Kepri Suram, Krisis Ekonomi dan Wakil Gubernur
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBPolitik daerah Kepri
Hanya sekedar “merenung” kembali, bahwa rentang kendali yang jauh, ribuan pulau dengan induk propinsi di Pekanbaru merupakan alasan utama kenapa perlunya hadir propinsi Kepri.
Ini merupakan bagian dari hasil kajian yang dipimpin oleh Prof.Dr. Mohammad Saad yang kemudian direkomendasi ke Gubernur Riau dan Depdagri sekitar 18 tahun lalu.
Ditambah dengan visi kelautan yang “diteriakkan” Huzrin Hood menyempurnakan keinginan masyarakat Kepulauan Riau.
Untuk masyarakat awam (wong cilik), visi kelautan tak jauh jauh dari lancarnya transportasi dari ibukota propinsi ke kabupaten, dari kabupaten ke kecamatan, dan seterusnya dari kecamatan ke pulau pulau kecil (Desa, RW dan RT). Begitu pula sebaliknya. Visi kelautan juga berarti SDA dari laut merupakan sumber mata pencarian untuk kelangsungan hidup (dan kemakmuran).
Apakah sudah tercapai, baik tujuan utama dan visi pembentukan propinsi Kepri? Barangkali jawaban yang paling tepat adalah “jauh panggang dari api.” Tak usahkan kondisi nun jauh di sana, diantara ombak dan badai. Di pulau pulau kecil sekitar Batam saja masih ada yang sekolahnya mau roboh. Pulau pulau di sekitar Bintan, masih ada yang “buta” PLN.
Krisis Ekonomi, wakil Gubernur
Pertumbuhan ekonomi Kepri saat ini sekitar 1,52%, jauh dibawah pertumbuhan ekonomi nasional yang 5,01%. Ini bisa dikatakan krisis. Sudah jatuh korban menurut ekonom Faizal Basri. Korbannya dalam bentuk PHK ribuan karyawan di Batam.
Sepoi sepoi angin PHK sudah dirasakan di Karimun. Dengan alasan efisiensi juga sudah ada PHK di Bintan. Kalau ini dibiarkan terus tanpa “aksi” dari pihak propinsi, kondisi ini akan semakin parah.
Sebenarnya, Gubernur dengan “persetujuan” DPRD bisa menunjuk Wakil Gubernur dengan “tugas khusus.” Tugas khusus itu tentu saja adalah menyelesaikan krisis ekonomi saat ini dan mencapai tujuan utama pembentukan propinsi Riau.
Terlepas dari “sengkarut” politik Kepri. Ada banyak tokoh yang memenuhi kapasitas dan urgensi untuk menduduki posisi Wakil Gubernur Kepri, diantaranya:
1.Huzrin Hood
Tak perlu diragukan perjuangan beliau dalam “membedahi” propinsi Kepri. Otomatis mengetahui secara detail visi dan misi propinsi. Dari segi leadership, Huzrin Hood pernah memegang jabatan legeslatif, ekskutif dan partai politik. Komplit.
Ciri khas Huzrin Hood adalah “berani” melakukan “hara-kiri” dan “zig zag” dalam menghadapi situasi sulit. Ketika sebuah restoran tepi laut menghadapi hambatan dalam “finishing” karena undang-undang nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang dan UU nomor 27 Tahun 2007 tentang pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil, Huzrin Hood “berani” mengeluarkan rekomendasi.
Saat peralihan antara Abdul Manan Saiman, Huzrin Hood, Andi Rivai Siregar dan Ansar Ahmad, kabupaten Kepri (Bintan) pernah mengalami “miracle” ekonomi. Menurut media nasional saat itu, pertumbuhan ekonomi kabupaten Kepri (Bintan), bukan hanya tertinggi di Indonesia, tapi di dunia.
2. Ansar Ahmad
Pertumbuhan ekonomi Bintan stabil di atas pertumbuhan ekonomi nasional selama Ansar Ahmad menjadi bupati. Pertumbuhan tak hanya bertumpu di Lagoi dan Lobam, tapi juga diluar itu.
Ciri khas pembangunan ekonomi Ansar Ahmad adalah usaha kecil dan menengah. Ekonomi perikanan dan pertanian. Kredit untuk usaha kecil dan menengah disalurkan melalui bank pembangunan daerah dan program social untuk usaha mikro.
Industri kecil dan menengah, pertanian dan perikanan sudah terbukti menjadi dewa penyelamat saat krisis moneter tahun 1998 di negara kita. Bahkan juga terbukti menjadi “buffer” krisis ekonomi di negara negara maju.
3.Tokoh lain
Sebenarnya banyak tokoh yang bisa menjadi wakil gubernur untuk mengatasi krisis ekonomi di Kepri selain dua orang yang di atas. Diantaranya Soerya Respationo, Ahmad Dahlan dan Suryatati A Manan. Mereka mereka ini punya “special skill” yang sangat bermanfaat, termasuk melobi pemerintah pusat.
Incumbent Bisa Kalah
Saya pernah membuat tulisan yang berjudul “Ahok Pasti Kalah? (Berdasarkan Analisa Etnis)” di Kompasiana, 26 Februari 2016 , jauh sebelum Pilkada DKI Jakarta tahun 2017. Ternyata analisa saya 100% benar, Ahok kalah.
Kalau krisis yang dialami Kepri terus berlanjut, bukan tak mungkin Nurdin Basirun menjadi “incumbent” yang kalah di Kepri. Saya sedang menunggu data data ekonomi dan PHK sampai tahun 2018.
Kalau data data ekonomi terus suram, dan ada koalisi Batam-Bintan. Analisa saya akan sama dengan Ahok, yaitu Nurdin Basirun “kalah.” Mari kita tunggu!!
# Ever stay in several countries, and stay overseas until currently. ## Published several books, some of them are: Hurricane Damage on Coastal Infrastructures (ISBN: 978-19732-66273) dan Prahara Rupiah (ISBN: 979-95481-1-X)
0 Pengikut
Sumber PAD: Saran Untuk Walikota Tanjung Pinang, Kepri
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBJumlah Dokter: Kepri Vs Riau Vs Papua Barat Vs NTT
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler