x

Iklan

Parliza Hendrawan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Jelang Kemarau, Rimbawan Gelar Doa dan Buka Puasa Bersama

Rimbawan berharap kemarua tahun ini tidak menjadi bencana kebkaran hutan diwilayah Sumsel. buka bersama dan doa bersama dilakukan

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

SUMATERA Selatan semakin meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman kebakaran hutan dan lahan (hutla) di wilayah itu. Hal itu dilakukan menyusul mulai ditemukannya titik panas atau hot spot di beberapa tempat dalam satu bulan terakhir ini. Kewaspadaan meliputi menyiapkan personil dan peralatan pemadam di wilayah rawan kebakaran. Tidak hanya itu, petugas dari dinas kehutanan atau sering disebut sebagai Rimbawan juga menyiapkan mental spiritual dengan menggelar buka puasa dan doa bersama anak yatim dan fakir miskin.

Kepala Dinas Kehutan Sumsel Sigit Wibowo menjelaskan dibandingkan dengan beberapa bulan yang lalu, hot spot saat ini cenderung meningkat meskipun dalam skala kecil. Khusus sebulan terakhir ini dikatakan titik panas rata-rata ditemukan setiap hari dengan jumlah maksimal 9 titik dan paling tinggi terakhir terpindai di 10 titik berbeda. Namun demikian ia memastikan kejadian itu belum menghawatirkan karena dapat segera diatasi oleh para Rimbawan serta satuan tugas terkait dari TNI dan personil pemadam milik perusahaan.  “Siaga dari beberapa bulan yang lalu termasuk saat lebaran nanti,” kata Sigit, Rabu 14 Juni 2017.

Kemarin secara resmi digelar hajatan bertajuk 1001 Rimbawan, Mengabdi dan Berbagi. Hajatan berupa pembagian sembako, bazaar, buka puasa dan doa bersama agar Sumsel dijauhkan dari bencana kebakaran hutan dan lahan. Selain itu juga digelar hajatan Jelajah Sampah dan aksi berbagi bibit pohon pelindung yang digagas oleh Forum Daerah Aliran Sungai (For DAS) Sumsel. Bibit tanaman diberikan kepada para mahasiswa dan pemangku kepentingan lainnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara itu Achmad Taufik dari tim monitoring Karhutla, Dinas Kehutan Sumsel menjelaskan kemarin terpantau ada 58 hotspot di Sumatera. Menurutnya secara keseluruhan hotspot yang terpanatu berada di Nangroe Aceh Darussalam 23, Riau 17, Sumatera Utara 12, Lampung 5 dan kepulauan Bangka Belitung 1 titik.

Memasuki awal 2017, Sumsel telah menetapkan status siaga darurat asap. Saat ini tim telah  diperkuat dengan dimulainya operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dan Water Boombing.Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumsel, Iriansyah mengatakan, melalui operasi udara dengan mengupayakan hujan buatan, diharapkan akan dapat menjangkau daerah-daerah yang jauh dari jangkauan penanganan pasukan darat, khususnya daerah lahan gambut. (pharliza@gmail.com)

Ikuti tulisan menarik Parliza Hendrawan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler