Kimkas Sebagai Embrio Mebnas
Oleh: Flo. K. Sapto W.
Koperasi Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia asal Soloraya (Kimkas) rasanya bakal menjadi sebuah terobosan pasar mebel nasional (mebnas). Koperasi yang merupakan institusi bisnis dari HIMKI (himpunan industri mebel dan kerajinan Indonesia) ini sangat fleksibel. Sebab sebagai lembaga bisnis bisa menggandeng kemitraan ataupun bertransaksi dengan berbagai pihak. Berbeda jika pergerakan bisnisnya masih hanya bertumpu pada asosiasi yang berbasis nirlaba. Transformasi dari asosiasi nonprofit ke organisasi bisnis ini dengan demikian layak dipenuhi ekspektasi. Termasuk di dalamnya adalah potensi sebagai penerima berbagai fasilitas subsidi dari pemerintah.
Salah satu tonggak aksi bisnis Kimkas adalah pembukaan rumah promosi bersama di The Park Mall Solo Baru. Launching rumah promosi yang sekaligus sebagai etalase hampir semua produk dari anggota HIMKI se-Soloraya ini dilakukan pada 15/07/17. Sebagai rumah promosi, etalase Kimkas itu bukan hanya menjual produk semata tapi lebih-lebih adalah layanan terintegrasi untuk semua kebutuhan furnitur dan handicraft. Di dalamnya termasuk layanan konsultasi baik untuk desain interior maupun lanscape. Layanan tersebut dimungkinkan karena di belakang Kimkas terdapat tim R & D hasil kolaborasi antaranggota HIMKI sendiri maupun insitusi profesional terkait.
Secara operasional, rumah promosi Kimkas diawaki oleh tenaga-tenaga profesional yang digaji oleh pengurus. Sehingga pertanggungjawaban dan target kinerjanya jelas. Operasi bisnis ini sedikit lebih maju daripada sekedar paguyuban yang pola kerjanya mana suka. Tidak berlebihan kiranya jika Kimkas diproyeksikan bisa menjadi sebesar IKEA. Perusahaan perlengkapan rumah tangga asal Swedia ini sekarang sudah memiliki 389 gerai di 48 negara (www.ikea.com). Padahal perusahaan yang didirikan pada 1943 ini awalnya hanya dimulai oleh Ingvar Kamprad, seorang pemuda desa usia 17 tahun, dari sebuah garasi. Harapan itu semestinya tidak berlebihan. Salah satunya karena Kimkas didukung oleh sumber daya yang berlimpah. Baik dalam ketersediaan bahan baku, jumlah pengrajin, maupun dukungan dari berbagai lembaga. Secara etimologis, nama Kimkas sendiri juga sudah identik dengan asal mula nama IKEA yang berasal dari inisial Ingvar Kamprad ditambah nama desanya yaitu Elmtaryd dan kota tempatnya tinggal yaitu Agunnaryd.
Di bidang pembiayaan, Kimkas juga sudah menandatangai MoU dengan BNI. Artinya, kendala di bidang modal kerja sudah tereliminasi. Selebihnya untuk akses pemasaran, rumah promosi bersama Kimkas itu sangat mungkin di-copy paste untuk di-setting juga di tempat lain. Secara teknis tinggal membuat duplikasinya untuk dipajang juga di mal atau bahkan fasilitas-fasilitas pemerintah di luar negeri. Tentunya konsep promosi bersama ini menjadi sebuah penetrasi pasar yang luwes dan borderless.
Di dalam kajian pemasaran, duplikasi rumah promosi itu sangat mungkin dilakukan tidak hanya untuk gerai pamernya saja tapi lebih-lebih adalah secara konsep institusionalnya. Asosiasi di daerah lain bisa mengorganisir diri menyerupai konsepsi Kimkas ini. Pemerintah daerah pun bisa berpartisipasi dengan mendukung pelaku industri setempat dengan dukungan regulasi (perijinan) dan pembiayaan kompetitif (bank daerah).
Sebagai catatan akhir, embrio Kimkas harus tetap dioperasikan dengan sungguh-sungguh serius, profesional dan bertanggungjawab. Di dalamnya terpaterikan banyak misi idealis, humanis, dan nasionalis. Proficiat.
Penulis adalah praktisi pemasaran.
Ikuti tulisan menarik Flo K Sapto W lainnya di sini.
