Bayangkanlah planet-planet dan bahan antariksa lainnya pada tata surya! Kita akan mendapati bahwa seolah ada ikatan antara planet yang satu dengan planet yang lainnya sehingga tidak ada tabrakan yang merusak. Mengapa karena mereka memiliki ikatan (gaya tarik menarik), yanglebih populer dengan gaya gravitasi. Demikian pula kehidupan anak jika tidak diikat ia akan ditimpa kerusakan.
Mengapa pendidik perlu dekat dengan anak? Mengapa pendidik perlu ‘mengikat’ anak? Karena dengan ikatan inilah ia menjadi insan dewasa hingga tua yang tidak melampaui batasan yang ditetapkan Pencipta semesta Alam, Allah Swt, Yang Paling Tahu dari siapapun. Mengapa pendidik perlu ‘mengikat’ anak? Tidak lain, agar mereka tidak menjauh dari al haq (kebenaran). Mengapa pendidik perlu ‘mengikat’ anak? Agar ia terlimpahi dengan iman, maghfirah, syukur, sabar, dan keberkahan. Mengapa pendidik perlu ‘mengikat’ anak? Agar anak melanjutkan visi masuk surga bersama-sama (kaum muslimin wal muslimat). Mengapa pendidik perlu ‘mengikat’ anak? Agar ia tahu di luar garis edar ikatan itu ada musuh yang bersiaga merusak bayangan Surga dari benaknya. Tentu saja, ikatan dibentuk agar ketaqwaan mengokoh pada diri kaum muslimin pembelajar. Mengapa pendidik perlu ‘mengikat’ anak? Agar mudah mengarahkannya untuk menjauhi kemurtadan, atheisme, hiburan yang haram, taklid buta, teman-teman setan, dan hal-hal yang haram.
Berikut ragam ikatan yang perlu dibentuk pada diri anak kaum muslimin:
- Ikatan akidah
Seseorang perlu menyadari keterlupaannya bahwa tanda-tanda di segala sudut membuktikan Allah Swt Tuhan Esa penguasa semesta Alam. Keyakinan ini disertai dengan meniru jejak rasul/nabi dan kaum mukmin.
- Ikatan ruhani
Ikatan ruhani terbentuk dari pembiasaaan ibadah wajib maupun sunnah, zikir, sumber puncak pengetahuannya (Al Qur’an), dan rasa diri senantiasa terpaut dengan Masjid.
- Ikatan pemikiran
Ini dibentuk dari pendalaman bersama kaum mukmin dan berhati-hati terhadap musuh Islam (setan dari golongan jin dan manusia)
- Ikatan sosial
Anak perlu mengakrabkan diri dengan da’i, guru, teman di rumah, lingkungan sekitar rumah, teman di Masjid maupun teman di sekolah dalam frame watawa shoubil haq watawa shoubisshobr (menasihati dalam kebenaran dan kesabaran). Yang jelas anak tidak boleh mengabaikan hak orang lain.
- Ikatan olahraga
Senam rutin, beladiri, berkuda, memanah membentuk kedekatan dan mengundang cerita antara anak dengan orang tua, juga menjadikan pejuang yang semakin dekat dengan Allah Swt, kenikmatan yang utama.
Ikuti tulisan menarik Mahendra Ibn Muhammad Adam lainnya di sini.