Bulan Puasa Sebagai Perekat Bangsa

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Puasa bisa dijadikan momentum intropeksi dan penguatan sosial

               Bulan puasa setiap tahun  bermakna bagi setiap muslim dalam menjalankannya. ibadah puasa ini seperti nutrisi makanan yang mensehatkan badan, begitu pula puasa sebagai nutrisi keimanan selalu terjaga dan istiqomah bagi setiap muslim. diseluruh plosok negeri ini menjalankan ibadah puasa. Muslim indonesai memiliki ke khasan sendiri selama bulan puasa, awal sampai akhir puasa selalu meriah di setiap masjid ramai dengan orang beribadah.

               Puasa menjadi kewajiban bagi kaum muslim, peningkatan keimanan seseorang dalam kehidupan, puasa menjadi momentum penguatan diri secara keimanan, merubah pola makan dari pagi hari menjadi malam hari, melaksanakan sholat tarwaih dimalam hari, serta mejauhkan diri dari perbuatan yang membatalkan puasa, tidak sebatas makan saja, prilaku orang yang beribadah mewujudkan kesempurnaan seorang manusia yang beriman. Hakikat orang beriman terwujudnya jiwa yang kuat memiliki nilai individu yang disiplin, berahlak,peduli sesama, berpikir positif, memiliki visi hidup tidak sebatas dunia semata, menghargai orang lain, serta selalu berbuat bagi sesama manusia.

               Bulan puasa di indonesia selalu meriah, tidak hanya diramaikan oleh aktivitas ibadah yang meningkat, dari tradisi kita adanya mudik lebaran serta adanya budaya silaturahmi satu sama lain, ini menandakan budaya kekeluargaan yang ada di kita, hal ini belum tentu terdapat di negara lain yang mayoritas muslim.

               Di bulan puasa ini, semua sumber daya bangsa ini terfokus dalam rutinitas puasa, geliat ekonomi meningkat, solidaritas sesama orang meningkat, saling menghargai sesama warga. kelompok minoritas yang tidak menjalankan ibadah menghargai orang muslim, banyak hal yang didapatkan serta keuntungan secara material dalam puasa ini bisa dirasakan oleh semua orang, muslim dan non muslim, terpancarnya kebahagian ini bisa dilihat setiap bulan puasa meningkat kebutuhan ekonomi yang tinggi. dimana kebutuhan orang muslim yang menjalankan ibadah dapat bermanfaat terhadap lingkunganya.

               Kebutuhan muslim dalam menjalankan ibadah puasa makin meningkat, ini menguntukan semua, kita ketahui bersama pembisnis kita banyak kaum non muslim yang meyediakan perlengkapan selama puasa dan lebaran nanti, dimana secara material pembisnis non muslimpun diuntungkan dengan bulan puasa.dari sisi ekonomi saling mebutuhkan dari hubungan sosial saling menghormati , tentu terdapat ikatan emosional secara sosial yang saling mengikat satu sama lain. suasana seperti ini bisa menepis angapan yang marak dimedia dengan banyak berita hoax yang meruntukan kebersamaan dalam satu bangsa serta mebuat resah bangsa ini. Udah suatu keharusan, tidak akan ada keruntuhan kebinekaan kita, masyarakat kita cinta kedamaian dan memiliki sifat yang saling menghormati, adanya berita di media sosial yang cenderung anti tolerasi dan lainya, dan hal itu langsung direspon oleh semua orang, pemerintah, ulama, tokoh agama lainya serta tokoh masyarakat, dengan mengingkatkan kembali makna kebinekaan, kebersamaan dan kesatuan, ini menandakan bahwa bangsa ini cinta kebersamaan, adanya ekses dari perpolitikan nasional yang berimbas terhadap hubungan social politik, ini bagian dari pembelajaran masyarakat, dengan adanya kesan ada kelompok yang tidak menghargai satu sama lain,  pandangan ini harus secepatnya di buang dibenak masyarakat kita.

               Fakta yang ada sampai sekarang, bahwa keutuhan bangsa ini tetap terjaga, kebinekaan demokrasi yang kita semua berharap bahwa bangsa ini tetap utuh, saling menghargai itu suatu sifat bangsa indonesia. kita berharap bulan puasa ini menjadi momentum penguatan keimanan seseorang bagi seorang muslim dan sekaligus menjadi momentum meperkokoh keuntuhan bangsa, dari individu yang beriman terpancar nilai-nilai baik dan sifat universal yang bisa bermanfaat bagi semua orang. Puasa bisa dijadikan momentum intropeksi dan penguatan sosial untuk bisa terhindar dari hasutan dan kebencian sesaat, yang sebenarnya itu bisa dihindari oleh kita, memiliki kekuatan nilai  dan prinsip keimanan kuat untuk mewujudkan bangsa yang damai.

 

Deni Yusup

peniliti nusantara riset, ketua bidang masika ICMI

Bagikan Artikel Ini
img-content
deni yusup

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler