x

Ilustrasi remaja sedih atau galau. Pxhere.com

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Apakah Kita Betul-betul Mengenal Diri Sendiri?

Hingga kini, manusia masih penasaran dan mencari tahu siapakah dirinya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Apakah kita, manusia, satu-satunya jenis makhluk cerdas di alam semesta? Tidakkah ada makhluk lain sejenis ‘manusia’ di planet lain, tata surya lain, atau semesta lain jika memang ada? Alien, ET, penunggang UFO, atau apapun? Misteri ini belum terungkap, meskipun manusia berusaha memecahkannya.

Sekitar 4 miliar tahun yang silam, kehidupan diperkirakan mulai ada di Bumi. Sekalipun begitu, secara ilmiah, manusia belum mampu menjawab bagaimana kehidupan ini mula-mula terjadi. Begitu banyak pandangan tentang isu ini dan tidak mudah menemukan titik temunya.

Dalam buku The Big Question in Science: The Quest to Solve the Great Unknown, Mun Keat Looi, Hayley Birch, dan Colin Stuart menyertakan “Apa yang menjadikan kita manusia?” sebagai pertanyaan yang tidak kunjung terjawab. Apakah karena secara fisik kita berbeda, apakah karena kita berpikir dan memiliki kesadaran, ataukah karena kita berkebudayaan? Apakah karena kita memiliki otak yang lebih besar (bukan yang terbesar) dibandingkan kebanyakan hewan maka kita menjadi manusia?

Secara biologis, manusia memiliki neuron tiga kali lebih banyak dibandingkan gorila, tapi DNA kita nyaris identik dengan ‘hewan’ itu. Kita mempunyai otak lebih besar ketimbang kebanyakan hewan. Banyak hal yang pernah kita anggap membedakan kita, seperti bahasa, pemakaian alat, mengenali diri sendiri di cermin, juga terlihat pada hewan lain. Barangkali, kata sebagian ahli, budaya manusialah yang membuat manusia berbeda, di samping kemampuan untuk bekerjasama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apakah kesadaran yang membedakan kita dari makhluk lainnya? Jika ya, apakah kesadaran itu, apakah ini buah dari kerja fisikal dari jutaan neuron yang terkoneksi satu sama lain? Apakah kesadaran lebih dari sekedar kerja dari bagian-bagian otak atau ada sesuatu yang lain—spirit, ruh, jiwa yang bertautan dan membangkitkan kesadaran?

Apakah ‘kesadaran manusia’ dapat ditiru oleh mesin cerdas yang mampu berpikir seperti manusia apabila kita memahami bagaimana saraf-saraf otak bekerja—pendekatan yang materialistis? Jika dapat ditiru, apakah dapat disimpulkan bahwa koneksi-koneksi saraflah yang membentuk kesadaran? Ataukah sebenarnya pikiran dan kesadaran dua hal yang berbeda? Berikutnya: mengapa manusia memerlukan kesadaran dan apakah makhluk lain tidak memilikinya?

Walaupun Sigmund Freud memilah kesadaran ke dalam tiga tingkatan, yakni sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak sadar (unconscious), tapi ia tidak menjelaskan apa sesungguhnya kesadaran itu. Konsep Freud yang paling terkenal berkaitan dengan adanya alam bawah sadar yang mengendalikan sebagian besar perilaku manusia, tapi ia tidak menjelaskan bagaimana kesadaran itu terjadi. Perkembangan neuroscience membuka peluang bagi manusia untuk memahami isu ini, namun sejauh ini belum diperoleh jawaban yang memuaskan.

Begitu pula mengenai mimpi: Apakah mimpi itu? Apakah makna mimpi? Mengapa kita bermimpi? Bagaimana mimpi terjadi? Mengapa di satu saat kita bermimpi dan di lain waktu tidak?

Banyak orang memberi tafsir tentang mimpi. Freud juga berbicara bahwa mimpi merupakan pesan alam bawah sadar, suatu ekspresi dari keinginan yang tidak terpenuhi—dan biasanya beraroma sensual. Bagaimana dengan mimpi yang berulang: kita terlambat datang ke ruang kelas dan tidak bisa mengikuti ujian, padahal itu sudah terjadi berpuluh tahun yang silam? Para ahli neuroscience berusaha memahami lebih jauh ketimbang yang dilakukan Freud dengan melihat tautan antara mimpi dengan saraf-saraf memori, belajar, dan emosi. Para ilmuwan masih memburu penjelasan yang lebih memadai lagi.

Pertanyaan-pertanyaan itu menandai betapa rumit manusia dan betapa penuh misteri. **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Sengketa?

Oleh: sucahyo adi swasono

2 jam lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB