Berikut Ini Tips Bijak Mengelola Keuangan Saat Puasa

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Rincian pengeluaran di bulan puasa yang dilakukan dengan rinci seharusnya mendatangkan surplus yang lumayan gede karena ketiadaan makan siang.

 

Ingat! Setelah Ramadhan masih ada Idul Fitri. Alangkah baiknya surplus anggaran selama masa puasa dimaksimalkan sehingga bisa bermanfaat untuk Idul Fitri.

 

Kita telah memasuki bulan suci Ramadhan. Bulan Ramadhan adalah bulan untuk menjalankan ibadah puasa. Puasa hukumnya fardu (diwajibkan) untuk umat Muslim, kecuali ada halangan khusus. Masa puasa adalah saat untuk mengekang dan menahan diri dari lapar, mendekatkan diri pada Allah SWT dan melakukan banyak amal. Bulan puasa adalah bulan suci untuk prihatin, mawas diri, berefleksi dan bersolidaritas.

Sayangnya, di beberapa keluarga ada fenomena pereduksian makna rohani bulan puasa. Spirit mengekang diri tidak disertai dengan kontrol diri, sehingga muncul kesan hedon di saat puasa. Bukan rahasia lagi, tingkat konsumerisme di saat Ramadhan ternyata tinggi.

Alokasi uang di sejumlah keluarga justru meroket saat bulan puasa. Tingkat konsumerisme di keluarga meningkat drastis pada saat bulan puasa. Tak mengherankan, banyak keluarga secara tidak sadar justru mengeluarkan banyak uang saat bulan puasa. Pengeluaran mereka membengkak hingga tiga kali lipat dari hari-hari biasa.

Pembengkakan dana terjadi karena ada satu pemahaman yang tidak tepat bahwa saat puasa kita harus menyediakan menu makanan yang istimewa untuk buka puasa dan atau sahur. Pemahaman sempit inilah yang mengarahkan sikap seseorang untuk berbelanja secara berlebihan atau mengalokasikan dana tidak seperti pada hari-hari biasa. Tak ayal, pengeluaran di saat puasa benar-benar membengkak. Padahal di akhir Ramadhan, masih ada perayaan Idul Fitri yang jelas-jelas membutuhkan banyak uang.

Kita perlu bijaksana. Kalau tidak bijaksana dalam mengelola uang saat Ramadhan, bisa-bisa dana yang seharusnya dialokasikan untuk Idul Fitri justru tergerus. So, berikut ini tips sederhana agar kita bisa mengelola keuangan dengan bijaksana saat Ramadhan:

1. Buatlah Daftar Rinci Pengeluaran

Kita perlu meluangkan waktu untuk membuat daftar pengeluaran menu sahur dan buka puasa secara rinci selama bulan Ramadhan. Ambil waktu khusus untuk merancang alokasi anggaran makanan bergizi, buah-buahan dan makanan suplemen yang diperlukan selama menjalani puasa. Membuat daftar rinci pengeluaran untuk jangka waktu selama satu bulan penuh memang tidak mudah. Oleh sebab itu, buat dulu anggaran per minggu. Dan biar lebih afdol, sangat dianjurkan untuk menyusun menu harian biar terlihat gambaran alokasi anggarannya makin jelas. Satu hal yang pasti, pengeluaran belanja menu harian diusahakan jangan terlalu tinggi dibandingkan dengan pengeluaran dari hari-hari biasa, meski tak bisa dipungkiri ada kenaikan harga untuk sejumlah kebutuhan pokok.

2. Ingat: Masih Ada Idul Fitri

Konsisten dengan rincian yang telah dibuat memang bukan pekerjaan yang mudah. Kebanyakan dari kita memang gampang melanggar komitmen yang telah dibuat. Kita mudah tergoda untuk mengejar kenikmatan sesaat dengan membeli sesuatu atau menu yang sebenarnya di luar dari yang direncanakan. “Penyakit” ini biasanya menghinggapi ibu-ibu yang memang gampang “lapar mata”, entah karena lagi ada promo atau memang karena keinginan sesaat. Nah, bagi mereka yang notabene “lapar mata”, alangkah baiknya selalu camkan dalam benak pikiran: Masih Ada Idul Fitri! Idul Fitri tidak lama lagi. Saat Idul Fitri membutuhkan banyak uang, entah untuk mudik atau liburan bersama keluarga dan sanak- saudara.

3. Batasi Terima Ajakan Bukber

Ajakan bukber (buka bersama) dari sahabat, teman dekat, rekan kerja dan teman lama bakal datang silih berganti saat Ramadhan. Repotnya, bukber sering dilakukan di restoran atau cafe-cafe yang tak sesuai dengan kantong saku kita. Kita tahu tentu tahu, ajakan berbeda dengan undangan. Ajakan identik dengan bayar sendiri-sendiri, sedangkan undangan biasanya gratis alias tidak pelu mengeluarkan uang dari kantong saku kita. Kita biasanya memang sungkan untuk menolak ajakan. Kalau situasinya sudah seperti ini, realistis saja dengan uang yang dimiliki. Jangan sampai, gara-gara gampang menerima ajakan untuk bukber, kita jadi bokek dan ujung-ujungnya tidak bisa merayakan Idul Fitri dengan nyaman. So, bukannya pelit. Ada banyak cara untuk menolak ajakan bukber dengan halus dan tidak menyinggung.

4. Surplus Anggaran Perlu Dimaksimalkan

Rincian pengeluaran di bulan puasa yang dilakukan dengan rinci seharusnya mendatangkan surplus yang lumayan gede karena ketiadaan makan siang. Logikanya seperti itu. Namun ini akan terjadi, kalau kita konsisten dan tidak konsumtif. Menyikapi surplus ini, selain dialokasikan untuk biaya tak terduga seperti bukber dan amal, alangkah baiknya mulai dipikirkan untuk dimaksimalkan saldonya dengan platform fintech modern. Banyak plaform terpercaya yang kini ada seperti IPOTPAY yang baru-baru ini diluncurkan IndoPremier. Platform yang baru saja penulis ketahui ini ternyata bisa memaksimalkan hasil saldo nasabah dengan fleksibilitas tanpa batas melalui layanan penempatan dana secara otomatis di reksadana pasar uang dengan hasil setahun terakhir di kisaran 7-9% per tahun (gross).

Bagikan Artikel Ini
img-content
fintecher

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Mendedah Daya Tarik Investasi Saham

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler