x

Iklan

Fatwa Azmi Asy-syahriza

Anak ingusan yang mengetik dengan jari kecilnya, memandang dengan dua bola mata indahnya, dan mempunyai hati sebagaimana hati manusia.
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Antara Filosofi Sepak Bola & Strategi Umat Muslim Indonesia

Apakah bisa filosofi sepak bola menjadi acuan strategi umat Muslim Indonesia saat ini? Bagaimana caranya?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

                     Agama adalah suatu hal yang cukup penting dalam hidup manusia. Apalagi di Indonesia. Kehormatan agama sangat dijunjung tinggi dan ditinggikan derajatnya diatas hal apapun. Kondisi sosial masyarakat yang kental dan dekat dengan agama membuat umat muslim di Indonesia sangat diperhatikan adanya.

 Sebagai agama yang sangat diminati dan menjadi terbesar tentu harus menjadi teladan bagi agama-agama lainnya. Namun, acap kali isu agama yang beredar, terkadang mengatasnamakan agama islam sebagai pelakunya. Entah direkayasa, atau memang begitu adanya.

 Rasisme terhadap suatu golongan minoritas selalu menjadi ‘alasan’ dibalik terjadinya semua itu. Ada yang merasa tertindas, ada yang merasa cemburu, bahkan ada juga yang merasa takut dengan umat muslim di Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 Memang, agama Islam adalah agama mayoritas di negeri ini. Namun faktanya, islamophobia dan keterpurukan agama islam semakin menjadi-jadi dan terlihat jelas adanya. Apakah mungkin, kalau agama mayoritas di negeri ini malah menjadi agama yang tertindas?

 Keterpurukan tersebut memang benar. Dalam beberapa bidang yang ada, agama Islam masih banyak tertinggal dengan yang lainnya.

Mirisnya, media-media yang ada pada saat ini banyak sekali yang terfokus dengan keterpurukan itu. Entah apa maksudnya. Aku tak tahu.

 Semakin kesini, keterpurukan itu semakin terasa. Ketika ada koruptor yang beragama Islam tertangkap, status agama Islam tersebut yang akan menjadi titik utama dari pemberitaan media.

 Aku bukannya mendukung adanya praktek korupsi di negeri ini, tetapi, aku ingin adanya sudut pandang yang lebih mengarah kepada subjeknya, bukan status subjek atau bagian dari subjeknya yang sebenarnya kurang berkaitan dengan sesuatu yang dikerjakannya.

 Agama Islam sudah mengatur masalah korupsi, suap-menyuap, dan permasalahan yang lainnya. Namun, semua itu kembali lagi kepada pribadi yang melakukan itu. Tidak bisa kau menyalahkan agama Islam begitu saja. Tentu juga dengan agama-agama lain.

 Ketika peraturan tentang lalu lintas dilaksanakan dan terjadi pelanggaran, polisi selayaknya menilang pelanggar tersebut, bukan menilang peraturan yang diyakini dan disepakati oleh pelanggar tersebut. Begitu kan?

 Namun kembali lagi, framing media atau apapun yang tadi aku sebutkan, bukan  semata-mata menyalahkan mereka semua. Kini coba kembali kepada pribadi kita masing-masing, baik aku yang beragama Islam, maupun kamu, kamu, dan kamu yang beragama lain.

 Jika saat ini umat muslim merasa terserang oleh pihak lain, mungkin umat muslim butuh filosofi sepak bola yang kuat untuk menahan itu semua.

 Aku sebagai user PES (Game sepak bola PC/PS) selalu mencari strategi terbaik yang aku rasa cukup relevan dengan kehidupan ini. Apalagi jika dalam posisi diserang oleh lawan. Kamu harus pintar-pintar menahan, menjaga ritme, dan fokus  terhadap apa yang saat itu terjadi.

 Dalam keadaan diserang, aku mencoba untuk menahan dan berusaha membalikkan keadaan untuk menyerang. Kondisi pertahanan terbaik adalah menyerang. Selipkan sedikit demi sedikit serangan yang berbahaya dari sisi apapun. Jangan malah diam atau bertahan terus menerus, karena kamu akan digempur habis-habisan.

 Begitu juga dalam kehidupan ini. Disaat agama Islam dalam keadaan terserang/terpuruk dalam berbagai bidang, umat muslim harus jeli. Berikan serangan-serangan/prestasi yang berbahaya dalam berbagai bidang juga. Jangan melakukan serangan-serangan kotor/pelanggaran seperti kasus-kasus, atau ancaman SARA terhadap agama lain. Karena itu akan merugikan umat Muslim sendiri. Tak perlu ada kartu kuning atau kartu merah, permainan fairplay lebih dihormati dan dianggap mulia dalam suatu pertandingan.

 Strategi tersebut akan berhasil, jika umat muslim bertekad kuat untuk menjalankannya.

Berikan kader-kader terbaik dalam bidang politik, tumbuhkan generasi-generasi pemuda yang kuat dalam pesantren-pesantren, buat kehidupan yang islami yang mampu memberikan kedamaian bagi semuanya.

Bagi yang berposisi menjadi politikus, jadilah politikus yang bisa membawa nama baik Islam dalam pemerintahan yang tetap mengacu pada dasar-dasar negara. Bagi yang berposisi jadi aparat, jadilah aparat yang mu'min (memberi rasa aman bagi rakyatnya). Bagi yang berposisi sebagai rakyat, jadilah rakyat yang senantiasa patuh dan taat pada pemimpin yang amanahnya, serta bersikap kritis yang membangun agar negeri ini juga menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

 Prestasi-prestasi itulah yang akan mampu melawan serangan-serangan pihak lain yang selama ini membuat agama Islam cukup terpuruk.

 Lawan semua kejahatan dengan akal cerdas dan pikiran yang matang, serta sebarkan manfaat untuk seluruh alam, hingga agama Islam menjadi teladan di bumi pertiwi ini.

 

Salam damai, @fatwazmi.

Ikuti tulisan menarik Fatwa Azmi Asy-syahriza lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler