x

Iklan

Fadh Ahmad Arifan

Alumnus MI Khadijah kota Malang
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Menjaga Ikatan Batin dengan Murid

Guru tetaplah guru sampai kapanpun. Tidak ada istilah "mantan guru" dimata alumninya. Sekalipun ia berprofesi sebagai Guru bimbel.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Hari guru Nasional 2017 diwarnai problem krisis Guru dan beratnya syarat CPNS bagi guru tidak tetap (honorer). Ijazah harus S-1, lulus sertifikasi dan berusia dibawah 33 tahun. Melihat nasib para guru, teringatlah saya diskusi Hari guru Nasional di CNN Indonesia 2016. Narasumbernya adalah Slamet rahardjo. Pria yang sering kita lihat di acara sentilan-sentilun ini masih aktif sebagai dosen di Pasca Sarjana IKJ. Selain itu pernah menjadi dosen tamu di hadapan mahasiswa teater di Monash University, Australia. Beliau berkata kepada penyiar CNN, "Mengapa keadaan bangsa jadi begini? Karena pemimpinnya belum berjiwa guru."

Melalui situs indonesiana ini, saya tidak tertarik membicarakan masalah tersebut. Biarlah kemendikbud dan Kemenpan RB yang mengatasinya. 

Guru tetaplah guru sampai kapanpun. Tidak ada istilah "mantan guru" dimata alumninya. Sekalipun ia berprofesi sebagai Guru bimbel. Di hari Guru Nasional 2017 tak lupa saya ucapkan banyak terima kasih kepada guru Bimbel. Di tangan merekalah murid-murid mampu memahami isi materi pelajaran, lulus UN, menjuarai olympiade sains hingga masuk ke Perguruan tinggi favorit seperti Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Agar tak dianggap mantan Guru, maka seorang Guru bukan hanya ia berilmu, punya sertifikat pendidik, dan disiplin. Ia perlu menjaga ikatan Batin dengan sang Murid. Ikatan batin dengan Murid bisa ditumbuhkan lewat 3 hal berikut ini :

1) Perlakukan murid seperti anak sendiri. Dengarkan ia bicara, walaupun persolan remeh. Begitu pula curhat masalah sensitif. Curhat adalah bagian pelepasan beban di dalam hati. Beban yang dipendam terlalu lama pasti membuat seseorang murung, depresi bahkan berpotensi kena Stroke!. 

Tidak semua murid bisa curhat kepada orang tuanya sendiri. Apalagi jika orang tuanya jarang di rumah. Berbahagialah bila seorang guru dipercaya murid sebagai tempat curhat. Satu hal yang perlu diingat, seorang guru harus menghindari curhat lawan jenis. Khawatirnya bisa berkhalwat dan meniduri sang murid.

2) Berilah penghargaan atas prestasinya. Perhargaan berupa pujian hingga hadiah sesuai kemampuan finansial Guru. Murid kita bahagia walau diberi permen, sempol maupun ditraktir secangkir Kopi. Khusus pengasuh di pesantren, cukup ngopi dengan sesama pengasuh. Jaga marwahnya, agar santrinya tetap tawadhu'.

3) Doakanlah mereka. Dengan doa, segala hal bisa terjadi. Di kalangan Nahdlatul ulama, doa termasuk bagian dari Tirakat guru. Termasuk hidayah untuk murid yang susah diajar di kelas. Barangkali tergugah hatinya. Barangkali yang awalnya malas berubah menjadi tekun belajar. Seorang guru pantang mendoakan yang jelek dan mengutuk muridnya. Maukah seorang guru dikenang sebagai "sang Pengutuk".

Dengan melakukan 3 hal diatas, ikatan Batin dengan murid akan terjaga. Walau ia alumni, ia tak sungkan silaturahim ke rumah. Minta berfoto selfie pula. Bahkan jika jadi Miliarder, memberi gurunya gadget iphone hingga memberangkatkan Umroh.

Ikuti tulisan menarik Fadh Ahmad Arifan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler