x

Iklan

Rofiq al Fikri

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Asian Games 2018, Gempa Lombok, dan Sikap Pemerintah

Menolak Bodoh dengan Menghubungkan Asian Games dan Gempa Lombok

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Menolak Bodoh dengan Menghubungkan Asian Games dan Gempa Lombok

Sabtu malam di GBK Jakarta, (18/8/2018) tidak hanya rakyat Indonesia, bahkan dunia mengapresiasi pembukaan Asian Games 2018 yang dinilai luar biasa dan unik. Penampilan Presiden Jokowi yang naik motor pun mendapat apresiasi dari dunia, khususnya generasi milenial.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, seperti biasa, di tahun politik seperti sekarang pasti ada saja pihak-pihak yang berusaha mencari kesalahan dari pemerintah saat ini. Yang lebih konyol ada yang menghubungkan biaya penyelengaraan Asian Games dengan biaya bantuan rehabilitasi bencana gempa bumi di Lombok, NTB.

Beberapa orang konyol itu antara lain Nenek Ratna Sarumpaet (yang mengaku aktivis, namun saat sok membela korban KM Sinarbangun Danau Toba beberapa waktu lalu justru diusir ketua perwakilan keluarga korban karena dianggap mengganggu dan cenderung memanfaatkan bencana demi mengangkat nama pribadi).

Ada juga Roy Suryo politisi Partai Demokrat yang saat menjabat Menpora di zaman SBY dia yang justru meneken kesediaan Indonesia untuk menyelenggarakan Asian Games. Tidak lupa Tengku Zulkarnaen, pendukung pasangan capres-cawapres BoSan (Bowo Sandi), seseorang yang gelar ustaznya sudah diminta banyak orang untuk dicopot karena sebagai ustaz bukannya mengajarkan nilai agama yang damai tetapi justru setiap hari menyebar provokasi politik.

Kurang lebih nyinyiran mereka adalah, dana yang dihabiskan di pembukaan Asian Games 2018  sekitar Rp 685 milyar sangat besar, padahal saudara kita di Lombok sedang kesusahan dan terkena bencana tidak diperhatikan pemerintah.

Kawan saya meminta saya untuk tidak menanggapi "nyinyiran" kelompok mereka yang memang sudah dikenal rakyat tidak bermutu. Namun, di medsos saya bertanggung jawab untuk memberikan informasi yang sebenarnya terhadap masyarakat Indonesia.

Dari cara berpikir dengan menghubungkan bencana Lombok dengan perhelatan Asian Games saja sudah sesat. Persetujuan Indonesia mengeluarkan biaya karena menjadi tuan rumah Asian Games 2018 sudah diteken Roy Suryo (yang kini malah mengkritik Asian Games) sejak 2014. Sementara, bencana Lombok baru terjadi beberapa minggu yang lalu, lagipula bencana itu adalah hal tak terduga yang siapa pun orang tahu itu. Lantas kenapa disangkut pautkan?

Jika pembukaan Asian Games 2018 dilakukan dengan asal asalan dan seadanya. Tentu nama Indonesia yang dipertaruhkan dunia internasional, karena walaupun level Asia, event ini disiarkan di seluruh dunia, bahkan Asian Games sangat diminati di negara-negara Amerika Latin. Jika pembukaan kemarin tidak sukses, saya yakin orang-orang yang namanya saya sebut di atas akan nyinyir lebih parah. Begitulah memang tabiat mereka.

Kata mereka pemerintah tidak peduli Bencana Lombok? Siapa yang bilang? Presiden Jokowi bahkan beberapa hari yang lalu sudah hadir di Lombok bahkan tidur bersama pengungsi di tenda yang tak layak bagi seorang presiden. Itu jauh berbeda dari Prabowo (capres yang didukung para kelompok nyinyir di atas) yang berani datang ke sana pun tidak.

Tidak hanya itu, pemerintah memberikan bantuan Rp 50 juta kepada setiap keluarga untuk renovasi rumah. Pembangunan rumah akan didampingi Kementerian PUPR karena rumah yang akan dibangun adalah rumah dengan standarisasi tahan gempa.

Menteri Keungan Sri Mulyani pun menyampaikan, sudah menyediakan anggaran Rp 4 triliun (jauh lebih besar dari angka pembukaan Asian Games yang dinyiyiri oposisi) untuk menangani bencana Gempa Lombok.

Jadi, sekali lagi, membandingkan tindakan pemerintah dalam penyelenggaraan Asian Games 2018 dan Gempa Lombok adalah hal yang sesat. Pertama, karena memang tidak ada hubungannya. Kedua, tuduhan pemerintah tidak turun tangan dalam atasi gempa lombok adalah fitnah yang bahkan sudah melanggar hukum.

Saya sebagai warga Indonesia sebenarnya sangat malu memiliki KTP yang sama dengan mereka yang selalu nyinyir. Doaku selalu bersama saudara di Lombok, semoga Allah senantiasa menaikan drajat kalian. Amin

Rofiq Al Fikri

Koordinator Jaringan Masyarakat Muslim Melayu

Ikuti tulisan menarik Rofiq al Fikri lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler