x

Iklan

cheta nilawaty

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Gojek Mulai Ramah Pada Pengguna Tunanetra

Awal Februari lalu, aplikasi terbaru Gojek di ponsel berbasis IOS sudah dapat terbaca pembaca layar

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Awal Desember lalu, sebenarnya sudah terhembus kabar bila Gojek akan mengubah tampilan aplikasinya menjadi lebih baik lagi. Kabar ini juga ramai dibicarakan teman teman Tunanetra. sebagai pengguna yang sangat terbantu deengan platform transportasi ini, teman teman Tunanetra adalah kelompok pengguna yang lumayan kritis terhadap pembaharuan yang dilakukan perusahaan ojek online. Salah satu isu lama yang sering dikeluhkan teman teman Tunanetra adalah aplikasi Gojek yang tidak ramah pembaca layar.

 

Sebelum pembaharuan terakhir dilakukan, hanya Tunanetra pengguna ponsel berbasis android yang bisa mengakses aplikasi ini lumayan baik. Sementara itu, Tunanetra pengguna ponsel berbasis IOS tidak dapat menggunakan aplikasi ini sama sekali. Beberapa fitur penting dalam aplikasi Gojek tidak dapat dibaca pembaca layar. Misalnya, tempat penjemputan, pengantaran, serta biaya yang produknya hanya dapat terbaca secara visual.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Dalam ponsel berbasis IOS, ketiga fitur itu hanya terbaca pembaca layar dengan bunyi “Line Symbol”. Sedangkan aplikasi transport online lainnya dapat secara gamblang menyebutkan alamat dengan jelas. Pada akhirnya, Tunanetra pengguna ponsel berbasis IOS harus meminta pertolongan orang melihat untuk memeriksa biaya, serta tempat penjemputan dan pengantaran. Karena kesulitan itulah, beberapa teman Tunanetra jarang menggunakan aplikasi Gojek.

 

Ada pula teman Tunanetra yang menyiasati keterbatasan dengan menggunakan dua ponsel berbasis sistem operasi yang berlainan. Padahal, sebagian besar Tunanetra menggunakan ponsel berbasis IOS sebagai alat komunikasi. Hal ini karena ponsel berbasis IOS memiliki kemudahan akses yang lebih baik dari Android. Misalnya, kecepatan perpindahan teks (perpindahan fitur pada ponsel Tunanetra dilakukan dengan cara menggeser teks) yang terasa mantab dan suara tidak terpantul. IOS juga memiliki fitur yang lebih simpel dibandingkan Android, meski memiliki fungsi yang sama.

 

Salah satu fitur yang paling sering digunakan adalah ojek online. Tapi, ketika aplikasi Gojek hanya ramah pada simbol visual dari pada pembaca layar, teman Tunanetra pengguna ponsel berbasis IOS lebih memilih Uber atau Grab. Kedua aplikasi ojek online tersebut lebih ramah pembaca layar. Namun, awal Februari lalu Gojek seperti mendengar keluhan teman teman Tunanetra. Gojek memperbaharui penampilan aplikasi mereka melalui versi terbaru 3.0 yang sudah dapat dibaca pembaca layar.

 

Pembaharuan aplikasinya hanya menghabiskan ruang sekitar 108,1 MB. Dalam aplikasi versi terbaru ini, tempat penjemputan dan pengantaran sudah dapat terbaca pembaca layar dengan baik. Beberapa tempat yang sering dikunjungi juga sudah terekam dengan baik dalam peta. Titik penjemputan pun menjadi lebih tepat dibandingkan aplikasi Gojek versi 2.3. Dalam versi terbaru ini, jumlah biaya dan jarak juga sudah dapat dibaca pembaca layar. Selain itu, nama pengemudi dan metode pembayaran juga sudah dapat terdeteksi dengan baik di ponsel berbasis IOS.

 

Meski begitu, masih ada sedikit kekurangan dalam pembaharuan aplikasi Gojek ini. Salah satunya ketika pengguna ingin mengganti jenis layanan kendaraan. Pada ponsel berbasis Android, jenis layanan sudah tersedia tombol otomatisnya. Sehingga, dalam memilih jenis layanan sepertiGoRide, GoCar atau GoFood, pengguna tidak perlu menutup tampilan aplikasi terlebih dulu. Namun pada ponsel berbasis  IOS, bila ingin mengganti jenis layanan, pengguna dengan pembaca layar harus menutup lebih dulu aplikasi Gojek. Meski tidak terlalu penting, teknis penggunaan ini mengurangi efektifitas Gojek.

 

Perubahan paling unik di aplikasi Gojek adalah penggunaan bahasa yang lebih komunikatif. Gojek seperti mengetahui bila penggunanya mayoritas berusia muda. Bahasa Gojek saat memperkenalkan bentuk aplikasi baru dengan  penyebutan “Aku” dan “Kamu” kepada penggunanya. Bahkan, saat harus menolak mengabulkan jarak tempuh di atas 25 kilometer, Gojek menggunakan bahasa yang cukup lucu. “Waaah kejauhan. Supaya driver tidak masuk angin, kami membatasi jarak pengantaran maksimal 25 Kilometer,” tulis notifikasi pada pop up yang muncul bila pengguna mencantumkan jarak di atas 25 kilometer.

Kredit foto: Jimmy Carter Twitter

 

Ikuti tulisan menarik cheta nilawaty lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu