x

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono meninjau penggelaran aspal campur plastik di Jalan Sultan Agung, Kota Bekasi. 16 September 2017. Tempo/Caesar Akbar

Iklan

Indrato Sumantoro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Aspal Buton Mati Suri

Usaha dan ikhtiar untuk menghidupkan kembali aspal Buton dari keadaan mati surinya terus diupayakan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti “mati suri” adalah kelihatannya mati, tetapi sebenarnya tidak. Keadaan tubuh seseorang yang sedang mengalami mati suri secara klinis sama seperti orang meninggal, tetapi sebenarnya masih hidup.Masih bernyawa. Kalau kita kaitkan antara kata “mati suri”dengan aspal Buton,maka keadaan aspal Buton sekarang ini boleh dikatakan sebagai sedang mati suri. Keadaan mati suri ini menggambarkansuatu kondisi dimana betapa“tidak berdayanya”aspal Buton untuk mampubangkit dan hidup kembali. Semua asa sudah pupus. Semua harapan sudah kandas. Dan semua air mata sudah terkuras habis. Lalu apa lagi yang masih tersisa ? Apakah sekarang aspal Buton sudah sekarat, “mati segan hidup pun tak mau”? Apakah sekarangsudah tiba saatnya untukkita harus mengibarkan bendera putih, sebagaitanda pasrahdan menyerah kalah ?Apakah kita harus membiarkan begitu saja aspal minyak impor merajaiseluruh jalan-jalan di negara kita tercinta ini ?No way ...

Selama hayat masih dikandung badan, kita pantang menyerah kalah.Demikian juga dengan aspal Buton. Meskipun harapan untuk bangkit dan hidup kembali begitutipis, tetapi ikhtiar perjuangan tetap wajib diupayakan semaksimal mungkin.Dari kisah orang-orang yang mengalami mati suri yang sudah bertahun-tahun, ada juga yangdapat hidup kembali. Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi ? Hal ini tentu saja bisa terjadi karena kebesaran dan kuasa Allah SWT semata. Tetapi yang tidak kalah pentingnyaadalahberkat doa, kesabaran, ketabahan, dan keyakinan dari para anggota keluarganya. Mereka sangat yakin dan percayabahwa suatu saat nanti akan tiba“sebuah keajaiban” dimana orang itu akan dapat hidup kembali.Allah SWT Maha Besar. Dan hal ini bukanlah sesuatu yang mustahil,yang akan bisa terjadi juga dengan aspal Buton. Kita sebagai rakyat Indonesia harus selalu berdoa, bersabar, tabah, dan merasa yakin seyakin-yakinnya bahwa suatu saat nanti aspal Buton akan dapat bangkit dan hidup kembali.Pada hakikatnya selama nyawa masih ada, harapan untuk hidup kembali punjuga akan selalu tetap ada. Allah SWT melarang kita untuk berputus asa.”Jangan pernah menyerah...!”, iniseperti judul sebuah lagu yang dinyanyikan oleh D’Masiv, yang liriknya antara lain berbunyi:Tuhan pasti kan menunjukkan kebesaran dan kuasa Nya bagi hambanya yang sabar dan tak kenal putus asa”.

Mengutipdari Kontan.Co.Id tanggal 29 Januari 2018 yang memberitakan bahwa PT Wijaya Karya Bitumen pada tahun 2018 ini menjajaki kerja sama dengan PT Pertamina dalam pembuatan produk aspal hibrida. Dan ini merupakan tindak lanjut dari MoU yang sudah ditandatangani antara PT Wijaya Karya Bitumen dengan PT Pertamina pada tanggal 9 September 2015. Usaha dan ikhtiar untuk menghidupkan kembali aspal Buton dari keadaan mati surinya terus diupayakan. Meskipun prosesnya terkesan sangat lambat, tetapi arah dan tujuannya sudah tampak jelas; yaitu untukmemproduksi aspal hibrida yang merupakan campuran antara ekstraksi aspal Buton, produksi dari PT Wijaya Karya Bitumen, dengan “decant oil”, produksi dari PT Pertamina.Target utama dari produk aspal hibrida ini adalah untuk menggantikan aspal minyak impor.Dan momentum ini sudah hampir 1 abad lamanya ditunggu-tunggu oleh seluruh rakyat Indonesia.Diharapkan aspal Buton akan mampumenggantikan aspal minyak impor, dan berjaya kembali menjadi “Tuan Rumah di Negeri Sendiri”.

