x

Iklan

Djarul Haq

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Alasan Mengapa Sudirman Said Sangat Tepat Memimpin Jateng

Jateng adalah daerah majemuk, dan butuh kepemimpinan yang mampu memaksimalkan modal sosial tersebut

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kalau kita tinggal beberapa bulan saja di Jawa Tengah, maka akan terlihat Jateng setidaknya sebagian dari wajah Indonesia secara umum. Pasalnya, Jateng termasuk daerah yang cukup padat dengan komposisi penduduknya berasal dari latar belakang yang sangat heterogen. Di daerah ini hidup masyarakat dari semua etnis, agama, dan golongan, dengan tujuan dan kepentingannya masing-masing. Sebab itu, ada kompleksitas besar yang harus dihadapi oleh setiap pemimpin di Jateng.

Ada multikulturalitas yang sangat besar di daerah ini sehingga jika dikelola dengan baik dapat menjadi fondasi yang kuat bagi Jateng, namun juga sebaliknya dapat menjadi pemecah-belah jika tidak disikapi dengan tepat. Karena itu, tugas pemimpin di Jateng tidak semata-mata tugas administratif. Ibarat seorang dirigent dalam sebuah orkestra, pemimpin Jateng harus mampu mengkoordinasi semua komponen sosial yang ada menjadi harmoni yang indah.

Oleh sebab itu, bagi Sudirman Said, Jateng membutuhkan seorang pemimpin yang mampu menjadi jembatan atau representasi dari berbagai golongan di Jateng. Syarat utama yang harus dimiliki untuk menjadi jembatan atau representasi tersebut tentu saja adalah personalitas yang tidak hanya baik, namun juga memiliki integritas, lurus, memiliki kompetensi, dan berpihak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebab, karakter seperti itu lah yang dapat diterima oleh masyarakat. Bagaimana mungkin seorang pemimpin dapat menjadi jembatan atau representasi bagi semua jika pemimpin tersebut diketahui hanya mengabdi pada sekelompok orang, korup, dan politisi busuk.

Sudirman Said sepenuhnya memahami bahwa keragaman yang terdapat di Jateng merupakan kekuatan utama Jateng. Karena itu, semua elemen masyarakat di Jateng harus memiliki komitmen untuk merawat ke-bhinneka-an tersebut. Tentu saja, dalam kehidupan sehari-hari, ke-bhinneka-an itu harus terwujud pada sikap toleransi yang konsisten, menjaga kehidupan bersama, dan terwujud pada kepedulian terhadap sesama.

Pemerintah dapat berperan dalam merawat ke-bhinneka-an dengan kewenangannya untuk mengelola perangkat-perangkat daerah dan sumber daya sosial-politik-ekonomi yang dia miliki. Sementara itu, para tokoh agama dan tokoh masyarakat sebagai figure-figure yang paling dekat dengan rakyat dapat menjadi penyampai pesan-pesan kedamaian dan harmoni.

Dengan demikian, maka keragaman yang mengkonstitusi Jateng tidak menjadi ancaman namun sebaliknya, dapat menjadi modal sosial yang memperkaya kehidupan sosial, budaya, hukum, hingga kehidupan ekonomi masyarakat Jateng. Ini lah yang diharapkan oleh Sudirman Said ketika bersosialisasi dengan para tokoh agama dan tokoh masyarakat, yakni untuk mengamplifikasi pesan-pesan kebaikan dan perubahan kepada masyarakat Jateng. 

Ikuti tulisan menarik Djarul Haq lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB