Kemarin, 8/7/2017 Sekda DKI Jakarta Saefullah menyambangi kediaman Sandiaga Uno, Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih. Saefullah mengaku bersilaturahmi dalam rangka lebaran. Meskipun sempat juga membahas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah priode 2018-2022.
Namun yang mengagetkan adalah Saefullah mengatakan, “Kalau kita lihat RPJMD yang lalu itukan ketercapaiannya kurang atau meleset dari target. Misalnya dari segi pendapatan. Pendapatan di akhir tahun ini mestinya ada Rp 120 T, tapi yang kita dapatkan hanya Rp 76 T, kan masih jauh sekali. Karena ekspektasinya ketinggian.”
Fakta dari data dokumen RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) 2013-2017 adalah bahwa Proyeksi Pendapatan Daerah di tahun 2017 adalah Rp 103.982.010.000.000 (seratus tiga triliun sembilan ratus delapan puluh dua miliar sepuluh juta rupiah).
Sumber: RPJMD DKI Jakarta 2013 - 2017
Proyeksi pendapatan tersebut berasal dari Pendapatan Asli Daerah ditambah Dana Perimbangan, dan Lain-lain pendapatan yang sah.
Sementara itu dalam Perda APBD DKI Jakarta yang telah disahkan oleh DPRD, target Pendapatan DKI Jakarta untuk tahun 2017 adalah sebesar Rp 62 trilun. Tepatnya Rp 62.466.130.203.554. (Lihat di sini: Perda APBD DKI 2017 Disahkan)
Jadi kalau saat ini pendapatan DKI Jakarta sudah mencapai Rp 76 triliun, berarti sudah melampaui target, Rp 14 triliun lebih dari yang ditargetkan dalam APBD DKI Jakarta 2017. Padahal baru setengah tahun berjalan.
Menjadi pertanyaan, angka dari manakah yang disebut oleh Saefullah bahwa target pendapatan DKI Jakarta tahun 2017 sebesar Rp 120 triliun?
Apakah kunjungan ke rumah Sandiaga Uno ini merupakan upaya agar Saefullah tidak diberhentikan sebagai Sekda DKI Jakarta dalam masa kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan? Karena beberapa bulan lalu memang ada isu mengenai Saefullah akan diberhentikan jika Anies-Sandi memimpin Jakarta. (Ini Kata Sandiaga Soal Nasib Sekda DKI Usai Ganti Gubernur)
(ES)
Ikuti tulisan menarik Erri Subakti lainnya di sini.