Pada saat ini PT Wijaya Karya Bitumen dan PT Pertamina sedang berusaha keras untuk menghidupkan kembali aspal Buton yang sedang mati suri. Lalu apa yang sudah diperbuat Pemerintahselama ini untuk menghidupkan kembali aspal Buton ?Dalam acara penandatanganan MoU antara PT Wijaya Karya Bitumen dan PT Pertamina pada tanggal 9 September 2015 yang lalu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bapak  Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa:Adalah sebuah dosa besar apabila aspal Buton tidak dimanfaatkan dengan maksimal, karena selama ini batuan aspal Buton banyak diekspor. Sekarang aspal Buton sedangmati suri. Siapa yang harus bertanggung jawab atas mati surinya aspal Buton ini ? Dan siapa yang harus menanggungdosa besar ini? Wallahu a’alam bish-shwabi. Hanya Allah SWT yang maha mengetahui yang sebenarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk mengingatkan kembali dan menjadi perhatian kita,bahwa pada tanggal 23 Oktober 2017 yang lalu telah diselenggarakan “Rembuk Nasional” dalam rangka memberi masukan kepada pemerintah Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla atas sejumlah masalah yang timbul di Indonesia.Permasalahan tersebut akan dibahas dan dicarikan solusi untuk kemudian diserahkan kepada Pemerintah dalam bentuk rekomendasi.Ketua Bidang Pertambangan dan Ketahanan Energi Nasional “Rembuk Nasional” 2017, Bapak Andang Bachtiar menyebutkan rapor Jokowi-JK terkait sektor pertambangan dan energi adalah C. Ada beberapa catatan khusus yang perlu ditindaklanjuti dalam sektor tersebut, antara lain Pemerintah direkomendasikanuntuk konsisten mengimplementasikan hilirisasi mineral. Apakah rekomendasi ini sudah didengarkan, dan sekarang sudah dilaksanakan oleh pemerintahan Jokowi-JK ? Apakahrekomendasi inisudah dilupakan atau memang sengaja diabaikan? Rakyat Indonesia berharap cemasmenantikan gebrakan Pemerintah untuk melaksanakan rekomendasi implementasi hilirisasi aspal Butontersebut, karena pemerintahanJokowi-JKtinggal kurang dari 2 tahun lagi. Kalau pemerintahan Jokowi-JK mampu membangun infrastruktur jalan-jalan yang sangat luar biasa hebatnya dalam kurun waktu kurang dari 5 tahun masa pemerintahannya, tetapi mengapa untuk melaksanakanrekomendasi hilirisasi aspal Buton tersebutpemerintahan Jokowi-JK harus menunggu hampir 100 tahun lamanya ?Dan itu pun sekarang masih belum tampak bentuknya. Ada apasebenarnya dengan aspal Buton ? Mengapa hilirisasi aspal Butonkelihatannyabegitu kompleks dan menjadi sebuah “misteri” ? Padahal hilirisasi aspal Buton ini sudah sangat sesuai dengan tuntutan zaman, jeritan rakyat di pulau Buton, Pasal 33 UUD’45, UU Minerba, Nawacita, rekomendasi “Rembuk Nasional” 2017, dan tujuan dibentuknya Holding BUMN Tambang.Lalu apa lagi yang masih kurang ?

Menurut para ahli,keadaan mati suri merupakan kejadian yang bisa membuat seseorang “tersadarkan”atas perbuatannya yang selama ini kurang baik. Banyak sekali kisah-kisah yang menceritakan bahwa ketika seseorang sedang dalam keadaan mati suri, mereka mengalami fenomena seperti sedang mengembara diajak berkelana oleh Malaikat melihat keadaan di Surga dan di Neraka. Dan ketika mereka sadar, mereka dapat menceritakan kembali semua pengalaman gaibnya dengan rinci dan jelas. Mati suri ini adalah suatu peristiwa “kebesaran” dari Allah SWT yang bertujuan untuk menyadarkan kita bahwa Surga dan Neraka itu memang pada hakikatnya benar-benar ada.Jadi tidak boleh diragukan lagi. Lalu apa hubungannya antara Surga dan Neraka dengan aspal Buton ? Aspal Buton  sekarang sedang mati suri. Aspal Buton sedang diajak oleh Malaikat untuk melihat siapa-siapa saja diantara kita yang berada di Surga atau di Neraka.Pernyataan“Adalah dosa besar apabila tidak memanfaatkan aspal Buton”adalah sebuah ucapan yang sejatinya tidak boleh dianggap remeh dan main-main. Ucapan itu adalah doa.Dan doa kepada Allah SWT itu akan selalu dan pasti dikabulkan. Semogasaja kita semua dapat mengambil hikmah dari mati surinya aspal Buton ini,dan “tersadarkan”bahwa ucapan atau doa:“Adalah dosa besar apabila tidak memanfaatkan aspal Buton” initaruhannya adalahSurga atau Neraka.

Ikuti tulisan menarik Indrato Sumantoro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB