Memenangkan Kehidupan (Victory)

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dalam hidup ada dua pelabuhan, menjadi pemenang (Victory) atau korban kehidupan (Victim)

Bagi sebagian orang, aktivitas memimpin menjadi sesuatu yang mudah. Namun sebagian lagi menjadi sesuatu familiar yang mudah bahkan sangat menyenangkan. Kemampuan memimpin memang tidak serta merta dimiliki seserang yang dilahirkan di dunia. Ungkapan born to be a leader yang terkadang disematkan kepada seseorang menurut penulis hanya frasa yang kurang benar. Karena sejatinya kemampuan memimpin itu dipelajari, dilatih.

Berbeda dengan ungkapan tuhan didalam salah satu wahyunya, “setiap manusia adalah pemimpin”. Yang memang mutlak harus dijalankan oleh manusia yang sudah tifakdirkan untuk berproses di dunia sebagai seorang hamba.

Pemimpin secara bahasa bermakna orang yang secara posisi menjadi panutan, kordinator bagi sekelompok manusia lainnya. Sedangkan memimpin berarti aktivitasnya. Kemampuan memimpin salah satunya dapat diperoleh dengan jalan berproses didalam suatu perkumpulan manusia yang terorganisir (Organisasi). Proses yang dilakukan dengan melibatkan diri secara aktiv dengan berani mengemban amanah akan membuat seseorang terlatih didalam menerima arahan, memberikan arahan dan memecahkan suatu permasalahan serta tentunya bekerja sama.

Organisasi sebagai media aktualisasi kemampuan memimpin jelas tidak mutlak memberikan kemampuan memimpin bagi pelakunya, ada satu jalan lain menurut penulis yang harus dituntaskan oleh seseorang tersebut manakalah ingin menjadi seorang pemimpin hebat, dan hal tersebut harus dilakukan beriring bersamaan dengan aktivitas berorganisasi. jalan tersebut adalah Komitment pada Diri Sendiri (Self Driving).

Komitment pada Diri Sendiri (Self Driving) penulis maknai sebagai aktivitas mengendalian dirinya sendiri untuk berbuat, bagaimanapun perbuatannya. Begini, tiap-tiap manusia memiliki peluang untuk menggapai dua macam penccapaian didalam kehidupan ini. Pertama menjadi golongan Victory yaitu mereka yang berhasil dan sukses, dan yang kedua adalah golongan Victim yaitu orang-orang kalah atau korban kehidupan. Keduanya biasa akan merujuk kepada proses juang yang sudah dilakukan seorang manusia, bagi yang prosesnya benar hasilnyapun akan benar. Sedangkan yang berproses secara salah akan victim pula hasilnya. Itu sudah dituliskan dalam konsep tuhan yang maha proporsional.

Komitment pada diri sendiri menjadi modal awal yang sangat penting dan paling berpengaruh didalam proses hidup manusia. Apakah manusia tersebut akan berlabuh kepada victory atau justru terjelembab kepada lembah victim. “Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang, kecuali hamba tersebut mau berjuang merubahnya sendiri”. Sebaik apapun modal materi yang dimiliki manusia, sekuasa apapun lembaga yang manusia tumpangi, sebesar apapun peluang manusia yang dimiliki apabila dalam proses membangun komitment dan menjalankannya ini tidak benar maka semuanya akan sia-sia. Komitment yang telah melembaga didalam tubuh seseorang, mengakar dalam jiwa manusia akan terakumulasi menjadi sebuah karakter.

Maka beberapa komitment yang harus dibangun kemudian dijalankan manusia untuk dirinya sendiri (Karakter) cukup banyak. Namun ada beberapa hal penting yang mutlak harus dikerjakan menurut penulis, pertama menghargai waktu, kedua be a strong leader, ketiga be your self, keempat Action orientation not being victim/reason productions. Dari keempat hal tersebut yang paling ditekankan penulis adalah yang pertama dan keempat.

Membiasakan diri untuk tepat waktu (Punctuality) disegala hal yang harus diri sendiri kerjakan serta memberikan keteladanan untuk tepat waktu menjadi karakter utama yang wajib dimiliki oleh seorang pemimpin, apabila menginginkan keberhasilan baginya dan kelompok. Dino Patti D. mengatakan bahwa “Menghormati waktu sama dengan menghormati tamu. Dan menghormati orang lain adalah bagian dari kepemimpinan. Kita akan sulit memberikan komando/memimpin apabila kita desepelekan”. Dan membiasakan diri untuk tepat waktu ini harus dimulai dari diri sendiri dan bukan orang lain.

Kemudian hal lain yang kedua adalah berkenaan dengan cara berperilaku dan bersikap didalam bertugas. Quote dari bapak Presiden RI Joko Widodo coba saya kutip “yang penting kerja, kerja, kerja. Karena kerja akan menghasilkan sesuatu sedangkan omongan hanya akan menghasilkan alasan”. Tindakan yang penulis maksudkan adalah Action Orientation and not Being Victim/Reason Production (Berorientasi pada tindakan dan tidak memproduksi alasan). Kebanyakan dari kita seringkali memunculkan alasan-alasan pembenaran untuk dapat menghindari tugas. Padahal sejatinya didalam setiap yang kita kerjakan akan membawa kita kepada suatu proses yang kecenderunganya kepada dua hal, yaitu berhasil atau gagal. Tapi point yang paling penting adalah pembelajaran daripada proses yang dilalui, suatu kegagalan dapat dipetik pelajaran dan evaluasi untuk kemudian kedepan diproyeksikan bagaimana pembenarannya. Mereka yang berani bertaruh dan menjawab kesempatan dengan alasan akan sama sekali tidak mendapatkan itu. Sedangkan mereka yang mengambil kesempatan dan mengambil resiko akan terlatih dan telah siap untuk proses-proses berikutnya sebagaimana kata Tan Malaka, “terbentur terbentur terbentur terbentuk”. Modal inilah yang akan menentukan pencapaian seseorang, yang terlatih akan teguh dan berhasil didalam mengarungi hidup sedang yang tidak menghoramati waktu dan memproduksi alasan akan tenggelam dan menjadi korban kehidupan. Serta yang terahir untuk bisa memenangkan kehidupan ini dengan bahagia, masuk kedalam golongan victory kudu selalu Yakin bahwa setiap Usaha sungguh akan selalu Sampai. (04/10) Andik P.B.  

Bagikan Artikel Ini
img-content
Andik Setyawan (PB)

Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Jember

0 Pengikut

img-content

Rayakan Milad Bersama Masyarakat

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
img-content

Makmur Perlu Mahasiswa Visioner !

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler