbeda sejak BUMDes Andal Berdikari berdiri. Perkebunan sawit terawat dengan baik, dari mulai pemupukan, perawatan, hingga panen dikerjakan bersama-sama oleh masyarakat dengan bantuan BUMDes sehingga hasil perkebunan sawit pun maksimal dan dapat meningkatkan pendapatan para petani sawit desa. Hal ini terbukti pada tahun 2015 setahun setelah berdirinya BUMDes, unit perkebunan sawit itu sudah memproduksi tandan buah sawit (TBS) sebanyak 77.2 ton atau sekitar 6,4 ton per bulan dan dalam setahun mendapat penghasilan kurang lebih Rp83 juta.

Kesuksesan BUMDes dalam mengelola unit usahanya tidak terlepas dari kerjasama dan usaha yang massif dari berbagai pihak terutama pemerintah desa dan masyarakat desa. Selain itu keberhasilan unit usaha juga berdasarkan kebutuhan masyarakat desa dan pengembangan dari potensi desa itu sendiri. Peningkatan ekonomi desa akan mengantarkan desa menjadi desa yang lebih berkembang bahkan bukan mustahil menjadikan desa mandiri, yang berbanding lurus dengan tujuan dari pemerintah pusat sebagai upaya pemerataan pembangunan di desa dan mengurangi kesenjangan antara desa dan kota.

Ikuti tulisan menarik Aaliesha Rahayu lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler