x

Iklan

Kang Nasir Rosyid

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Generasi Jaman Now Harus Tahu Sejarah dan Korban Peristiwa MALARI

Tentang korban Malapetaka Lima Belas Januari (MALARI) yang perlu diketahui generasi masa kini.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Generasi jaman old, tentu masih ingat tentang Peristiwa Malapetaka Lima Belas Januari (MALARI) 1974. Bagi generasi jaman Now, mungkin hanya sedikit yang tahu tentang kerusuhan berkatagori kerusuhan social 1974 itu lewat berbagai sumber.

Peristiwa MALARI adalah sebuah gerakan protes social  ala Mahasiswa  dalam rangka menyikapi kondisi ekonomi bangsa. Disebut Malapetaka Lima Belas Januari tak lain karena peristiwanya terjadi pada tanggal 15 Januari 1974. Disebut Malapetaka karena gerakan protes itu telah menimbulkan korban jiwa dan kerugian materi yang tidak sedikit.

Adapun yang melatar belakangi adanya protes Mahasiswa tak lain karena persoalan adanya dominasi Jepang  terhadap ekonomi Indonesia hususnya dan masuknya modal asing di Indonesia pada umumnya, jadi intinya Mahasiswa Protes  masuknya investasi Asing di Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Protes Mahasiswa yang dikomandani Hariman Siregar itu, bertepatan kedatangan Perdana Menteri (PM) Jepang Tanaka  di Indonesia dan disambut Presiden Soeharto dan Wakil Presiden Sultan Hamangku Buwono IX.

Kedatangan Tanaka ini dijadikan sebagai momentum gerakan Anti Investasi Asing. Protes Mahasiswa  yang semula hanya mengadakan gerakan demontrasi menyambut kedatangan Tanaka di Halim Perdanakusumah, tapi karena tidak bisa menerobos  lantaran dijaga ketat aparat keamanan pada 14 Januari 1974, keesokan harinya berubah menjadi huru hara dan kerusuhan utamanya dengan pembakaran Pasar Senen pada tanggal 15 Januari 1974.

Apapun latar belakangnya, yang pasti Peristiwa Malari 1974 itu telah menelan korban, baik korban Jiwa maupun kerugian materi yang tidak sedikit.  Tercatat  11 orang meninggal dunia, 807 mobil dan motor produk Jepang luluh lantak dibakar massa, 300 orang luka-luka, 144 buah bangunan rusak berat termasuk 160 kg emas di toko perhiasan hilang, entah dijarah atau tidak ketemu.

Empat puluh empat tahun berlalu sudah, tapi Malapetaka Lima Belas Januari terulang lagi dalam format dan peristiwa yang berbeda. Peristiwa MALARI yang terjadi pada tahun 2018 ini, bukan lagi berbau kerusuhan social, tidak ada demontrasi mahasiswa, tetapi lebih mengarah pada “bencana” yang korbannya justru mahasiswa

Jika Peristiwa MALARI 1974 terjadi karena mahasiswa menolak investasi (Asing), tapi MALARI 2018 ini justru  terjadi ditempat dimana orang ramai “berinvestasi” melalui jual beli saham yakni di Bursa Effek Jakarta (BEJ). Menurut beberapa sumber, korban MALARI 2018 ini tercatat 77 orang dilarikan ke rumah sakit, sebagian lecet dan patah tulang.

Eh ndilalah, korbannya bukan para pialang saham atau para petinggi BEJ, tapi lebih banyak dari kalangan mahasiswa sebuah Perguruan Tinggi di Palembang yang sedang berkunjung ke BEJ, terjatuh dan tertimpa Selasar BEJ yang tiba tiba ambruk.

MALARI 2018, bisa jadi karena kontruksi bangunan yang tidak baik, sebab  menurut perkiraan banyak ahli, secara teknis seharusnya  BEJ ini bisa bertahan sampai 50 tahun. Nah ini tugas dari pihak keamanan untuk menguak sebab musabab runtuhnya Selasar BEJ itu.

Ikut Prihatin atas Malapeka ini.

Ikuti tulisan menarik Kang Nasir Rosyid lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler