x

Iklan

akhlis purnomo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

5 Kiat Berhenti Merokok yang Terbukti secara Ilmiah

Banyak orang berhenti mencoba merokok tetapi gagal di tengah jalan. Apa yang salah? Cobalah kiat-kiat yang terbukti secara ilmiah berikut ini.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ingin berhenti merokok tetapi tidak kuasa menahan hasrat untuk kembali mengisap rokok jahanam yang sangat adiktif itu? Bisa jadi ada yang salah dengan metode yang Anda pilih. Biasanya karena cara berhenti merokok itu kurang holistik, alias cuma setengah-setengah. Mungkin Anda memiliki motivasi yang besar dari dalam diri tapi lingkungan tidak mendukung. Atau lingkungan sudah kondusif tetapi Anda masih tidak bisa menumbuhkan kesadaran akan bahaya rokok. Jelas bahwa berhenti merokok tidaklah semudah yang dibayangkan.

Menurut sebuah studi mengenai penghentian kecanduan rokok yang dilakukan sebuah tim riset di University of Texas di kota Austin, AS, terdapat lima poin utama yang patut diingat selalu bagi mereka yang sungguh-sungguh ingin berhenti merokok demi kesehatan diri dan orang-orang terkasih di sekitar mereka.

  • Berhenti bertahap

Jika trik yang Anda lakukan untuk berhenti ialah dengan secara tiba-tiba berhenti merokok, bersiaplah untuk gagal atau bahkan malah merokok dengan lebih ugal-ugalan. Dari hasil studi tim riset di atas, cara instan semacam itu tidak efektif dan perokok yang memilih cara ini berpotensi kambuh. Lalu harus bagaimana? Pertama-tama, kurangi jumlah batang rokok yang Anda isap secara bertahap. Tetapkan target mingguan dan bulanan hingga konsumsi rokok Anda benar-benar stop sama ssekali; dan yang terpenting, jujurlah dengan diri sendiri. Jika Anda sangat ingin berhenti, catatlah jumlah rokok yang Anda isap saban hari. Atau suruhlah orang terdekat untuk membuat catatan dan Anda harus jujur saat ia bertanya pada Anda. Ini mirip dengan logika diet. Saat Anda tiba-tiba disuruh berhenti makan makanan kesukaan, sehari dua hari mungkin bisa tetapi sebulan, dua bulan? Tidak ada yang bisa menjamin Anda akan bisa menahan diri. Biasanya yang terjadi malah sekali makan jumlahnya sangat kolosal. Jadi jika ingin berhenti merokok seterusnya, cobalah kurangi bertahap.

  • Sadari alasan Anda berhenti
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ada baiknya Anda membuat jurnal harian untuk mencatat kebiasaan merokok Anda. Saya tahu Anda pasti akan berpikir,"Kenapa harus begitu?" Berhenti merokok bukanlah soal perilaku saja. Apapun yang dilakukan manusia pada dasarnya memiliki alasan yang tersimpan dalam dirinya. Jadi, cakupannya bukan cuma bagaimana mencegah merokok saja tetapi juga penanganan secara psikologis dan mental yang lebih kompleks dan mendalam. Dengan membuat jurnal, Anda bisa bergumul dengan diri Anda sendiri soal alasan mengapa Anda berhenti merokok. Apakah itu memang dari dalam diri? Atau hanya sekadar untuk menyenangkan orang lain (karena pasangan menuntut)? Atau karena sudah merasakan sendiri dampak kesehatan yang negatif dari merokok? Dengan menuangkannya dalam jurnal sebagai cara untuk berkontemplasi atau merenung, Anda bisa menemukan alasan yang paling utama. Caranya ialah dengan menuliskan manfaat dan kerugian merokok dalam berbagai aspek kehidupan Anda. Setelah selesai, bandingkanlah. Mana yang lebih banyak? Di sini, Anda bisa meyakinkan diri untuk membuat prioritas. 

  • Minta dukungan lingkungan

Nah, bila Anda sudah membereskan urusan 'internal', sekarang saatnya meminta bantuan dunia luar agar Anda bisa terbebas dari kecanduan tembakau. Kerahkan semua orang di sekitar Anda untuk mendukung proses yang monumental dalam kehidupan Anda ini. Baik keluarga, teman, kolega bahkan kenalan pun Anda bisa bujuk untuk mendukung agar Anda tidak kembali merokok. Umumkan pada mereka bahwa Anda sedang berjuang berhenti merokok dan jika mereka merokok, katakan dengan sopan bahwa jangan merokok di sekitar Anda apalagi mengajak Anda merokok! Buang/ singkirkan sementara asbak jika Anda ada di rumah, bertandang ke rumah. Intinya, buat mereka mempersulit Anda untuk kambuh. Jangan lupa untuk meminta dorongan agar bisa mempertahankan hal itu.

  • Ketahui kelemahan Anda

Ada situasi-situasi khas yang di dalamnya Anda biasanya terpicu untuk melampiaskan stres dengan merokok sepuasnya. Sadarilah apa saja situasi tersebut (setelah jam kantor, setelah makan, saat macet, banyak pekerjaan) dan rancanglah strategi agar stres yang muncul itu bisa ditangani dengan cara selain merokok. Jika memungkinkan malah, hindari situasi-situasi semacam itu. Ini sulit karena Anda kadang harus tegas memilih. Misalnya saja menghindari teman-teman yang tidak mau paham bahwa Anda sudah berhenti merokok dan masih saja merokok di depan Anda atau bahkan membujuk Anda kembali merokok.

  • Rancang rencana cadangan

Saat Anda sudah dalam tahap 'sakaw' alias hampir terperosok kembali ke ambang jurang kecanduan, cobalah pakai terapi pengganti nikotin seperti 'koyo' yang mengandung nikotin, permen karet atau permen untuk dikunyah saat mulut Anda terasa 'pahit' (begitu banyak perokok berat mengaku saat sudah lama tidak merokok).

Ikuti tulisan menarik akhlis purnomo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB