x

Iklan

Jawara Ara

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

5 Desa di Pesisir Pantai yang Berpindah ke Tempat Lain

Membangun bendungan atau meledakan bom, setidaknya ada 50 cara untuk memindahkan desa pesisir. Tapi saya telah meringkasnya di bawah ini menjadi lima.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Terkadang kita berpikir memindahkan satu wilayah ke tempat lain adalah proyek yang luar biasa besar, seperti pembangunan bendungan air.  Namun, 5 desa pesisir di bawah ini punya cara lain untuk berpindah dari tepi laut ke tempat lain.

1. Inveraray, Skotlandia

Inveraray, Skotlandia

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada tahun 1743, Duke Argyll ke-3 membangun sebuah istana baru yang megah lengkap dengan menara yang menjulang tinggi dan taman seluas 6,5 hektar pada ketinggian 21 meter.

Namun kota kumuh Inveraray berada terlalu dekat dan dirasa akan menghalangi pemandangan indah Loch Fyne. Jadi, Duke memutuskan untuk merelokasi kota Inveraray ke tempat lain.

Beruntung tidak ada sengketa atau kerugian antara kedua belah pihak, malahan  berakhir dengan baik. Inveraray baru, yang direlokasi ke ujung pantai hasilnya luarbiasa dengan pesona pantai terindah dan juga dermaga baru serta perumahan yang lebih baik. Dermaga yang dibangun juga sangat menguntungkan bagi Inveraray.

 

2. Yoshihama, Jepang

Salah Satu Pantai Terindah di Jepang

Orang Jepang sudahs sangat terbiasa dengan tsunami, terbukti dari banyaknya peninggalan batu-batu kuno dipesisir yang  menandakan tsunami sudah menerjang negeri itu jauh sebelum peradaban modern ini.

Pada tahun 1986 tsunami menghantam lagi namun tingginya delapan kali lebih tinggi dari biasanya dan menghantam sebuah desa bernama Yoshihama dan menewaskan 20.000 orang.

Belajar dari  kejadian itu penduduk di sana memindahkan desa mereka ke sebuah bukit dekat situ. Meskipun memakan waktu yang cukup lama namun akhirnya usaha mereka berbuah manis.

Ketika tsunami Tohoku menerjang Jepang dan menewaskan 18.000 orang, desa Yoshihama tidak kehilangan satu pendudukpun. Hanya tembok pantai, pasar ikan dan beberapa rumah saja yang hancur.

3. Bikini Atoll, Kepulauan Marshall

Marshall Islands

Pada tahun 1946 Amerika Serikat sudah menemukan bom atom terbesar yang hendak diuji coba di Bikini Atoll. Bikini Atoll dipilih karena dirasa tempatnya cukup jauh. Lalu Gubernur Militer Kepulauan Marshall mendatangi para penduduk di sana yang terhitung sekitar 167 orang untuk mengosongkan pulau.

Setelah beberapa kali perundingan sengit akhirnya penduduk berpindah ke ke Atol kecil yang sangat disinyalir sulit sumber makanan sehari-hari. Setelah mengalami banyak kesulitan di Atoll kecil akhirnya para penduduk berpindah lagi ke Pulau Kili di dekatnya.

4. Fort George, Kanada

History of Fort George

Proyek-proyek besar cenderung mengesampingkan protes warga- warga desa yang terkena damapak. Tak terkecuali proyek pembangunan pembangkit listrik tanaga air James Bay di teluk James. Pembangunan pembangkit listrik ini menjanjikan sumber daya lstrik yang tak berkesudahan yaitu dengan cara mengalihkan beberapa aliran sungai lain ke satu arus La Grande.

Bagi penghuni Fort George yang tinggal di mulut aliran La Grande pembangunan ini mengancam tempat tinggal mereka karena air yang naik membuat tempat yang mereka tinggali menjadi berbahaya.

Pemerintah sudah menyarankan untuk para penghuni Fort George berpindah, namun banyak yang menolak apalagi Bangsa Cree Chisasibi yang sudah tinggal lama di situ.

Tapi, setelah adanya perundingan yang berujung pahit, akhirnya para penduduk bersedia pindah ke tempat baru yang akhirnya dinamai Chisasibi. Namun setiap musim panas masyarakat Fort George masih sering kembali ke tempat asal mereka untuk merayakan festival Mamoweedow Minstuksh.

5. Phirt, Pakistan

Here is why Pakistan

Delta yang berada di sungai cenderung akan bergeser mengikuti aliran sungai, seperti yang terjadi di Phirt, Pakistan.

Sebenarnya masyarakat desa yang tinggal di delta sungai sudah mengetahui hal itu namun mereka menganggapnya bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan sebelum sikon menggeser delta terlalu jauh.

Pada tahun 2010 topan Phet juga membawa banjir ke Phirt yang akhirnya merusak 30 rumah di Phirt karena tersapu angin sekitar 1 kilometer. Pada akhirnya Phirt tenggelam oleh laut bersama 42 desa dan disitriknya.

Bila dibandingkan dangan 4 desa lainnya yang kita telah bahas sebelumnya, bisa dibilang Phirt inilah yang paling banyak korban. Sehingga pastinya sangat banyak kata kata yang menyentuh hati dari kejadian ini. Jadi kesimpulannya adalah penting untuk memilih tempat tinggal yang aman baik alam maupun lingkungan masyarakatnnya.

Ikuti tulisan menarik Jawara Ara lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB