x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Melangkah Maju di Panggung Extrovert

Seorang introvert perlu tahu apa yang harus ia lakukan di tengah panggung para extrovert.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Jika kamu seorang introvert, kamu tahu bahwa kamu menyerap energi dari kesendirian. Keramaian dan hiruk-pikuk membuatmu sukar berpikir. Perdebatan yang ramai menjadikanmu tidak nyaman. Di ruang yang tidak besar, suasana yang tenang, di situlah kamu terbiasa melakukan sesuatu yang hebat.

Sayangnya, kantor-kantor masa sekarang lebih banyak dirancang serba terbuka, berukuran besar, memungkinkan orang berlalu-lalang dengan leluasa, kadang-kadang teriakan membahana. Privasipun jadi serba terbatas. Sebagian orang merasa kehilangan ‘privasi suara’ (mendengarkan musik klasik sembari bekerja), sementara sebagian lainnya kehilangan ‘privasi visual’ (sesekali melihat pemandangan lewat kaca gedung sebagai selingan).

Ruang kerja dengan sekat seperti masa lalu sudah bukan zaman lagi, kecuali bagi para bos, yang memerlukan untuk berbicara berdua atau bertiga dengan bawahan. Selebihnya, ruang terbuka, siapapun bisa melihat orang lain sedang mengerjakan apa. Ketika banyak orang di ruang yang sama begitu bersemangat, para introvert merasa ‘pusing’.

Memang tidak mudah bagi introvert saat berada di ruang rapat yang diwarnai debat bebas. Introvert akan menahan diri untuk berkomentar, lebih suka menulis catatan ketimbang berbicara, yang membuat sebagian orang—para extrovert—tidak sabar menunggu ucapannya keluar. “Toni, apa pendapatmu?” kata pemimpin rapat, mendesak agar si introvert berbicara sebab ia percaya Toni punya gagasan, hanya saja perlu dipancing.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Orang-orang extrovert memperoleh energi dari keramaian, bertemu orang, atau berdebat. Kaum introvert, sebaliknya, menyerap energi besar dari kesendirian (atau dengan teman yang jumlahnya sedikit), memperoleh inspirasi dari kesunyian. Perbedaan ini bukanlah berarti yang satu lebih baik dari yang lain. Ini perbedaan pendekatan.

Semakin kamu introvert, semakin kamu memerlukan lingkungan yang senyap untuk memproses stimuli dan mengisi-ulang baterai. Tanpa proses ini, otak seorang introvert akan mencapai ambang batas dalam menerima informasi yang berlebihan dan kemudian shut down. Solitude, bagi seorang introvert, itu enjoyable dan relaxing, sebagaimana pesta bagi extrovert.

Menghadapi panggung kaum extrovert, mereka yang menyadari dirinya introvert perlu mengubah persepsi bahwa introvert bukanlah sesuatu yang buruk, seperti kata orang anti-sosial. Masalahnya terletak pada cara yang berbeda dalam melihat dunia. Jika introvert tetap sabar dalam meladeni permainan, mereka mampu membuat kejutan. Bukankah di ruang rapat, yang jadi panggung para extrovert, ada yang terkejut mendengar komentar seseorang: “Pandanganmu menarik, mengapa kamu jarang berbicara?”

Ya, berbicara memang salah satu kompetensi yang harus dikuasai, tapi justru di sinilah masalah yang dihadapi para introvert. Mereka lebih suka menuliskan pikirannya. Lantas, mengapa tidak memanfaatkan media yang sekarang ada untuk mengekspresikan opini, pendapat, komentar lewat tulisan? Para introvert niscaya memiliki kelebihan tertentu, nah kelebihan inilah yang harus dieksplorasi. Istilahnya: mainkan kekuatanmu!

Para introvert seringkali juga tidak suka berbicara panjang lebar untuk meyakinkan lawan bicara atau meyakinkan peserta rapat melalui debat bertele-tele. Kesabaran mereka bisa habis menghadapi situasi yang tidak segera sampai kepada kesimpulan, misalnya saja jadi atau tidak membuka kantor cabang baru. Namun, kesabaran ini bisa jadi keunggulan dalam situasi lain, sebab introvert punya kesempatan untuk berpikir dan menilai situasi.

Menunjukkan minat dan kesenangan pada topik diskusi maupun pekerjaan tertentu akan membukakan jalan bagi introvert untuk maju. Karena percakapan yang serba terbatas, para extrovert terkadang tidak memahami apa yang diinginkan oleh para introvert. Buatlah koneksi dan diskusi yang berarti, maka jalan akan lebih terbuka karena mereka akan tahu apa yang kamu sukai dan ingin lakukan. (Foto: pexels.com) **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler