x

Iklan

Parliza Hendrawan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Putra Gubernur Alex Pernah Jadi Tukang Cuci Piring

MENJADI tukang cuci piring direstoran ataupun dirumah tangga sejatinya bukanla pekerjaan yang diidamkan. Orang lebih banyak tertarik bekerja dikantoran

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

MENJADI tukang cuci piring direstoran ataupun dirumah tangga sejatinya bukanla pekerjaan yang diidamkan. Orang lebih banyak tertarik bekerja dikantoran dengan pakaian rapi, berdasi dan begaji tinggi. Anehnya gawean tersebut pernah dilakoni Dodi Reza, anak seorang pejabat di Palembang beberapa tahun silam.

Calon Gubernur Sumatera Selatan Dodi Reza Alex menuturkan dirinya pernah merasakan hidup prihatin di saat menjalani pendidikan di Brussel, Belgia pada rentang waktu 1990-1997. Meskipun ia berasal dari keluarga berada karena ayahnya Alex Noerdin seorang pejaba, ia hanya mendapatkan uang saku seadanya. Maklum kata Dodi waktu itu orangtuanya menghendaki dirinya belajar mandiri dan menyelami dan meraskan betapa susahnya hidup menjelang krisis moneter waktu tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Saya bekerja paru waktu sebagai cleaning service  di apartemen-apartemen mewah disana,” kata Dodi Reza. Selain itu Dodi juga mengaku diwaktu senggangnya ia juga pernah merasakan bekerja sebagai pengantar Pizza, tukang cuci piring di restoran. Pekerjaan yang ia lakoni waktu itu sama persis dengan pekerjaan yang banyak diambil oleh para perantau dari Indonesia, dan Negara-negara berkembang lainnya di Asia. Alhasil dari pekerjaan nya tersebut ia bisa mendapatkan tambahan uang saku untuk membeli buku maupun berwisata bersama-sama para perantau.

Cerita ini diungkapkan Dodi menjawab pertanyaan warga ketika ia menggelar diskusi dan kampanya dialogis dalam ajang pemilihan Gubernur Sumsel. Menyangkut studi di luar negeri itu kata Dodi bukan hanya persoalan duit semata, akan tetapi mental juga harus kuat. Bila tidak punya uang, calon siswa ataupun mahasiswa dapat memanfaatkan program beasiswa. Mantan pimpinan komisi VI DPR ini menjelaskan ia mengawali tur ke luar negeri dengan mendapat beasiswa dari Depdikbud RI saat SMA. Ketika itu ia mengikuti  Program Pertukaran Pemuda ke Kanada dengan nol biaya loh. “Saat saya kuliah, negara kita juga negara-negara di Asia sedang dilanda krisis moneter, jadi bagaimana mungkin bisa hanya dengan menggantungkan biaya ke orang tua,”

“Pak Alex mendidik saya dengan keras, kemandirian ditanamkan sejak saya kecil,” katanya lagi. Dodi meminta para orang tua dan juga beasiswa hunter  untuk tidak sekedar membayangkan bakal berleha-leha di Luar negeri dengan makanan western yang menggoda. Kalau di Palembang, Dodi menlanjutkan ceritanya makanan enak bisa didapat dimana saja mulai dari pedagang kaki lima hingga hotel berbintang tujuh. Sedangkan  di luar negeri makanan lebih banyak terasa hambar dilidah. “kerja part time dengan situasi perkuliahan yang ketat tapi saya bisa meraih sarjana ekonomi dengan predikat Grende Distinction atau High Honor.”

Sementara itu Sulaiman, dalam dialog dengan calon gubernur nomor urut empat tersebut sempat “menyepelekan” daftar riwayat pendidikan Dodi Reza Alex. Menurut pensiunan perusahaan swasta tersebut sangat wajar Dodi bisa meraih gelar dan bersekolah diluar negeri dengan mudah. Karena Dodi berasal dari keluarga berada dan memiliki koneksi kemana-mana. Kepintaran menurutnya bisa menjadi nomor dua bila memiliki uang banyak dan juga jaringan kolega di berbagai institusi. Sehingga ia agak pesimistis ketiga anaknya tidak bisa bersekolah hingga ke jenjang perguruan tinggi diluar negeri Karena ketidakadaan biaya dan kolega. “Wajar mas Dodi bisa ke luar negeri karena kakek dan bapaknya orang berada,” katanya. [rezarum@yahoo.co.id]

Ikuti tulisan menarik Parliza Hendrawan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler